Gencatan Senjata Gaza di Ujung Tanduk, ini Daftar Kecurangan Israel Melanggar Perjanjian dengan Hamas
Belum genap satu bulan, kesepakatan gencatan antara Israel dan pejuang Hamas justru berada di ujung tanduk.

Belum genap satu bulan, kesepakatan gencatan antara Israel dan pejuang Hamas justru berada di ujung tanduk. Dimulai sejak 19 Januari lalu, nyatanya banyak isi dari kesepakatan itu justru tak dipatuhi Israel.
Parahnya, Israel terus berusaha menggempur Gaza hingga menewaskan sejumlah penduduk meski dalam kondisi gencatan senjata. Parahnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump justru mengancam Hamas. Dia ikut memberi ancaman batalnya gencatan senjata jika para sandera Israel tak kunjung dibebaskan Hamas.
Padahal dari sisi Hamas sendiri, hal itu dilakukan sebagai buntut dari ketidakpatuhan Israel atas isi perjanjian. Lantas, apa saja daftar ‘kecurangan’ Israel yang membuat Hamas menunda melepaskan tahanan Israel selanjutnya? Berikut ulasannya.
Gencatan Gaza Bakal Berakhir?
Dalam keterangannya seperti yang dikutip dari Al Jazeera, Hamas melalui juru bicaranya Abu Obeida menuturkan, gencatan senjata yang telah dilanggar Israel membuat para pejuang Palestina itu menunda melepaskan sandera Israel selanjutnya.
“Pimpinan perlawanan memantau pelanggaran musuh dan ketidakpatuhan mereka terhadap ketentuan perjanjian … Sementara itu, perlawanan memenuhi semua kewajibannya,” kata Abu Obeida.
Namun, reaksi Hamas justru membuat Donald Trump hingga Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu naik darah. Trump diketahui memberi usulan ke Israel agar membatalkan kesepakatan gencatan senjata jika seluruh tahanan Israel tak juga dibebaskan.
Sebelumnya, Trump turut memberi tekanan pada Yordania dan Mesir untuk menerima warga Palestina dalam rencana agar Gaza selanjutnya dapat diambil alih Amerika.
Netanyahu bahkan diketahui ikut berang dengan mengancam bakal melanjutkan perang jika para tawanan tak kunjung dilepaskan maksimal pada hari Sabtu mendatang. Kini, para pejabat Israel pun dilaporkan tengah bersiap untuk menjalankan perang kembali di Gaza dalam skala penuh.
“Jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami paling lambat Sabtu siang (10:00 GMT), gencatan senjata akan berakhir, dan (tentara Israel) akan kembali melakukan pertempuran sengit hingga Hamas akhirnya dikalahkan,” kata Netanyahu dalam sebuah posting di X.
Nyatanya, pernyataan Hamas mengenai pelanggaran yang dilakukan Israel selama kesepakatan benar adanya. Beberapa kecurangan dilakukan mereka dalam waktu hampir satu bulan lamanya.
1. Tetap Bunuh Warga Gaza
Daftar pelanggaran pertama yang dilakukan Israel tak lain ialah soal pembunuhan yang masih terus terjadi di Gaza. Selama gencatan senjata ini, Israel membunuh lebih dari 100 warga Palestina di Gaza, menurut pemantau HAM pada Selasa (11/2).
Selain itu, sebanyak 901 warga Palestina terluka dalam serangan Israel di Gaza selama gencatan senjata atau sekitar 47 orang yang terluka per hari. Tak cukup sampai di situ, Israel juga menghambat masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Demikian dikutip dari The Cradle, Rabu (12/2).
Kementerian Kesehatan di Gaza juga menyampaikan, Israel masih saja membunuh warga di wilayah kantong tersebut selama gencatan senjata, seperti dikutip dari Al Jazeera. Mereka berdalih masih membunuh warga sipil lantaran mendapat informasi intelijen jika terdapat keberadaan anggota Hamas di kediaman warga. Meski demikian, Israel pernah menyebut jika hal itu merupakan kesalahan.
2. Truk Bantuan Masih Dipersulit
Israel bahkan masih berusaha mempersulit masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Hal ini menambah rentetan pelanggaran Israel yang dilakukan terhadap isi kesepakatan.
Saat gencatan senjata, mereka dilaporkan hanya mengizinkan setidaknya 8.500 truk makanan dan bantuan dasar ke Gaza.
Padahal menurut perjanjian gencatan senjata, Israel seharusnya mengizinkan 12.000 truk masuk ke wilayah Gaza. Hal ini membuat Hamas berpikir untuk mengambil opsi paling akhir untuk tetap memiliki kekuatan dengan cara menunda pembebasan tawanan agar Israel Kembali patuh terhadap isi kesepakatan.

3. Tenda Pengungsian Tak Sesuai
Tak hanya soal nyawa warga Gaza dan truk bantuan kemanusian, ada rentetan pelanggaran lain yang turut dilakukan Israel. Salah satunya soal tenda pengungsian yang dikabarkan bakal memasuki Gaza usai kesepakatan gencatan senjata berlangsung.
Dalam isi kesepakatannya, 200.000 tenda telah ditetapkan pada tahap pertama periode, namun sejauh ini hanya 10 persen yang diperbolehkan masuk ke Gaza – pada pertengahan tahap pertama – dan tidak ada satu pun dari 60.000 rumah mobil yang dijanjikan.
4. Korban Terluka Tak Diizinkan Keluar Gaza
Selanjutnya, Israel juga masih terus melakukan kekejaman kepada penduduk Gaza. Bagaimana tidak, mereka justru masih memperlakukan korban terluka dengan sewenang-wenang.
Seperti yang dikutip dari Al Jazeera, setidaknya 50 orang yang terluka seharusnya dapat diizinkan keluar dari Gaza setiap harinya dengan anggota keluarga yang mendampingi. Jika sesuai isi kesepakatan, korban terluka yang bisa mendapatkan perawatan di luar Gaza itu telah mencapai 1.000 orang.
Namun menurut data dari Kementerian Kesehatan, korban terluka yang mendapat akses keluar dari Gaza hanya berjumlah 120 pasien saja.

5. Tunda Kepulangan Warga ke Gaza hingga Blokir Alat Berat
Selain itu, Israel juga diketahui turut menunda untuk mengizinkan warga Palestina kembali ke kediaman mereka sendiri di bagian Gaza Utara. Padahal, hal yang satu ini merupakan bagian dari isi kesepakatan yang cukup krusial.
Di sisi lain seperti yang diungkap dalam Al Jazeera, alat-alat berat juga masih tak diizinkan memasuki Gaza. Padahal, alat-alat berat itu merupakan salah satu kebutuhan warga Gaza saat ini untuk menghilangkan puing-puing reruntuhan dan melanjutkan hidup kembali.
Namun nyatanya, Israel belum juga menepati janji mereka dalam kesepakatan. Namun, sebaliknya mereka justru menuntut agar para tawanan kembali dengan segera tanpa mengindahkan kesepakatan yang telah dibuat dari kedua belah pihak.
Akibat dari serangan Israel selama lebih dari 15 bulan, 48.219 lebih warga Palestina telah dipastikan tewas akibat serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023 dan 111.665 terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Kantor Media Pemerintah Gaza telah memperbarui jumlah korban tewas menjadi sedikitnya 61.709 karena banyak orang hilang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan Gaza kini diduga tewas.