Ketua hakim IPT tunanetra, peduli masa depan penegakan HAM Indonesia
Zakeria Mohammed Yacoob (67) adalah pensiunan hakim konstitusi Afsel. Sosoknya dipuji sastrawan Martin Aleida
Sidang rakyat Internasional (IPT) 1965 di Den Haag, Belanda, memasuki hari ketiga. Selain deretan kesaksian mengejutkan dari korban pelanggaran hak asasi berat akibat tindakan TNI membersihkan komunis, ada satu sosok menjadi pembicaraan peserta sidang. Dia adalah Zakeria Mohammed Yacoob, Ketua Sidang IPT, asal Afrika Selatan.
Pria akrab disapa Zac ini peyandang tunanetra sejak lahir. Keterbatasan fisik tidak mengurangi kemampuan sosok 67 tahun itu memimpin sidang IPT, termasuk menggali keterangan saksi-saksi.
-
Siapa yang menyampaikan terkait peristiwa 1965 di Sulawesi Tengah? Mahfud mengatakan Gubernur Rusdy menyampaikan terkait peristiwa 1965 di Sulteng.
-
Kapan Roestam Effendi mengucapkan "Indonesia Merdeka!" di parlemen Belanda? Selama 19 tahun tinggal di Belanda, Roestam dinobatkan menjadi satu-satunya orang Indonesia yang duduk menjadi anggota Majelis Rendah atau Tweede Kamer mewakili partainya itu. Meski bergabung dengan partai di Belanda, namun jiwa perjuangan untuk tanah airnya masih terus mengalir di dalam tubuhnya. Ia nekat mengucapkan "Indonesia Merdeka!" saat upacara pembukaan parlemen yang dihadiri oleh Ratu Belanda.
-
Dimana Soekarno dipenjara oleh Belanda? Di tahun 1929, orator ulung itu sempat ditawan Belanda karena gerakan pemberontakannya terhadap kolonialisme di Partai Nasional Indonesia (PNI). Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
-
Apa yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 5 Agustus 1962? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
-
Dimana pasukan Belanda mendarat di Jawa Timur? Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi lokasi pendaratan pasukan agresi militer Belanda ke-II.
Pengguna Facebook Sinta Ridwan, hari ini, Kamis (12/11), membagikan profil Zac yang sangat menginspirasi baginya. "Seorang yang sangat keren menurutku. Ia adalah Zac Yacoob dari Afrika Selatan dan ia buta. Ia melihat dengan mata hatinya langsung," tulisnya.
Nurlan Daulay, sastrawan korban '65 yang lebih populer dengan nama pena Martin Aleida, juga menuliskan kekagumannya pada sosok Zac. Martin hadir sejak sidang hari pertama, menyaksikan sekaligus memberi kesaksian mengenai penahanan paksa serta penyiksaan terduga komunis selepas G30S.
"Perhatianku dirampasnya karena dia buta. Lulus sarjana hukum dari perguruan tinggi untuk orang buta. Aku terpesona memperhatikan gerak-gerik tubuhnya," tulis Martin dalam akun Facebook resminya.
Zac adalah keturunan India yang kemudian besar di Afrika Selatan. Kendati tak bisa melihat, Zac berhasil dalam pendidikan. Dia meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Kwa-zulu Natal.
"(Zac) paling jelas melihat kejahatan di negeriku dibandingkan semua yang hadir," imbuh Martin.
Pada masa mudanya, Zac sudah aktif menentang praktik rasisme Apartheid. Setelah Nelson Mandela menjadi presiden, Zac terlibat dalam pemerintahan. Sepanjang 1998-2013 dia menjabat Hakim Konstitusi Afrika Selatan. Selain pakar dalam urusan konstitusi, Zac kerap mengikuti konferensi mengenai kebutaan, perlindungan anak, serta demokrasi.
Hakim yang telah purna tugas ini sekarang terlibat dalam persidangan yang digelar pegiat HAM Indonesia demi membuktikan adanya kejahatan kemanusiaan 50 tahun lalu akibat gonjang-ganjing politik.
Zac pula yang memimpin sidang yang menghadirkan Tintin Rahaju, guru sekaligus mahasiswa pegiat PMKRI yang dituding Gerwani. Dalam kesaksian menyayat tersebut, Tintin mengaku beberapa pekan setelah G30S, diculik paksa ke Kantor Corps Polisi Militer, Yogyakarta. Dia dituduh melakuken gerilya politik.
Karena merasa tak bersalah dan tidak mengaku, Tintin ditelanjangi dan dipaksa melayani syahwat polisi militer yang menginterogasinya.
"Dalam keadaan telanjang itu, saya dipegang oleh dua orang. Mengarah ke setiap pemeriksa itu, saya disuruh menciumi kelamin mereka," kata saksi itu dalam sidang. Zak Yacoob menyempatkan memuji keberanian Tintin karena bersedia merekonstruksi ulang peristiwa menyakitkan di masa lalu.
Dalam sidang hari ketigaIPT membahas penghilangan paksa terduga komunis, serta bukti adanya propaganda masif pemerintah Orde Baru mendiskreditkan keluarga tapol serta komunisme.
(mdk/ard)