Iran Penjarakan 10 Orang Terkait Penembakan Pesawat Ukraina Airlines di 2020
Penembakan pesawat terjadi setelah pembunuhan Jenderal Qassim Sulaimani, petinggi Garda Revolusi Iran.
Pengadilan Iran menjatuhkan hukuman penjara terhadap 10 anggota angkatan bersenjata yang menembak jatuh pesawat Ukraine International Airlines pada Januari 2020 lalu.
Pesawat dengan nomor penerbangan PS752 itu ditembak dua rudal yang diluncurkan unit pertahanan udara Garda Revolusi setelah lepas landas dari Teheran. Seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 176 orang tewas.
-
Kapan helikopter Presiden Iran jatuh? Helikopter tersebut jatuh pada Minggu (19/5) saat Presiden Raisi dan rombongan kembali dari Provinsi Azerbaijan Timur setelah meresmikan proyek pembangunan dam.
-
Apa yang terjadi dengan helikopter Presiden Iran? Media pemerintah Iran, Press TV merilis foto yang menggambarkan detik-detik jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran, Ebrahim Raisi dan sejumlah pejabat lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri, Hossein Amir-Abdollahian.
-
Dimana helikopter Presiden Iran jatuh? Kecelakaan ini terjadi di hutan Dizmar, yang berada di antara kota Varzaqan dan Jolva di Provinsi Azerbaijan Timur.
-
Apa yang terjadi pada pesawat yang diterbangkan oleh Narine Melkumjan? Saat dia mulai bermanuver memiringkan pesawat, tiba-tiba kanopi yang menjaganya dari embusan angin yang kencang terbuka dan pecah. Dia kemudian membagikan video yang merekam detik-detik menegangkan itu di akun X @NarineMelkumjan miliknya.
-
Siapa yang menembak pesawat yang membawa Utusan Khusus PBB saat terbang ke Bosnia? Baru saja mereka mendengar kabar pesawat yang ditumpangi Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang ke Bosnia.
-
Dimana video viral jalur pesawat berbahaya itu direkam? Video ini direkam menggunakan ponsel di, Bandara Gustaff III, kepulauan Karibia.
Dilansir BBC, komandan unit pertahanan udara Garda Revolusi dijatuhi hukuman 13 tahun penjara karena menjadi alat pembunuhan dan tidak mematuhi perintah.
Sembilan anggota lainnya yang tidak disebutkan namanya dijatuhi hukuman penjara antara satu dan tiga tahun.
Para keluarga korban menolak putusan tersebut, menyebutnya "tidak berarti dan tidak dapat diterima". Menurut mereka, pengadilan Iran hanya mendakwa pejabat tingkat rendah dan bukan "pelaku utama kejahatan ini".
Juru bicara Asosiasi Keluarga Korban Penerbangan PS752, Kourosh Doustshenas mengatakan, pengadilan Iran tidak menegakkan keadilan dengan benar terhadap keluarga korban karena masih banyak hal yang tidak diketahui terkait mengapa pesawat tersebut ditembak jatuh.
"Kami menolak putusan tersebut atau hukuman apapun karena itu tidak semakin mendekatkan kami untuk mengetahui kebenaran." jelas Doustshenas, yang kehilangan tunangannya dalam insiden tersebut.
Ukraina dan tiga negara negara lainnya yang warga negaranya tewas dalam insiden itu yaitu Swedia, Kanada, dan Inggris mengatakan rudal yang diluncurkan itu ilegal dan sengaja diarahkan ke pesawat tersebut.
Tiga hari setelah jatuhnya pesawat tersebut, angkatan bersenjata Iran membantah bertanggung jawab dan menyebut ada kegagalan teknis. Namun ketika bukti-bukti bermunculan, Pasukan Udara Garda Revolusi mengatakan unit pertahanan udaranya mengira pesawat Boeing 737-800 itu adalah rudal Amerika Serikat.
Saat itu, pertahanan udara Iran sedang waspada tingkat tinggi karena negaranya baru saja menembakkan rudal balistik ke dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan Amerika Serikat, sebagai aksi balasan atas pembunuhan Jenderal Qassim Sulaimani oleh pasukan AS di Baghdad lima hari sebelumnya.
(mdk/pan)