Israel Langgar Perjanjian Gencatan Senjata, Bunuh Lebih dari 100 Warga Palestina di Gaza
Berikut poin-poin kesepakatan gencatan senjata yang dilanggar penjajah Israel.

Kendati gencatan senjata telah berlaku sejak 19 Januari, kekejaman pasukan penjajah Israel tetap berlanjut di Gaza, Palestina. Selama gencatan senjata ini, Israel membunuh lebih dari 100 warga Palestina di Gaza, menurut pemantau HAM pada Selasa (11/2).
Selain itu, sebanyak 901 warga Palestina terluka dalam serangan Israel di Gaza selama gencatan senjata atau sekitar 47 orang yang terluka per hari. Tak cukup sampai di situ, Israel juga menghambat masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Demikian dikutip dari The Cradle, Rabu (12/2).
Pelanggaran Israel atas perjanjian gencatan senjata ini kemudian memicu Hamas menunda pembebasan tawanan Israel pada tahap berikutnya yang dijadwalkan pada Sabtu (15/2).
Kementerian Kesehatan di Gaza juga menyampaikan, Israel masih membunuh warga di wilayah kantong tersebut selama gencatan senjata, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Terkait bantuan kemanusiaan, Israel hanya mengizinkan 8.500 truk makanan dan bantuan dasar ke Gaza, sedangkan menurut perjanjian gencatan senjata seharusnya 12.000 truk yang telah masuk ke Gaza.
Dalam hal tenda pengungsian, 200.000 tenda telah ditetapkan pada tahap pertama gencatan senjata, namun sejauh ini hanya 10 persen yang diperbolehkan masuk ke Gaza – pada pertengahan tahap pertama – dan tidak ada satu pun dari 60.000 rumah mobil yang dijanjikan.
Hamas Patuhi Kesepakatan

Selain itu, 50 orang yang sakit parah atau terluka seharusnya diizinkan keluar dari Gaza setiap hari dengan didampingi oleh anggota keluarga – jumlah tersebut seharusnya mencapai 1.000 orang sejauh ini tetapi Kementerian Kesehatan mengatakan hanya 120 pasien yang diizinkan keluar.
Israel juga menunda izin warga untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara, yang jelas merupakan bagian dari perjanjian tersebut.
Sementara itu, Hamas mengatakan pihaknya telah mematuhi semua kesepakatan gencatan senjata. Kelompok perlawanan Palestina ini juga mengatakan Israel menunda kembalinya pengungsi ke Gaza utara, membunuh warga Palestina, dan menghalangi masuknya kebutuhan dan peralatan untuk membersihkan puing-puing dan evakuasi mayat.
“Hamas sengaja membuat pengumuman ini lima hari penuh sebelum jadwal pembebasan para tahanan untuk memberikan mediator cukup waktu untuk menekan penjajah agar memenuhi kewajibannya dan untuk menjaga pintu tetap terbuka agar pertukaran dapat dilakukan tepat waktu jika penjajah mematuhi komitmennya,” jelas Hamas, seperti dikutip dari Al Jazeera.