Jauh Sebelum Piramida Dibangun, Begini Wajah Orang Mesir 30.000 Tahun Lalu
Jauh sebelum Piramida dibangun dan munculnya peradaban Mesir kuno, wilayah tersebut telah dihuni sekelompok manusia prasejarah.
Jauh sebelum Piramida dibangun dan munculnya peradaban Mesir kuno, wilayah tersebut telah dihuni sekelompok manusia prasejarah.
Baru-baru ini ada proyek yang membuat rekonstruksi wajah dari sisa kerangka manusia berusia 30.000 tahun yang ditemukan di Lembah Nil.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di kota kelahiran Sinterklas? Para arkeolog menemukan sejumlah hiasan plakat kaca dengan desain yang sangat indah saat menggali di kota kelahiran Sinterklas.
Rekonstruksi wajah dilakukan arkeolog Moacir Elias Santos dan desainer 3D, Cicero Moraes, keduanya berasal dari Brasil. Santos dan Moraes melakukan proyek ini berdasarkan kerangka hampir utuh yang ditemukan tahun 1980 di situs prasejarah Mesir, Nazlet Khater 2.
Kerangka itu milik seorang pria muda, kemungkinan berusia akhir belasan tahun atau 20 tahunan. Tinggi keranhka itu sekitar 165 cm.
Awalnya tim kesulitan menentukan usia kerangka tersebut, salah satunya karena teknologi penanggalan radiokarbon yang tersedia pada awal 1980-an masih tidak terlalu canggih. Untungnya, sebuah kapak batu ditemukan di dekat kerangka tersebut, yang diperkirakan berusia antara 35.000 dan 30.000 tahun.
Dikutip dari IFL Science, tengkorak itu dianggap "modern", diperkirakan pria muda itu memiliki potensi kemampuan kognitif yang mirip dengan manusia saat ini. Namun peneliti menekankan kerangka itu memiliki karakteristik "purba", khususnya rahang yang lebih lebar dibandingkan manusia modern Homo sapiens.
Setelah memotret bentuk tengkorak melalui pencitraan fotogrammetri, bagian-bagian tengkorak yang hilang disatukan menggunakan teknik penjajaran ilmiah. Setelah bentuk tengkorak itu sempurna, peneliti menentukan di mana letak jaringan lunak di dalam tengkorak tersebut.
Tindakan rekonstruksi wajah hanya menggunakan tengkorak tidak cukup, sehingga diperlukan lisensi artistik. Ini karena bentuk tengkorak hanya dapat memberikan wawasan terbatas tentang bagaimana jaringan lunak, seperti otot, dan lemak, akan benar-benar muncul di wajah seseorang.
Dengan demikian, kedua ahli tersebut menciptakan dua gambar terakhir: "satu lebih objektif dan ilmiah dan yang lainnya lebih subyektif dan artistik."
Gambar "ilmiah" menampilkan wajah tanpa sentuhan fitur lainnya, gambar "artistik" menampilkan rambut, janggut tipis, dan mata ekspresif.
“Meskipun mengandung unsur spekulatif tentang penampilan individu, karena ini adalah karya yang akan dipresentasikan kepada masyarakat umum, ini memiliki unsur-unsur yang diperlukan untuk humanisasi yang utuh, sangat sulit dicapai hanya dengan pemaparan tengkorak dan kekurangan gambar objektif dalam skala abu-abu dengan mata tertutup,” tulis para peneliti di makalah mereka.
Pria ini dulunya diperkirakan seorang pemburu-pengumpul, di dalam melakukan aktivitasnya hanya menggunakan perkakas batu dan otaknya. Pada tahun 6000 SM, sekitar 25.000 tahun setelah pria muda itu hidup, permukiman permanen mulai muncul di seluruh Mesir.
Hasil penelitian Santos dan Moraes ini diterbitkan dalam OrtogOnline.
(mdk/pan)