India Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Sputnik V Buatan Rusia
India secara resmi menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V. India adalah negara ke-60 yang menyetujui penggunaan vaksin ini dan menjadi salah satu dari tiga vaksin yang terdaftar di India.
India secara resmi menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V. India adalah negara ke-60 yang menyetujui penggunaan vaksin ini dan menjadi salah satu dari tiga vaksin yang terdaftar di India.
Hal ini diumumkan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF). Dalam pernyataannya, RDIF menyampaikan Badan Pengendalian Obat India (DCGI) telah menyetujui penggunaan vaksin Sputnik V Rusia untuk melawan virus corona di negara tersebut.
-
Apa tujuan utama misi Venus yang dilakukan India? "Misi ini bertujuan untuk mempelajari atmosfer, geologi, dan evolusi Venus guna menjelaskan perbedaan lingkungan yang signifikan antara Venus dan Bumi."
-
Apa itu lampu gantung Sputnik? Lampu gantung Sputnik adalah desain lampu yang terkenal dengan gaya mid-century modern. Nama "Sputnik" berasal dari satelit Soviet yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1957. Desain lampu ini biasanya menampilkan banyak cabang atau "lengan" yang memancarkan cahaya, mirip dengan penampilan satelit tersebut.
-
Kapan India berencana meluncurkan misi Venus? Namun rencana tersebut baru terlaksana pada Maret 2028.
-
Kapan satelit Sputnik 1 diluncurkan? Fakta Bumi itu bulat telah dikemukakan oleh para ilmuwan sejak puluhan tahun yang lalu. Hal ini telah dikonfirmasi setelah Uni Soviet meluncurkan satelit Sputnik 1 pada tahun 1957 silam.
-
Siapa pemimpin dari misi Venus yang dilakukan India? “Visi dan peta jalan ambisius India di bidang antariksa kini mendapatkan dorongan besar,” ujar Ketua ISRO, S. Somanath dikutip dari Space, Senin (23/9).
-
Apa yang membuat para ahli antariksa NASA terkesan dengan instrumen luar angkasa India? “Mereka (ahli antariksa Amerika Serikat) juga mengatakan satu hal, ‘lihat instrumen ilmiahnya, harganya sangat murah. Sangat mudah untuk dibangun dan canggih. Bagaimana Anda membangunnya? Mengapa Anda tidak menjual ini ke Amerika?’ mereka bertanya,”
Dalam keterangan yang diterima Merdeka.com, vaksin Sputnik V telah terdaftar di India di bawah prosedur otorisasi penggunaan darurat berdasarkan hasil uji klinis di Rusia serta data positif uji klinis lokal Fase III tambahan di India. Pelaksanaan uji klinis Fase III dilaksanakan bekerja sama dengan Laboratorium Dr Reddy.
India merupakan pusat produksi vaksin Sputnik V. RDIF telah membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi terkemuka di negara tersebut (Gland Pharma, Hetero Biopharma, Panacea Biotec, Stelis Biopharma, Virchow Biotech) untuk memproduksi lebih dari 850 juta dosis per tahun.
Sputnik V menempati urutan kedua di antara vaksin-vaksin Covid-19 secara global dalam hal jumlah persetujuan yang dikeluarkan oleh regulator pemerintah.
Sputnik V juga telah disetujui di Rusia, Belarus, Argentina, Bolivia, Serbia, Aljazair, Palestina, Venezuela, Paraguay, Turkmenistan, Hongaria, UEA, Iran, Republik Guinea, Tunisia, Armenia, Meksiko, Nikaragua, Republika Srpska (entitas dari Bosnia dan Herzegovina), Lebanon, Myanmar, Pakistan, Mongolia, Bahrain, Montenegro, Saint Vincent dan Grenadines, Kazakhstan, Uzbekistan, Gabon, San-Marino, Ghana, Suriah, Kyrgyzstan, Guyana, Mesir, Honduras, Guatemala, Moldova, Slovakia , Angola, Republik Kongo, Djibouti, Sri Lanka, Laos, Irak, Makedonia Utara, Kenya, Maroko, Yordania, Namibia, Azerbaijan, Filipina, Kamerun, Seychelles, Mauritius, Vietnam, Antigua dan Barbuda, Mali dan Panama.
“Kami menghargai keputusan badan pengatur India dalam memberikan otorisasi untuk Sputnik V. Persetujuan penggunaan vaksin merupakan tonggak penting karena Rusia dan India telah mengembangkan kerja sama yang luas dalam uji klinis Sputnik V di India dan produksi lokalnya,” jelas CEO RDIF, Kirill Dmitriev.
Dmitriev mengatakan, vaksin Rusia memiliki tingkat kemanjuran 91,6 persen dan memberikan perlindungan penuh terhadap kasus Covid-19 yang parah seperti yang ditunjukkan oleh data yang dipublikasikan di salah satu jurnal medis terkemuka The Lancet.
“India adalah pusat pembuatan vaksin dan mitra strategis kami untuk produksi Sputnik V. RDIF telah menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan farmasi terkemuka India untuk memproduksi Sputnik V, yang akan menyediakan vaksinasi bagi penduduk di India dan distribusi global untuk vaksin Rusia ini. Lebih dari 850 juta dosis Sputnik V akan diproduksi di India setiap tahun, cukup untuk memvaksinasi lebih dari 425 juta orang di seluruh dunia,” paparnya.
Vaksin Sputnik V didasarkan pada platform vektor adenoviral manusia yang telah terbukti dan dipelajari dengan baik, yang menyebabkan flu biasa dan telah ada selama ribuan tahun.
Sputnik V menggunakan dua vektor berbeda untuk dua kali suntikan dalam proses vaksinasi, memberikan kekebalan dengan durasi yang lebih lama daripada vaksin yang menggunakan mekanisme pengiriman yang sama untuk kedua suntikan.
Keamanan, kemanjuran dan kurangnya efek negatif jangka panjang dari vaksin adenoviral telah dibuktikan oleh lebih dari 250 studi klinis selama dua dekade.
Pengembang vaksin Sputnik V bekerja sama dengan AstraZeneca dalam uji klinis bersama untuk meningkatkan efikasi vaksin AstraZeneca.
Tidak ada alergi hebat yang diakibatkan oleh Sputnik V. Suhu penyimpanan Sputnik V pada +2+8 C berarti dapat disimpan di lemari es konvensional tanpa perlu berinvestasi dalam infrastruktur rantai dingin tambahan.
Harga Sputnik V kurang dari USD 10 per suntikan atau di bawah Rp 140 ribu, sehingga terjangkau di seluruh dunia.
(mdk/pan)