Indonesia kutuk terorisme pada Tabloid penghina Nabi Muhammad
WNI tak jadi korban, tapi diminta hati-hati di tempat umum lantaran sentimen anti-muslim meningkat.
Pemerintah Indonesia mengutuk serangan tiga orang bersenjata terhadap kantor Tabloid Charlie Hebdo di Paris, Prancis, kemarin. Serbuan itu mengakibatkan tewasnya 12 orang.
Kementerian Luar Negeri, dalam keterangan tertulis diterima merdeka.com, Kamis (8/1), mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada pemerintah dan rakyat Prancis, khususnya terhadap keluarga para korban.
"Tindak kekerasan dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan. Pemerintah Indonesia mendukung upaya Pemerintah Perancis menangkap dan mengadili para pelaku," tulis Kemenlu.
Charlie Hebdo merupakan tabloid satir yang kerap mengomentari isu-isu politik dan agama dalam kemasan humor. Redaksi tabloid yang berdiri sejak 1969 itu terkenal kerap menghina simbol agama, baik itu Islam, Kristen, maupun Yahudi. Salah satu ancaman paling serius terjadi pada 2011, akibat tabloid itu mengangkat kartun satir Nabi Muhammad SAW yang berkata "Kalian dicambuk 100 kali kalau tidak ketawa dengan edisi ini."
Kemlu telah berkoordinasi dengan Kedutaaan Besar Republik Indonesia di Paris. Tidak ada korban warga negara Indonesia dalam tragedi tersebut. Tapi ada kemungkinan sentimen anti muslim akan cukup meningkat di Negeri Anggur. Alhasil, WNI muslim diharap berhati-hati.
"Pemerintah Indonesia menghimbau kepada segenap warga negara Indonesia yang berada di Perancis untuk dapat menghindari tempat-tempat keramaian, dan menghubungi perwakilan Indonesia (KBRI Paris dan KJRI Marseille) yang berada di wilayah masing-masing sekiranya membutuhkan bantuan," tulis Kemlu.