ISIS dan pemberontak Suriah sepakat tidak akan saling serang
Keduanya telah menyetujui sebuah pakta non-agresi untuk pertama kalinya di Kota Hajar al-Aswad, selatan Damaskus.
Pemberontak Suriah dan jihadis dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menyetujui sebuah pakta non-agresi untuk pertama kalinya di pinggiran ibu kota Damaskus. Ini kata sebuah kelompok pemantau kemarin.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan kesepakatan gencatan senjata disepakati antara ISIS dengan pemberontak moderat dan Islam di Kota Hajar al-Aswad, sebelah selatan Damaskus, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Sabtu (13/9).
Berdasarkan kesepakatan itu, kedua pihak akan menghormati gencatan senjata sampai solusi akhir ditemukan dan mereka berjanji untuk tidak menyerang satu sama lain karena mereka menganggap musuh utama mereka adalah rezim Nussayri.
Nussayri adalah istilah untuk merendahkan sekte Alawi, sebuah cabang dari Syiah, aliran dianut Presiden Suriah Basyar al-Assad.
Kelompok oposisi bersenjata Suriah awalnya menyambut para jihadis termasuk anggota dari ISIS dalam perjuangan mereka melawan rezim Assad.
Tapi interpretasi keras dilancarkan ISIS dan pencarian untuk mendominasi sejumlah wilayah memicu reaksi balasan terhadap ISIS yang terjadi pada Januari lalu.
Sebuah koalisi kelompok pemberontak mendorong ISIS keluar dari banyak wilayah di Suriah utara, tetapi kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu telah merebut kembali sebagian besar wilayah dalam beberapa bulan terakhir dan memiliki kehadiran yang kuat di Hajar al-Aswad.
Lebih dari 180.000 orang telah tewas di Suriah sejak awal pemberontakan terhadap rezim Assad yang dimulai pada Maret 2011.