KBRI Damaskus: WNI menyusup gabung ISIS sulit dideteksi
Perbatasan Turki jadi celah WNI yang ingin gabung ISIS atau Jabal Al-Nusra. Tidak ada petugas imigrasi di sana.
Kepala Bagian Politik Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus, Suriah, Didi Wahyudi, menyatakan WNI atau warga asing yang menyeberang ke Suriah sulit terdeteksi pemerintahnya masing-masing. Hal tersebut terjadi lantaran tidak adanya penjaga di wilayah perbatasan Suriah dengan Turki.
Selain itu, aturan visa yang kini kacau balau selama Suriah mengalami perang memudahkan organisasi teror merekrut warga asing. Celah paling besar, menurut Didi, adalah melalui Turki.
-
Kapan Iswadi Idris menjadi Kapten Timnas Indonesia? Berkat karakternya itu, Iswadi dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia dari tahun 1970 hingga tahun 1980.
-
Kenapa Annisa Yudhoyono melepas burung di IKN? "Harapannya pelepasan burung ini untuk menjaga ekosistem alam di kawasan IKN agar tetap terawat dengan baik," tulis Annisa Yudhoyono.
-
Kenapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara dibentuk? Strategi ini berfungsi sebagai "kompas" bagi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dalam merencanakan, mengembangkan, dan mengelola kota untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2045.
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
"Gampangnya para warga asing termasuk WNI masuk ke Suriah lewat Turki karena tidak ada yang menjaga di perbatasan. Hal ini membuat mereka tidak dapat terdeteksi," kata Didi ketika dihubungi merdeka.com lewat sambungan telepon, Selasa (10/3).
Sementara itu, pihak KBRI Damaskus sendiri mengaku belum mengetahui adanya 15 orang yang ditangkap penjaga perbatasan Turki-Suriah dua hari lalu, lantaran hendak bergabung Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Didi mengungkapkan, ada tiga kemungkinan kelompok radikal yang diincar para warga asing termasuk WNI bila menyusup ke Suriah. "Mereka ingin bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Jabal Al-Nusra, dan kelompok pemberontak radikal lainnya di sana," tuturnya.
Sebelumnya, sumber merdeka.com di pemerintah menyatakan ada kejadian baru upaya WNI menyusup di perbatasan Turki-Suriah untuk bergabung dengan ISIS. KJRI Istambul kini menerima 15 perempuan asal Tanah Air yang diserahkan Otoritas Turki, karena terbukti akan berjuang bersama khilafah Islamiyah.
"Sebenarnya ada 16 orang, namun yang satu berhasil menyeberang ke (Suriah)," kata sumber tersebut.
Satu orang yang lolos itu berjenis kelamin lelaki. Dia diduga pemandu 15 perempuan ini untuk menyeberang ke Suriah.
Kejadian ini menjadi pukulan berturut-turut pada pemerintah RI, karena WNI dalam jumlah besar dengan mudah direkrut oleh jaringan teror.
Pekan lalu, 16 WNI dinyatakan hilang saat melancong ke Turki. Mereka ke Turki memakai visa turis, lalu berpisah dari rombongannya. Hilangnya 16 WNI tersebut merupakan kejadian pertama sepanjang sejarah republik. BIN menduga rombongan ini bergabung dengan ISIS melalui perbatasan Turki.
Baca juga:
Polri masih telusuri dugaan 16 WNI gabung ke ISIS
JK ragu 16 WNI hilang di Turki karena gabung ISIS
Menag enggan kaitkan hilangnya 16 WNI di Turki dengan ISIS
Kemlu: Keluarga 16 WNI hilang di Turki belum lapor kehilangan
Rekor, puluhan WNI hilang dalam sepekan, apa upaya pemerintah?
Lagi, 15 WNI menyusup ke Suriah ingin gabung ISIS