Warga Palestina Ungkap Perlakuan Buruk Israel Selama Dipenjara, Dipukul dengan Senjata dan Tak Ada Makanan & Minuman yang Layak
Sejumlah tahanan yang telah dibebaskan mengungkap perlakuan buruk aparat Israel selama mereka di dalam penjara.
Israel membebaskan 39 warga Palestina yang sebagian besar ditangkap saat masih anak-anak, sebagai salah satu kesepakatan gencatan senjata.
Warga Palestina Ungkap Perlakuan Buruk Israel Selama Dipenjara, Dipukul dengan Senjata dan Tak Ada Makanan & Minuman yang Layak
Pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel dimulai pada Jumat (24/11), sebagai salah satu poin perjanjian gencatan senjata. Pada Jumat, 39 tawanan Palestina dibebaskan Israel dan sejumlah lainnya dibebaskan pada Sabtu.
Kembalinya para tahanan yang ditangkap tanpa diadili ini dirayakan warga Tepi Barat, Palestina, wilayah yang diduduki Israel. Kembang api dan massa memenuhi jalan-jalan di kota itu.
Para tahanan yang dibebaskan, sebagian besar anak-anak, melambaikan bendera Palestina dan Hamas.
Foto: Zain Jaafar/AFP
"Saya menunggu hari saya akan dibebaskan dari penjara sehingga saya bisa memeluk ibu saya seperti itu," kata Rawan Abu Matar, yang dipenjara selama delapan tahun oleh Israel, dikutip dari AFP, Minggu (26/11).
Dilansir The Cradle, warga Palestina dipulangkan menggunakan bus berwarna putih, dikawal kendaraan lapis baja, dari kamp militer Ofer.
Total 50 warga Israel dan 150 warga Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian perjanjian gencatan senjata.
"Saya bahagia, tapi kebebasan saya datang dibayar darah para syuhada," kata Marah Bakir (24), mengacu pada 15.000 warga Gaza yang dibunuh Israel dalam agresinya sejak 7 Oktober.
Bebas dari "penjara empat dinding" sangat "luar biasa", kata Marah Bakir, yang dipenjara Israel selama delapan tahun.
"Saya menghabiskan akhir masa kanak-kanak dan remaja saya di penjara, jauh dari orang tua dan pelukan mereka," ujarnya kepada AFP setelah tiba di rumah orang tuanaya di Beit Hanina, Yerusalem Timur yang diduduki.
"Begitulah adanya dengan negara yang menindas kami."
Hanan Al-Barghouti (58) yang dibebaskan setelah dua bulan ditahan Israel, memuji sayap bersenjata Hamas, para pemimpin Hamas, dan warga Gaza,
"Semoga Allah merahmati mereka. Jika bukan karena warga Gaza, kami tidak akan bebas," ujarnya.
"Kami ada di dalam penjara, penuh kepahitan. Mereka (Israel) sadis. Mereka mencerca dan menghina kami, tapi kebanggaan kami tinggi, dan harga diri kami terangkat, berkat perlawanan."
Sekitar 8.300 warga Palestina masih dipenjara Israel.
Foto: Ammar Awad/Reuters
"Mereka (Israel) ingin membalas dendam pada kami," ujanrya kepada TRT World.
"Walaupun perempuan, mereka menunjukkan pada kami tidak ada belas kasih. Mereka dengan ganas memukul kami dengan senjata, bahkan di tempat-tempat di mana ada laki-laki. Mereka tidak memberi kami makanan dan bahkan tidak ada air minum. Mereka bilang kami minum air keran saja," tuturnya.
Malak mengatakan, situasi di dalam penjara sangat sulit. Aparat Israel bahkan tidak mengizinkan mereka saling berbagi makanan dengan tahanan lainnya. Mereka pun harus membagi makanan dengan sembunyi-sembunyi.
"Mereka melampiaskan frustrasi politik mereka pada kami, para tahanan di dalam penjara," ujarnya.
"Penjara yang saya tempati tidak layak untuk perempuan, laki-laki, dan bahkan hewan."
Situasi terburuk yang mereka hadapi berlangsung dalam 48 hari terakhir.
"Seberapa besar saya berusaha menjelaskan (situasi yang dialami) kepada Anda, saya tidak bisa mengungkapkan apa yang saya alami."