Idul Adha jadi ajang silaturahmi antar WNI di Korsel
"Saya sengaja datang jauh-jauh dari Daejon, sekitar 120 KM dari Kota Seoul, untuk menunaikan ibadah Sholat Ied. Ini ajang silaturahmi yang sangat baik yang dibuat oleh KBRI Seoul dan warga Indonesia. Bisa makan opor ayam, lontong dan sambal goreng kentang. Menu wajib Indonesia”, ujar Sohib yang juga Koordinator UT Kore
Sebanyak 400 WNI di Korea Selatan merayakan hari raya Idul Adha dengan khusyuk. Ibadah ini dilaksanakan di lantai 2, KBRI Seoul pada Selasa (21/8).
Bertindak selaku imam dan khatib adalah Muhammad Rusdi Syamsudin, warga Indonesia yang sekaligus pengurus Ikatan Keluarga Muslim Indonesia (IKMI) di Seoul.
-
Apa yang dilakukan saat Idul Adha? Idul Adha termasuk salah satu hari raya besar yang diperingati oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia. Ini disebut juga dengan hari raya haji atau hari raya kurban. Sebab, Idul Adha bertepatan dengan momentum ibadah haji dan ritual penyembelihan kurban yang dilakukan umat Muslim.
-
Apa yang dimaksud dengan sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat Idul Adha adalah proses menentukan atau menetapkan awal bulan Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
-
Kapan Idul Adha dirayakan? Idul Adha yang dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban adalah salah satu hari besar dalam kalender Islam yang dirayakan dengan penuh makna oleh umat Muslim di seluruh dunia.
-
Idul Adha itu apa? Idul Adha juga dikenal dengan sebutan Hari Raya Kurban, di mana umat muslim melaksanakan ibadah penyembelihan hewan di setiap perayaan ini.
-
Kapan sholat Idul Adha dilaksanakan? Sholat Idul Adha merupakan salah satu momen penting dalam kalender umat Islam yang dirayakan setiap 10 Dzulhijjah.
-
Kapan sidang isbat Idul Adha dilaksanakan? Sidang isbat dilakukan dengan merujuk pada hasil rukyatul hilal, di mana pelaksanaannya berada pada titik di seluruh Indonesia.
Khatib dalam khotbahnya antara lain menyampaikan, Hari Raya Islam ini merupakan ajang bersabar dan saling membantu sesama.
"Ibadah Qurban mengajarkan kepada kita untuk terus bersabar dalam melaksanakan perintah Allah termasuk dalam membantu saudara-saudara kita yg sedang tertimpa musibah”, ucap Rusdi.
Wakil Kepala Perwakilan RI- Seoul Siti Sofia Sudarma dalam sambutannya mengimbau agar momentum Idul Adha ini dijadikan sebagai ajang silaturahmi dan saling membantu sesama WNI termasuk warga di Lombok yang terkena bencana.
"Hari Raya Idul Adha kali ini, selain kita saling berbagi dan saling memaafkan, marilah kita membantu saudara-saudara kita di Lombok yang terkena bencana alam dalam beberapa minggu terakhir. Bantuan apapun termasuk barang layak pakai akan sangat bermanfaat bagi korban bencana di Nusa Tenggara Barat," kata Siti Sofia dalam sambutannya.
Usai Kotbah dan Salat Ied, para jemaah bersilaturahmi di Wisma Duta Besar yang berada di dalam Komplek KBRI Seoul, sambil menikmati makanan dan minuman khas lebaran di Indonesia.
Rohib, salah satu mahasiswa Pascasarjana di universitas Daejon menyampaikan acara seperti ini sangat baik untuk menjalin silaturahmi antar sesama WNI di Korea.
"Saya sengaja datang jauh-jauh dari Daejon, sekitar 120 KM dari Kota Seoul, untuk menunaikan ibadah Sholat Ied. Ini ajang silaturahmi yang sangat baik yang dibuat oleh KBRI Seoul dan warga Indonesia. Bisa makan opor ayam, lontong dan sambal goreng kentang. Menu wajib Indonesia”, ujar Sohib yang juga Koordinator UT Korea.
"Masakannya enak dan banyak WNI datang. Jadi saya bisa sekalian ngobrol-ngobrol dan kenalan sama teman-teman mahasiswa," kata salah satu Pekerja Migran Indonesia (PMI), Dimas, asal Blitar yang sengaja libur kerja untuk mengikuti Shalat Ied.
Selain di KBRI Seoul, masjid-masjid yang dikelola WNI juga melaksanakan shalat Idul adha.
Kesempatan tersebut dimanfaatkan pula oleh WNI untuk membuka sumbangan kemanusiaan untuk masyarakat Lombok yang saat ini terkena bencana alam.
Korea Selatan dikenal sebagai negara yang sangat terbuka terhadap agama lain termasuk Islam. Dari sekitar 51 juta penduduk Korsel, penganut Agama Islam hanya berjumlah 35 ribu orang saja. Separuh dari penduduk memilih untuk tidak menganut agama apapun. 19,7 persen menganut agama Kristen, 15,5 persen beragama Budha dan 7,9 persen beragama Katolik.
(mdk/frh)