Israel Tolak Terima Tiga Jenazah Tawanan, Tewas karena Gempurna Bom di Gaza
Hamas menyampaikan Israel menolak menerima tiga jasad warganya yang tewas dalam serangan di Gaza ketika mereka menjadi sandera.
Tiga warga Israel ini tewas karena gempuran bos Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Israel Tolak Terima Tiga Jenazah Tawanan, Tewas karena Gempurna Bom di Gaza
Hamas melontarkan pernyataan tersebut dalam keterangan video salah satu sandera yang diunggahnya di Telegram. Judulnya berbunyi, "Istri dan dua anaknya tewas dalam serangan pesawat tempur Israel."
Sumber: TASS
Televisi Al Hadath sebelumnya melaporkan Hamas berencana membebaskan enam sandera dari Jalur Gaza dan menyerahkan jenazah tiga warga Israel pada Kamis, hari terakhir gencatan senjata.
- Israel Bunuh Lebih dari 700 Warga Gaza Dalam 24 Jam
- Setiap Jam Tentara Israel Tewas di Gaza, Petugas Pemakaman Militer Sibuk Tanpa Henti
- Kisah Pilu Bocah Tiga Tahun di Gaza, Bom Israel Renggut Semua Keluarganya dan Kini Harus Hidup Tanpa Kaki
- Begini Reaksi Warga Gaza Saat Baca Selebaran Israel Berisi Tawaran Imbalan Uang Soal Tawanan Hamas
Hamas sebelumnya menerbitkan nama 30 tahanan Palestina yang akan dibebaskan Israel pada Kamis berdasarkan kesepakatan untuk ditukar dengan tawanan Israel yang ditangkap Hamas. Daftar tersebut mencakup delapan perempuan dan 22 remaja. Ini adalah kelompok tahanan ketujuh yang dibebaskan oleh Israel berdasarkan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.
Hamas mengatakan pada 22 November pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan Israel, yang difasilitasi Qatar dan Mesir, untuk memberlakukan gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza selama empat hari. Gencatan senjata dimulai pada 24 November. Perjanjian tersebut melibatkan pembebasan perempuan dan anak-anak di bawah usia 19 tahun yang ditahan di Gaza dengan imbalan pembebasan perempuan dan anak-anak di bawah usia 19 tahun dari penjara Israel.
Pada 27 November, kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari lagi berdasarkan ketentuan yang sama seperti sebelumnya, yang berarti tiga tahanan Palestina akan dibebaskan setiap hari sebagai imbalan atas setiap pembebasan sandera Israel. Pada tanggal 30 November, diumumkan bahwa gencatan senjata diperpanjang satu hari lagi.
Elma Avraham dipulangkan dalam kondisi sakit, seperti dikutip dari Times of Israel.