FOTO: Gencatan Senjata 4 Hari, Warga Gaza yang Mengungsi Ramai-Ramai Kembali ke Rumah
Mereka akhirnya pulang setelah berminggu-minggu berada di kamp pengungsian karena serangan brutal Israel.
Mereka akhirnya pulang setelah berminggu-minggu berada di kamp pengungsian karena serangan brutal Israel.
FOTO: Gencatan Senjata 4 Hari, Warga Gaza yang Mengungsi Ramai-Ramai Kembali ke Rumah
Warga Palestina berbondong-bondong kembali ke rumah di timur Khan Younis, Gaza selatan, pada Jumat (24/11/2023). Mereka akhirnya pulang setelah berminggu-minggu berada di kamp pengungsian karena serangan brutal Israel.
Kepulangan warga Palestina ini terjadi pada jam-jam pertama gencatan senjata empat hari yang disepakati Israel dan Hamas.
Sejumlah warga Palestina tampak ramai-ramai kembali ke rumah dengan berjalan kaki. Namun, ada juga warga yang menaiki mobil, menunggangi kuda, hingga mengendarai kereta yang ditarik keledai.
Mereka terlihat membawa banyak barang.
Gencatan Senjata dengan Pertukaran Tawanan Dimulai
Setelah negosiasi beberapa pekan dan perubahan pada menit-menit terakhir, Israel-Hamas akhirnya mencapai kesepakatan pertukaran tawanan gelombang pertama yang akan dilakukan hari ini.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza akan dimulai pada Jumat pukul 7 pagi waktu setempat, dengan gelombang pertama sandera akan dibebaskan pada pukul 4 sore, demikian keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari kemarin.
Sumber: Middle East Eye
Dalam konferensi pers di Doha, Majed al-Ansari menjelaskan rincian perjanjian yang tercapai melalui mediasi Qatar itu.
“Para sandera yang berasal dari keluarga yang sama akan ditempatkan dalam satu kelompok,” ujar Ansari.
Dalam jangka waktu empat hari, Hamas diperkirakan akan membebaskan 50 warga Israel. Sebagai imbalannya, sebanyak 150 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan.
Ditanya tentang warga non-Israel yang ditahan oleh Hamas, Ansari mengatakan kriteria siapa yang akan dibebaskan adalah “murni kemanusiaan”, dengan fokus untuk mengeluarkan perempuan dan anak-anak terlebih dahulu.
Ansari juga menekankan bantuan kemanusiaan adalah “bagian integral” dari kesepakatan tersebut. Ia menambahkan bahwa harapannya, bantuan bisa masuk sesegera mungkin dari penyeberangan Rafah”.