Ini kisah-kisah perjuangan anak sekolah paling haru sedunia
Ada beberapa kisah tak kalah mengharukan dari foto bocah tunawisma belajar di bawah lampu McDonald
Pendidikan sampai sekarang diakui sebagai faktor menentukan keberhasilan manusia untuk masa depan. Sayang, banyak sekali orang yang tidak bisa mengenyam bangku sekolah karena faktor biaya dan banyak alasan lainnya.
UNESCO memperkirakan ada 61 juta anak-anak di seluruh dunia tidak bisa mendapat pendidikan yang layak tahun lalu. Kondisi terburuk dialami anak-anak di kawasan sub-sahara Afrika.
-
Bagaimana Amerika Serikat berusaha mencampuri urusan dalam negeri China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring. "Ada hampir 200 juta penganut agama di China. Pemerintah China melindungi kebebasan beragama warga negara sesuai dengan hukum. Orang-orang dari semua kelompok etnis di China berhak sepenuhnya atas kebebasan beragama sebagaimana ditentukan oleh hukum," jelasnya.
-
Siapa yang mengecam langkah Amerika Serikat dalam melarang penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras China dalam kendaraan otonom? Di sisi lain, pemerintah Tiongkok mengecam langkah ini dan menyatakan bahwa AS telah memperluas definisi keamanan nasional secara tidak adil.
-
Mengapa Amerika Serikat disebut sebagai negara serikat? Struktur pemerintahan AS adalah contoh federasi yang baik. Konstitusi AS menetapkan sistem federalisme di mana kekuasaan dibagi antara pemerintah pusat di Washington, DC, dan pemerintah dari 50 negara bagian.
-
Apa yang membuat Thailand unggul di tingkat ASEAN? Di tingkat ASEAN, Thailand sangat unggul dan memiliki mental yang tangguh, yang bisa menjadi faktor penentu.
-
Kapan Amerika Serikat mempublikasikan laporan mengenai kebebasan beragama internasional yang ditujukan kepada China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.
-
Apa yang China lakukan untuk melawan pembatasan teknologi dari Amerika? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
Karena itu, sangat mengejutkan ketika banyak orang menolak menyerah pada keadaan. Walau miskin, mereka terus berusaha agar bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin.
Tak heran, pengguna Facebook seluruh dunia pekan lalu terharu melihat foto Daniel Cabrera di Filipina yang belajar menggunakan cahaya lampu logo McDonald. Cerita itu sedemikian mengharukan, membuat orang-orang tergerak membantu anak kelas 3 SD itu.
Selain kisah haru Daniel, merdeka.com merangkum beberapa cerita lain perjuangan siswa miskin maupun orang yang membantu para pelajar tak mampu buat mengubah nasib.
Selamat membaca!
Gelandangan AS ganti sekolah 12 kali, bisa kuliah di Harvard
Kisah Khadijah Williams pernah mengharukan warga Amerika Serikat dua tahun lalu. Saat itu acara bincang-bincang televisi Oprah Winfrey Shows meliput kisah hidup perempuan yang bekerja sebagai manajer perusahaan teknologi pendidikan tersebut.
Siapa sangka, Khadijah yang sekarang punya jabatan mentereng adalah bekas tunawisma. Selama 12 tahun, dia selalu pindah sekolah yang bersedia memberikan beasiswa. Orang tuanya membuang Khadijah ke penampungan umum 27 tahun lalu, seperti dilansir flare.com.
Pada 2009, Khadijah Williams bertemu dengan presenter terkenal Oprah Winfrey. Di acara Oprah, Khadijah mengemukakan mimpinya, setelah memperoleh beasiswa. Berkat dana dari Oprah itu, Khadijah berhasil diterima Harvard University, kampus terbaik sedunia. Empat tahun kemudian, ia lulus dengan gelar di bidang sosiologi dan bahkan diliput oleh Oprah saat memberikan pidato kelulusan pada 2013.
