VIDEO Momen Haru Jurnalis Palestina Lepas Helm dan Rompi Pelindung Saat Sambut Gencatan Senjata di Gaza
Warga Gaza bersuka cita menyambut kabar gencatan senjata antara Hamas-Israel ini.
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel baru saja diumumkan kemarin. Kabar itu membuat warga Palestina di Gaza bersuka cita. Setelah satu tahun lebih dibombardir, dibantai oleh Israel, kini warga Gaza berharap bisa bernapas lega karena perang akhirnya berhenti, meski masih berstatus gencatan senjata.
Jurnalis Aljazeera Anas Al-Sharif menyambut kabar gembira gencatan senjata itu dengan menyampaikan laporan di tengah kerumunan warga Gaza yang bersuka cita.
Dalam kesempatan itu Anas mengatakan dia akhirnya merasa lega bisa melepas helm dan rompi pelindungnya selama meliput perang.
"Dan sekarang saya akhirnya bisa melepas helm yang selama perang ini membuat saya lelah. Dan juga rompi yang telah menjadi bagian dari tubuh saya selama waktu yang lama," kata dia di tengah kerumanan warga yang girang sambil berteriak "Allahu Akbar".
Anas juga tak lupa menyampaikan rasa sedihnya dengan mengenang rekan-rekannya sesama jurnalis yang tewas dibunuh Israel selama perang kali ini.
"Dari tempat saya berdiri ini saya mengenang rekan sama Ismail Al-Ghoul. Harusnya dia juga berdiri di tempat ini mengumumkan kabar suka cita ini," ujar Anas, seperti dikutip dalam video yang menyebar di X.
"Kami merindukan rekan kami Rami Al Rifi, Samer Abu Daqah, Hamza Al Dahdouh, dan juga rekan tercinta kami yang selalu bersama saya dalam satu frame, Fadi Al Wahidi yang hingga kini masih lumpuh dan masih di Gaza," kata Anas.
Fase gencatan senjata awal selama enam pekan mencakup penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza tengah dan kembalinya warga Palestina yang terlantar ke Gaza utara.
Poin-poin kesepakatan gencatan senjata ini antara lain:
Israel harus mengizinkan masuk 600 truk bantuan kemanusiaan ke Gaza setiap hari selama gencatan senjata, 50 di antaranya membawa bahan bakar, dengan 300 truk dialokasikan untuk Gaza utara. Kesepakatan ini disponsori oleh Qatar.
Selain itu kesepakatan gencatan senjata ini juga mencakup pertukaran tahanan. Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel.
Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk semua perempuan (baik tentara maupun warga sipil), anak-anak, dan laki-laki berusia di atas 50 tahun.
Hamas akan terlebih dahulu membebaskan sandera perempuan dan anak-anak di bawah usia 19 tahun, diikuti oleh laki-laki di atas 50 tahun.Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara perempuan Israel yang dibebaskan oleh Hamas.Israel akan membebaskan semua perempuan dan anak-anak Palestina di bawah usia 19 tahun yang ditahan sejak 7 Oktober 2023 pada akhir fase pertama.
Jumlah total tahanan Palestina yang dibebaskan akan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan, yang dapat berkisar antara 990 hingga 1.650 tahanan Palestina, termasuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak.