Janji-janji ala preman presiden baru Filipina
Dia dijuluki 'Donald Trump dari Timur'.
Nama Rodrigo Duterte kini jadi sorotan dunia internasional setelah dia mengklaim memenangkan pemilu presiden Filipina yang digelar Senin lalu. Pria 71 tahun itu dikenal sebagai politikus yang kerap melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial. Mirip bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump. Dia bahkan dijuluki 'Donald Trump dari Timur.'
Hasil KPU Filipina menunjukkan Duterte meraup 5,89 juta suara, setara 39 persen suara nasional, jauh melebihi pesaing terdekatnya seperti Manuel Araneta Roxas atau senator Grace Poe. Aturan pemilu Filipina sangat sederhana, capres dinyatakan menang asal meraih suara lebih tinggi dari pesaingnya. Duterte nantinya sesuai UU hanya boleh menjabat satu periode selama enam tahun.
-
Kenapa elang Filipina terancam punah? Ancaman utama mereka adalah kehilangan habitat akibat pertanian, pertambangan, perburuan, penebangan, dan perubahan iklim.
-
Bagaimana cara elang Filipina berburu monyet? Untuk berhasil mengejar monyet, dibutuhkan kerja sama antara sepasang elang Filipina. Salah satu elang akan mengalihkan perhatian kera sementara elang yang lain akan menyergap dari atas dan menangkap kera tersebut.
-
Di mana elang Filipina yang terlihat di video ini mendiami? Dikenal dengan sebutan 'elang pemakan monyet' di wilayahnya, burung ini memiliki reputasi yang legendaris di dalam hutan hujan yang lembab di kepulauan Filipina.
-
Di mana Praka Ongen Saknosiwi bertanding melawan petarung Filipina di Byon Combat Showbiz Vol 3? Pertandingan sendiri digelar di Lapangan Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, pada Sabtu (22/6).
-
Bagaimana Filipina menjadi negara merdeka? Baru tanggal 4 Juli 1946, republik Filipina mencapai kemerdekaan penuh setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika. Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Apa yang ditemukan oleh pria asal Meksiko itu? Seorang pria asal Meksiko menemukan salah satu bongkahan emas terbesar yang pernah ada di belahan bumi Barat, dengan berat sekitar 12 kg.
Selama masih menjabat Wali Kota Davao dan di masa kampanyenya, Duterte kerap mengutarakan janji-jani yang bernada keras. Apa saja janji-jani Duterte itu? Simak ulasannya berikut ini:
Duterte bakal bunuh setiap bandar narkoba dan penculik
Namanya Rodrigo Duterte, wali kota Davao City, Pulau Mindanao, di selatan Filipina. Dia dijuluki 'the Punisher', mirip nama tokoh komik Marvel, karena kebijakannya yang melegalkan sekaligus mendorong pembunuhan anggota geng kriminal ataupun bandar narkoba.
Duterte mengeluarkan perda tentang hadiah bagi warga maupun polisi yang berhasil menghabisi penjahat berbahaya.
Duterte mengklaim menjalankan kebijakan kontroversial itu karena Davao adalah wilayah paling tidak aman di Filipina saat dia terpilih. Walau dikecam lembaga hak asasi sedunia, kini Davao disebut-sebut sebagai 'kota paling aman di Asia Tenggara', seperti dilaporkan Oddity Central, Rabu (8/7).
"Jika anda melakukan aktivitas ilegal di kota saya, atau anda ini anggota sindikat kejahatan yang menyasar warga saya, maka anda sah-sah saja dihabisi," kata Duterte.
Pria 70 tahun ini menjabat sebagai wali kota Davao City pertama kali pada 2001. Kala itu, Davao punya tingkat pembunuhan tertinggi di Filipina. Di sekitar kota Davao, ada basis tentara separatis Front Muslim Moro. Kota ini juga dikepung perairan Sulu, wilayah paling rawan pembajakan di dunia setelah Somalia.
Duterte segera membuat gebrakan. Dia mengumumkan hadiah USD 120 ribu (setara Rp 1,6 miliar) bebas pajak bagi siapapun warga yang berhasil menyerahkan kepala pimpinan geng setempat. Bahkan sang pemburu hadiah akan diberi bonus USD 24 ribu, jika kepala itu diletakkan di peti es. "Supaya tidak bikin bau kantor polisi," kata Duterte setengah bercanda mengenai kebijakannya yang sadis itu.
Tak berapa lama, media setempat menyebut adanya kemunculan kelompok yang suka main hakim sendiri. Grup ini kerap disebut Davao Death Squad. Sepanjang 2005-2008, diperkirakan 700 anggota geng kriminal dan bandar narkoba menghilang dari Davao. Kemungkinan besar, mereka semua sudah dibunuh kelompok yang didukung Duterte itu.
Dalam konferensi pers Februari lalu, Duterte sempat keceplosan bilang sangat membenci dua jenis manusia: penyelundup beras dan bandar narkoba. Dia mengaku tidak akan segan-segan membunuh dua jenis penjahat itu.
"Saya mengakui, kalau saya lebih mirip teroris. Tapi yang saya teror adalah bandar narkoba, penculik, dan penjahat kurang ajar lainnya," kata Duterte.
Kritik terhadap metode Duterte sudah dilontarkan Ketua Komnas HAM Filipina Loretta Ann Rosales. Dia berharap pemkot Davao tak lagi melakukan tindakan di luar hukum dengan dalih memberantas kejahatan. "Gaya kepemimpinan Duterte akan terus menumbuhkan sikap main hakim sendiri di masyarakat," kata Rosales.
Kini tingkat pembunuhan, kejahatan, serta peredaran narkoba di Davao berkurang drastis. Warga Davao akhirnya bisa hidup tenang.
Duterte janji bunuh semua penjahat dalam enam bulan
Rodrigo Duterte, calon presiden terpopuler di Filipina terus unggul di jajak pendapat menjelang pemilihan umum Senin (9/5) mendatang. Politikus 71 tahun itu kerap dijuluki Donald Trump-nya Filipina karena pandangan politik kontroversial. Gaya bicara Duterte ceplas-ceplos, cenderung kasar. Dia sering menyelipkan guyonan cabul dan jorok saat kampanye.
Namun, di luar semua ucapannya yang bikin panas kuping banyak orang, Duterte dicintai pemilih dari kalangan bawah karena programnya memberantas kriminalitas. Seandainya terpilih, Duterte berjanji membunuh, secara harfiah, semua penjahat selama enam bulan pertama menjabat.
"Duterte adalah simbol harapan baru bagi rakyat miskin di negara ini yang kadung muak pada elit politik," kata Ramon Casiple, pengamat politik asal Manila seperti dilansir Kantor Berita AFP, Jumat (6/5).
Duterte, yang menjabat wali kota Davao City lebih dari 20 tahun, menjalankan kebijakan keras kepada pelaku kriminal, perompak, bandar narkoba, maupun jaringan penyelundup. Lebih dari 1.700 orang dituduh kriminal tanpa peradilan dengan cara menyewa kelompok bersenjata sipil.
Duterte mengkritik kepemimpinan Presiden Benigno Aquino yang hanya fokus pada kalangan berpunya Filipina. Dia mengklaim berhasil populer, sebab isu-isu kampanyenya menyentuh kebutuhan rakyat bawah Filipina akan rasa aman dan cukup makan. Lebih dari 100 juta penduduk negara mayoritas Katolik itu hidup di bawah garis kemiskinan.
"Saya mengurusi mereka yang terpinggirkan, orang-orang terbuang dari masyarakat," kata Duterte.
Duterte meraup 33 persen dukungan di jajak pendapat oleh Social Weather Stations awal Mei ini. Pesaing terdekatnya adalah Senator Grace Poe yang menguntit dengan 22 persen dukungan. Wapres Jejomar Binay yang berminat maju kalah populer, dengan hanya didukung 19 persen responden.
Namun tak semua orang sepakat dengan pendekatan Duterte, terutama soal pembunuhan 'penjahat' tanpa pengadilan. Salah satunya adalah Clarita Alia, wanita 62 tahun warga Davao City. Putra bungsunya tewas diberondong peluru saat pulang sekolah. Anaknya belum pernah terlibat kejahatan apapun, namun dicap sebagai kriminal hanya karena dibunuh oleh orang suruhan Duterte.
"Duterte itu tidak punya moral. Semoga Tuhan melindungi kita seandainya Duterte menang," kata Alia.
Presiden Aquino secara terbuka meminta rakyat tak memilih Duterte jika tak ingin Filipina memiliki presiden diktator. Dia tak bisa maju lagi karena konstitusi negaranya membatasi seorang presiden hanya boleh menjabat satu periode selama enam tahun.
Duterte pernah janji akan bunuh anaknya kalau terlibat narkoba
Rodrigo Duterte yang baru saja memenangkan pemilu Filipina kerap melontarkan kata-kata kontroversial. Pria yang bermukim di Provinsi Davao ini mengaku sangat marah dan siap membunuh anaknya jika mereka terlibat obat-obatan terlarang.
Pria 71 tahun ini menjadi salah satu capres favorit untuk menggantikan Presiden Benigno Aquino. Meski demikian, dia memang dikenal sebagai capres yang blak-blakan jika berkampanye.
"Saya sangat marah. Mereka mengatakan saya seorang pembunuh, dan mungkin memang seperti itu," ujar Duterte dalam debat capres terakhir di televisi kemarin, seperti dilansir dari ABC, Senin (25/4).
Pernyataan tersebut bermula ketika Duterte mendapat pertanyaan mengenai hal-hal kriminal. Ketika dia mendapat pertanyaan bagaimana jika anaknya terlibat dalam kasus narkoba, jawabannya lebih mencengangkan lagi.
"Saya akan bunuh dia," ucapnya tegas.
Pria ini dikenal seperti Donald Trump, bakal capres Amerika Serikat yang sering melontarkan pernyataan menusuk apalagi perihal Islam dan pengungsi. Sementara Duterte akan sangat 'nyeleneh' kalau berkomentar mengenai tingginya tingkat kejahatan di Filipina.
Duterte sendiri beberapa waktu lalu sempat menuai kecaman dari berbagai pihak atas komentarnya yang bercanda soal sebuah kasus pemerkosaan wanita Australia. Dalam rekaman kampanye yang diunggah ke Youtube, Duterte berkomentar mengenai kasus pemerkosaan dan pembunuhan misionaris asal Australis di Davao City pada 1989.
Kala itu Duterte menjabat sebagai walikota di kota tenggara Filipina.
"Saya marah dia diperkosa, iya itu hal lainnya. Tapi dia sangat cantik, saya kira walikota yang seharusnya lebih dulu (memperkosanya). Sayang sekali," kata dia dalam rekaman tersebut.
Dalam peristiwa itu, sebanyak 15 pekerja gereja disandera oleh para narapidana, termasuk seorang misionaris asal Australia bernama Hamill, 36, yang baru sebulan bertugas di Filipina, delapan orang wanita, dan seorang bocah berusia 9 tahun.
Penyanderaan berlangsung selama tiga hari, berakhir dengan penyerbuan militer yang menewaskan 21 orang, termasuk lima orang sandera. Hamill dan bocah 9 tahun adalah salah satu yang tewas dalam peristiwa itu.
Duterte mengakui bahwa komentarnya adalah sebuah lelucon yang buruk. Namun dia mengatakan lelucon itu adalah ekspresi kemarahan dan menyatakan tidak akan meminta maaf.
Duterte siap ubah Filipina jadi negara federal
Rodrigo Duterte resmi mengklaim menang dalam pemilihan umum presiden Filipina. Melalui juru bicaranya, Peter Lavina, politikus 71 tahun itu berjanji segera mewujudkan janji-janji kampanye setelah dilantik.
Program pertama yang mendesak - dan dirasa paling sulit terwujud - adalah mengajak parlemen mengubah dasar negara dari presidensial menjadi federal. Duterte ingin setiap negara bagian memiliki parlemen ataupun otonomi masing-masing.
"Tentu perlu ada kesepakatan nasional. Langkah pertama menurut (Duterte) adalah mengajukan revisi konstitusi kepada kongres," kata Lavina seperti dilansir the Guardian, Rabu (11/5).
Duterte, selaku mantan Wali Kota Davao selama dua dekade terakhir, merasa elit politik Manila memegang kendali terlalu besar. Sejak lama dia ingin provinsi-provinsi yang jauh dari Ibu Kota memiliki wewenang mengelola anggaran dan kebijakan politik keamanan.
Selain isu dasar negara, fokus Duterte adalah mengatasi kriminalitas. Untuk itu, dia ingin menerapkan kebijakannya di Davao ke tingkat nasional yakni pembatasan minuman keras serta larangan operasi karaoke setelah pukul 21.00.
