Gencatan Senjata Hamas-Israel Diperpanjang Lagi Satu Hari, Bantuan Kemanusiaan Kembali Dikirimkan
Gencatan Senjata Hamas-Israel Diperpanjang Lagi Satu Hari, Bantuan Kemanusiaan Kembali Dikirimkan
Kesepakatan tambahan waktu gencatan senjata ini terjadi pada menit-menit terakhir sebelum waktu gencatan sebelumnya habis.
Gencatan Senjata Hamas-Israel Diperpanjang Lagi Satu Hari, Bantuan Kemanusiaan Kembali Dikirimkan
Gencatan senjata Israel dan Hamas diperpanjang untuk hari ketujuh atau 24 jam tambahan. Demikian menurut sumber dari kedua belah pihak beberapa menit sebelum waktu gencatan senjata sebelumnya berakhir.
Militer Israel kemarin mengumumkan jeda sementara pertempuran di Jalur Gaza akan diteruskan “mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera, dan tunduk pada ketentuan perjanjian.”
Hamas juga mengeluarkan pernyataan terpisah yang mengumumkan kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata sementara, yang awalnya dimulai pada Jumat. Perpanjangan ini akan berlaku setidaknya 24 jam ke depan.
Qatar, sebagai penengah antara kedua belah pihak, mengonfirmasi perjanjian tersebut diperpanjang dengan syarat-syarat yang sama seperti sebelumnya, di mana Hamas telah melepaskan 10 sandera Israel setiap hari sebagai pertukaran untuk 30 tahanan Palestina.
Hingga satu jam terakhir, prospek perpanjangan masih dipertanyakan setelah kedua belah pihak gagal menyepakati daftar baru tawanan Israel yang akan dibebaskan dari Gaza kemarin.
Hamas mengatakan Israel menolak usulan daftar yang mencakup tujuh tawanan yang masih hidup dan sisa tiga tawanan yang menurut kelompok itu tewas dalam serangan udara Israel sebelumnya.
Israel kemudian mengatakan Hamas telah menyerahkan daftar yang lebih baik, sehingga membuka jalan bagi perpanjangan. Perundingan antara kedua belah pihak menjadi semakin sengit karena sebagian besar perempuan dan anak-anak yang ditahan oleh Hamas telah dibebaskan.
Kelompok Palestina mengupayakan pembebasan tahanan dalam jumlah yang lebih besar sebagai imbalan atas pembebasan pria dan tentara Israel.
“Tinggal ada banyak sandera sipil yang tersisa,” kata Mohamed Elmasry, seorang pengamat di Institut Studi Pascasarjana Doha kepada Aljazeera.
“Semakin lama hal ini berlangsung, semakin sulit Hamas untuk menyandera warga sipil karena jumlah mereka yang sangat terbatas.”
Kemungkinan besar, Hamas akan menuntut konsekuensi yang lebih besar, seperti gencatan senjata permanen dan pembebasan semua tahanan Palestina, sebagai syarat untuk melepaskan tentara Israel.
“Israel akan menginginkan para sandera itu kembali. Pertanyaannya adalah, berapa harganya?” ujar Elmasry.
Berita tentang perpanjangan gencatan senjata pada Kamis ini memberi kabar lega di Gaza.
Tarek Abu Azzoum dari Aljazeera, menyatakan jeda dalam pertempuran berarti "lebih banyak bantuan kemanusiaan akan diizinkan masuk ke Jalur Gaza, termasuk air, makanan, obat-obatan dan bahkan bahan bakar."
"Setiap hari perpanjangan gencatan senjata akan memberikan kesempatan baru bagi warga Palestina untuk hidup dan memiliki lebih banyak pasokan untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan," katanya.
Serangan Israel ke Gaza menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina, paling banyak anak-anak dan perempuan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemarin menegaskan Israel pada akhirnya akan melanjutkan serangan di Gaza dalam upaya untuk menghancurkan Hamas.