Meski pernah tumbuh sebagai tunawisma dan tinggal di tempat penampungan, Khadijah selalu meyakini pentingnya pendidikan bagi manusia.
Cerita anak Thailand belajar jualan bantu sang ibu
Sebuah Iklan motivasi Thailand yang sangat menyentuh hati telah menginspirasi jutaan pasang mata yang menontonnya. Ceritanya seorang wanita kecil berumur tujuh tahun di didik oleh seorang Ibu perkasa yang mengajarkan sang anak untuk tidak menyerah pada hidup walau tanpa ayah sebagai tulang punggung mereka. Dalam video berdurasi tiga menit ini, digambarkan ibu-anak itu sangat miskin,
Sang ibu hanyalah pedagang buah keliling. Lalu, diperlihatkan sang anak sangat ingin membeli es krim, layaknya teman sebayanya. Apa daya, uang mereka tidak mencukupi walau hanya untuk membeli es krim.
Sang ibu yang melihat hal tersebut sangat iba, lalu membuat potongan nanas berbentuk es setiap malam demi memenuhi hasrat sang anak.
Tidak cukup sampai situ, sang ibu mencoba memotivasi sang anak untuk menapatkan uang dengan berjualan es nanas tersebut, karena ia tahu teman-teman sebayanya sangat menyukai eskrim.
Usaha sang anak dalam berjualan nanas dingin tidaklah mudah. Sang anak bertanya kepada sang ibu, "Mengapa es-nya tidak laku?"
Sang ibu memberinya saran untuk mempelajari lingkungan pasar setempat, seperti mengamati pedagang cabai, pedagang, daging, dan lainnya. Dengan sendirinya sang anak pun mengerti bahwa berjualan harus dengan tulisan dan gambar guna menarik pelanggan.
Akhirnya sang wanita kecil itu pun tumbuh meraih keberhasilannya menjual es nanas yang sangat digemari teman sebayanya. Sang ibu sangat bangga karena dapat mendidik anaknya untuk tidak menyerah pada kemiskinan.
Cerita sang anak dan sang ibu berdasarkan kisah nyata. Sang anak, Achara Poonsawat, kini telah menyelesaikan sekolahnya hingga bangku sarjana berkat beasiswa penuh perusahaan asuransi.
Â
Nenek 66 tahun gendong cucu difabel sekolah setiap hari
Di kota Yibin, Provinsi Szechuan, China, seorang nenek berusia 66 tahun berjalan sejauh empat kilometer - 2 km sekali jalan - setiap harinya untuk mengantar cucunya yang cacat ke sekolah. Tanpa lelah, dia menggendong cucunya sembari menyusuri jalan setapak di sekitar pegunungan. Dan, mereka tidak pernah terlambat ke sekolah!
Fang Qiu Mei, yang kini berusia 14 tahun itu, lahir dengan kondisi kaki yang tidak normal, yang membuatnya merasa sakit saat berdiri. Fang bahkan hanya mampu berdiri selama beberapa menit dengan bantuan kruk. Karena kondisinya, dia memiliki kesulitan berjalan, dan selalu membutuhkan bantuan untuk bergerak.Â
Seperti dikutip dari ETtoday, ketika Fang baru berusia dua tahun, ayahnya meninggalkan rumah, dan ibunya menikah lagi. Fang kemudian diserahkan kepada kakek-neneknya untuk dirawat. Sayangnya, nasib malang seperti tidak ingin pergi dari kehidupannya. Kakeknya yang sudah tua dan sakit-sakitan, membuat Fang dan kakeknya sangat tergantung pada neneknya.
Jam masuk sekolah Fang adalah pukul 08.30. Agar tidak terlambat, nenek biasanya bangun pukul 05.00 dan kemudian mempersiapkan semua yang dibutuhkan Fang dan dirinya selama perjalanan.