Lavina mengklaim kebijakan yang sekilas otoriter tujuannya demi kebaikan masyarakat. Terbukti, warga Davao selama ini tidak mempermasalahkan larangan ala Duterte itu. "Larangan-larangan ini menjamin masyarakat mendapat cukup istirahat untuk beraktivitas keesokan harinya," ujarnya.
Sosok presiden baru Filipina itu dikenal berangasan, suka berkata kotor, serta berjanji membunuh banyak penjahat agar rakyat Filipina merasa aman. Kalangan oposisi menudingnya akan menjadi pemimpin diktator. Di sisi lain, Duterte populer bagi kalangan rakyat miskin Filipina. Dia dianggap bukan bagian elit politik lama negara mayoritas Katolik di Asia Tenggara itu.
Tim sukses Duterte kemarin malam waktu setempat akhirnya resmi mengumumkan klaim kemenangan. Hitung cepat sehari sebelumnya sudah menunjukkan Duterte menang besar.
Hasil KPU Filipina menunjukkan Duterte meraup 5,89 juta suara, setara 39 persen suara nasional, jauh melebihi pesaing terdekatnya seperti Manuel Araneta Roxas atau senator Grace Poe. Aturan pemilu Filipina sangat sederhana, capres dinyatakan menang asal meraih suara lebih tinggi dari pesaingnya. Duterte nantinya sesuai UU hanya boleh menjabat satu periode selama enam tahun.
Sebagai mantan pengacara yang tidak terlalu kaya, Duterte menangis saat menggelar konferensi pers mengumumkan kemenangan dalam pilpres. Dia berterima kasih pada mendiang ibu dan ayahnya.
"Saya ini bukan siapa-siapa, terima kasih atas kepercayaan rakyat," ujarnya. Soal kebiasannya berbicara kotor dan memaki, Duterte mengaku akan menghentikannya setelah mejabat. "Saya siap mengubah sikap."
Duterte akan atur jam operasional karaoke
Rodrigo Duterte mulai beraksi. Baru terpilih jadi Presiden Filipina, Duterte akan segera menertibkan jam karaoke di negara Katolik tersebut. Bagi pria asal Mindanao, selatan Filipina ini, dengan menertibkan karaoke merupakan langkah awal dirinya memenuhi janji bakal menindak keras para kriminal dan bandar narkoba di negara tersebut.
Juru bicara Duterte, Peter Lavina, menyebutkan Wali Kota Davao tersebut akan menertibkan karaoke, dan melarang minum minuman beralkohol lewat tengah malam. Duterte juga akan menetapkan jam malam bagi anak-anak yang tidak didampingi orangtua saat bepergian.
"Di bawah kepemimpinan Duterte, tempat karaoke wajib tutup di atas jam 9 malam. Minuman keras dilarang diminum di atas pukul 1 malam, dan anak-anak tanpa dampingan orang tua tidak boleh keluyuran di atas jam 10 malam," ucap Lavina, seperti dilansir dari Telegraph, Selasa (10/5).
Semua hal ini sama seperti peraturan yang ditegakkan 'Si Penghukum' di wilayah kepemimpinannya di Davao. Meski demikian, Lavina menyebutkan peraturan ini bukan untuk mengekang masyarakat Filipina.
"Peraturan ini bukan untuk mengekang hiburan masyarakat, namun untuk ketertiban umum. Larangan minum minuman beralkohol karena warga harus kerja esok harinya. Larangan karaoke sampai malam juga karena masyarakat harus tidur," sambung dia.
Soal jam malam bagi anak-anak, dia menjelaskan hal ini "demi memastikan anak-anak ada di rumah mereka, tidur dan bersiap untuk sekolah besok."
Duterte sendiri sebelumnya telah mengatakan akan bertindak tegas kepada setiap pelaku kejahatan, bahkan memerintahkan polisi untuk menembak mati mereka.
Belum diketahui apakah Duterte juga akan menerapkan peraturan Davao lainnya di Filipina, yaitu larangan merokok di tempat umum dan batas kecepatan berkendara.
Duterte sudah dipastikan menang setelah penghitungan suara dalam pemilu pekan lalu telah rampung 81 persen.
Pria 71 tahun ini dikenal dengan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos, bahkan keterlaluan. Duterte sempat bercanda soal perkosaan dan pembunuhan misionaris Australia, dan menyebut Paus sebagai putra pelacur, komentar tersebut menuai kritikan dari pihak.
(mdk/pan)