Hoax, Donald Trump bebaskan visa bagi pemegang paspor Asia
Hoax, Donald Trump bebaskan visa bagi pemegang paspor Asia. Usai penangguhan perintah eksekutif yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, warga dari tujuh negara muslim yang dilarang masuk ke AS berbondong-bondong kembali ke Negeri Paman Sam tersebut.
Usai penangguhan perintah eksekutif yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, warga dari tujuh negara muslim yang dilarang masuk ke AS berbondong-bondong kembali ke Negeri Paman Sam tersebut.
Di tengah ramainya para imigran kembali ke AS, muncul berita bahwa Trump mengeluarkan kebijakan bagi seluruh warga Asia untuk bebas masuk ke negaranya tanpa visa. Hal ini tentunya menjadi perbincangan ramai di tengah masyarakat.
Namun, merdeka.com, Kamis (9/2) ingin mengklarifikasi isu tersebut tidak benar. Dari penelusuran di situs Kedutaan Besar AS di Indonesia, tidak ada pemberitahuan yang mengatakan masyarakat Indonesia, yang notabene dari Benua Asia, boleh masuk langsung ke wilayah AS tanpa visa.
Malah, situs tersebut menawarkan pengajuan visa imigran dan non-imigran. Tidak ada penyebutan bahwa ada kebijakan membebaskan visa untuk warga Asia.
"Tujuan perjalanan Anda dimaksudkan dan fakta lain akan menentukan jenis visa diperlukan di bawah hukum imigrasi AS. Sebagai pemohon visa, Anda akan perlu untuk membuktikan bahwa Anda memenuhi semua persyaratan untuk menerima kategori visa yang Anda lamar," demikian dikutip dari situs id.usembassy.gov.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr, usai ditemui di Kementerian Agama beberapa waktu lalu. Donovan menyebutkan setelah adanya penangguhan perintah eksekutif, proses visa untuk pengungsi akan diproses kembali.
"Terkait perkembangan terakhir executive order kami, sekarang sedang di sistem pengadilan, tapi proses visa untuk pengungsi akan dilanjutkan lagi, dan juga kami akan melanjutkan proses para pengunjung bagi negara-negara terkait itu, untuk bisa masuk ke AS selama mereka memiliki visa AS yang masih resmi," tuturnya.
Hal senada juga disebutkan dalam situs Kementerian Luar Negeri AS. Tidak ada sama sekali pemberitahuan bebas visa bagi warga Asia, malahan, ada perintah pengajuan visa untuk pelancong dan bisnis.
Sebelumnya beredar luas di sosial media, Donald Trump mengeluarkan kebijakan bebas visa bagi warga Asia. Kebijakan ini, disebut dikeluarkan usai penangguhan perintah eksekutif bagi para pengungsi dan warga pemegang visa tujuh negara yang dilarang, seperti Iran, Irak, Suriah, Sudan, Libya, Somalia dan Yaman.
Dalam kebijakan itu disebutkan kalau para pemegang paspor Asia boleh masuk ke AS tanpa visa dan tinggal selama 180 hari. Namun, lewat dari batas waktu yang ditentukan, para pemegang paspor Asia yang masih di AS wajib membuat visa perjalanan atau bekerja.
Baca juga:
Kebijakan ke AS tanpa visa bagi paspor Asia ternyata hoax
'Bebas visa perlu pengawasan ekstra ketat'
Kala bebas visa menanti evaluasi
Kebijakan bebas visa buat PNBP turun hingga Rp 1 triliun
WN China dagang perhiasan imitasi di Palopo akhirnya dideportasi
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Kenapa Benua Amerika dijuluki 'Benua Merah'? Julukan "Benua Merah" berasal dari praktik suku Beothuk di Newfoundland, Kanada. Mereka menggunakan tanah liat merah untuk melumuri tubuh mereka sebagai bagian dari ritual budaya.