Ini alasan mengapa angkatan muda Saudi enggan mendukung kemerdekaan Palestina
Ini alasan mengapa angkatan muda Saudi enggan mendukung kemerdekaan Palestina. MBS jelas sangat mendukung keberadaan Israel dan dilaporkan pernah mengatakan Palestina seharusnya tutup mulut atau berdamai dengan Israel.
Perbedaan sikap antara Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) dalam isu Palestina belakangan kian terpampang jelas.
MBS jelas sangat mendukung keberadaan Israel dan dilaporkan pernah mengatakan Palestina seharusnya tutup mulut atau berdamai dengan Israel.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Bagaimana pemerintah Arab Saudi menghadapi pemberontakan di Masjidil Haram? Pemerintah Arab Saudi, yang dipimpin oleh Raja Khalid bin Abdulaziz Al Saud, merespons dengan memobilisasi pasukan keamanan untuk mengatasi pemberontakan.
-
Apa yang dirindukan Palestina dalam puisi ini? Negeri ini merindukan kedamaian yang tak tergoyahkan.
-
Kapan Raja Faisal menentang pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara? Hal ini sudah dimulai saat Faisal menjadi Menteri Luar Negeri Arab Saudi.Faisal dan delegasi Arab Saudi menolak pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara.
Raja Salman sebaliknya kembali menegaskan pendiriannya untuk tetap mendukung Palestina untuk menjadi negara yang merdeka sepenuhnya. Dia bahkan menyatakan rencana damai yang dibuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump harus mengikutsertakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Dilansir dari laman Haaretz, Senin (6/8), pengamat dari Universitas Tel Aviv Haisam Hassanein memandang negara Teluk, khususnya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, kini tengah mengalami perubahan sosial politik yang memperlihatkan ada perbedaan sikap generasi tua dan muda, salah satunya dalam isu Palestina.
Angkatan tua Saudi yang tumbuh di era 1950-an dan 1960-an di era berkibarnya nasionalisme Arab memandang Palestina sebagai isu yang menggerakkan segala peristiwa di Timur Tengah.
Saudi tidak pernah benar-benar menyerukan nasionalisme Arab, mereka memakai isu Palestina untuk mengkritik lemahnya solidaritas Arab.
Di sisi lain, angkatan muda yang diwakili oleh MBS dan Muhamad bin Sayed (MBZ), putra mahkota UEA di Abu Dhabi memperlihatkan sikap yang bertolak belakang dengan angkatan tua. Mereka lebih mengutamakan politik saat ini ketimbang nostalgia politik.
putra mahkota arab saudi mohammed bin salman ©2017 REUTERS/Faisal Al Nasser
Kaum muda Saudi melihat orang Palestina sendiri secara umum tidak tertarik untuk menjadi pendukung Saudi atau UEA. Apalagi ada kubu Iran yang mendukung perjuangan Palestina melawan Israel dan menjadi seteru Saudi di Timur Tengah.
Angkatan muda di negara Teluk melihat sendiri bagaimana orang Palestina menentang mereka di media sosial, termasuk membakar foto MBS dalam unjuk rasa di Gaza. Sewaktu gelaran Piala Dunia, banyak orang Palestina mendukung Iran ketika berhadapan dengan tim negara Barat dan sebaliknya mereka mendukung Barat ketika melawan tim Saudi.
MBS dan MBZ meyakini negara Palestina merdeka artinya sama saja dengan menyerahkan pengaruh di Timteng ke tangan Iran.
MBS dan MBZ tentunya tidak sebodoh itu untuk mendanai dan mendukung negara Palestina merdeka yang nantinya akan menjadi anak buah Iran.
Namun sebagian kalangan di Barat masih memandang Negara Teluk seharusnya memberi bantuan dana untuk terbentuknya negara Palestina merdeka seperti yang tertuang dalam rencana damai yang dibuat Trump. Tentunya hal ini tidak akan terjadi. Saudi dan UEA tidak akan membiarkan Palestina menjadi alat yang akan menguntungkan Iran.
Baca juga:
Pemerintah baru Kolombia akan tinjau ulang pengakuan atas Palestina
Ibu hamil dan bayi jadi korban serangan Israel ke perbatasan Gaza
Mencekam, Israel bombardir Kota Gaza dengan puluhan roket
Targetkan Hamas, jet Israel lakukan lebih dari 140 serangan di jalur Gaza
Berjuang bebaskan Palestiana dari pendudukan Israel, Tamimi ingin jadi pengacara
Fakta tentang Ahed Tamimi, aktivis Palestina yang pernah tampar tentara Israel
Usai dibebaskan, Ahed Tamimi akan terima penghargaan dari cucu Nelson Mandela