Setelah kisah mereka dipublikasikan ke media, pemerintah setempat telah memindahkan keluarga tersebut ke sebuah rumah yang berada di dekat sekolah Fang. Mereka juga menyiapkan sebuah kursi roda untuk Fang, sehingga dia bisa lebih leluasa bergerak, tanpa harus terus bergantung pada neneknya.
Penarik becak di China sekolahkan 300 anak miskin
Nama Bai Fang Li masih harum hingga saat ini di negeri Tianjin, China. Dia adalah si penarik becak yang dikenal mempunyai hati emas. Cerita kebaikan Fang Li tersohor meski itu telah terjadi 1987 silam.
Semula Bai adalah pensiunan yang sengaja pulang ke kampungnya. Suatu kali dia melihat banyak anak-anak miskin yang bekerja di ladang dan sawah.Â
"Dia bertanya kenapa banyak anak-anak tidak sekolah. Lalu saya katakan bahwa mereka terlalu miskin untuk membayar uang sekolah. ayah lalu khawatir dan menyumbangkan 5000 yuan untuk sekolah di kampung halaman kami," kata anak Bai, Bai Jin Feng dikutip china.org, Jumat (16/4).
Selama mungkin Bai mangkal di pinggir rel untuk menanti penumpangnya. "Dia selalu berangkat subuh dan pulang saat sudah gelap lagi. Dia mengumpulkan 20 sampai 30 yuan perhari. Saat pulang ke rumah dia simpan uang itu baik-baik," tandas anak Bai lagi.Â
Suatu hari, di umurnya yang hampir 90 tahun, dengan badannya yang kian ringkih, Bai datang ke sekolah Tianjin Yao Hua untuk menyerahkan sekotak uang terakhir yang bisa dia kumpulkan.Â
"Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan," ucap dia sedih
Pesan Bai ini pun disambut tangisan histeris anak-anak asuh Bai. Di tahun 2005, Bai benar-benar meninggalkan 300 anak asuh yang dia biayai selama dua dekade. Bai didiagnosa menderita kanker paru-paru. Sampai akhir hidupnya Bai terhitung telah menyumbangkan 350 ribu Yuan atau sekitar Rp500 juta.
Gigih belajar pakai lampu McDonald, bocah ini dijamin kuliah
Daniel Cabrera, bocah sembilan tahun asal Filipina, mendadak terkenal ke seluruh dunia setelah fotonya belajar di bawah lampu gerai McDonald tersebar melalui Facebook pekan lalu.Â
Kisah hidup Daniel menyentuh Joyce Torrefranca, seorang mahasiswa yang sedang makan di McDonald pinggiran kota itu. Dia terkejut melihat ada anak kecil mengerjakan PR di bawah lampu neon area parkir.
Usut punya usut, Daniel mengaku padanya kalau selalu belajar di pinggir jalan karena gubuk yang ditinggalinya bersama sang ibu dan dua adiknya tidak memiliki penerangan.Â
Ayah Daniel meninggal dua tahun lalu. Untuk menghidupi tiga anaknya, Christina bekerja serabutan, termasuk menjaga toko sayur yang letaknya dekat gerai McDonald tersebut. Perempuan itu hanya bisa memperoleh upah rata-rata 80 peso (setara Rp 23 ribu) saban hari.
Foto itu diunggah Joyce ke Facebook pada Selasa (7/7). Dalam waktu singkat dibagikan lebih dari 8 ribu kali ke seluruh dunia. Simpati pun berdatangan dari banyak orang.
"Saya tidak menduga jika foto tersebut dapat berdampak besar, saya sangat berterimakasih bagi semua yang sudah menyebarkannya, semoga kita semua dapat membantu Daniel dalam meraih impiannya," tulis Joyce dalam akun sosial media Facebook miliknya.
aniel memperoleh banyak bantuan dana, termasuk beasiswa menjamin dia sekolah sampai tingkat universitas. Netizen di Filipina berhasil menggalang dana senilai Rp 12 juta agar Daniel memperoleh fasilitas belajar yang lebih baik.
(mdk/ard)