Langka azan di bilangan Kuta
"Lebih enak hidup tanpa pacar. No man, no cry," kata Liza, pelancong asal Rusia.
Langit kian gelap di bilangan Kuta dan Legian, Denpasar, Bali, akhir pekan lalu. Namun bukan berarti denyut kehidupan di jantung wisata Pulau Dewata ini berhenti. Sebaliknya, kian kencang dan bergairah.
Kuta dan Legian seolah bertabur cahaya semburan dari papan nama hotel, bar, diskotek, panti pijat benaran hingga ekstra layanan, restoran, toko, dan pusat belanja. Manusia, mobil, dan sepeda motor berseliweran kian ramai. Belum lagi alunan suara musik enak buat bergoyang. Mata juga dimanjakan oleh para pelancong perempuan - domestik dan asing - berpakaian serba minim menegaskan tonjolan dan lekuk tubuh mereka.
Makin larut malam, suasana kian bertambah panas. Bule-bule itu tidak malu lagi bergoyang hingga di tepi jalan. Beberapa di antara mereka mulai berjalan sempoyongan lantaran kebanyakan menenggak minuman beralkohol di dekat diskotek Bounty dan Sky Garden di Legian.
Dua diskotek itu terkenal kerap menggelar tari telanjang. Konon pertunjukan menggugah syahwat ini baru dimulai setelah jarum jam berganti hari. "Di sini pusatnya hiburan malam," kata seorang teman.
Tapi sejak sore Kuta dan sekitarnya sudah ramai. Lokasi ini seolah menjadi tempat buat menumpahkan syahwat dan melupakan kesumpekan dunia. Seperti dilakoni Liza, janda tanpa anak asal Pulau Sakhalin, Rusia. Dua hari sebelumnya, dia baru saja putus dari pacarnya dari Australia. Persoalannya sepele, mereka bertengkar gara-gara kamar mandi hotel bertarif Rp 150 ribu saban malam tempat mereka menginap jorok.
Dia mengaku bisa sedikit lega lantaran puas memandang keindahan pantai Kuta. "Lebih enak hidup tanpa pacar. No man, no cry," kata perempuan cantik berbikini loreng ini. Liza benar. Bukan sekadar membuat alpa dari kegalauan hidup, bilangan Kuta juga mampu melenakan manusia dari Tuhannya.
Empat hari di Kuta, saya hanya sekali mendengar suara azan, itu pun dari telepon seluler seorang teman. "Masjid jauh di sini. Dari Polsek Kuta ke sana lagi," kata seorang petugas keamanan sebuah hotel di Jalan kartika Plaza.
Baca juga:
Cuaca panas menyengat, turis banjiri pantai di Bali
Buang sampah sembarangan, 90 warga di Bali masuk rekor
Sensasi ekstrem mengarungi derasnya Sungai Telaga Waja Bali
-
Kapan kalimat "Asholatu Khairum Minannaum" diucapkan dalam azan? Frase ini diucapkan oleh seorang muadzin saat mengumandangkan azan subuh sebagai pengingat bagi umat muslim untuk tidak terlena dengan tidur dan segera melaksanakan shalat subuh di awal waktu.
-
Bagaimana cara umat Islam menjawab seruan adzan? Cara menjawab adzan yaitu dengan melafalkan ucapan serupa. Akan tetapi, untuk lafal "hayya ala assholat dan hayya ala alfalaah" dibalas dengan "la haula walla quwwata illa billah".
-
Apa yang sebenarnya terjadi dalam video yang beredar tentang azan di luar angkasa? Video itu menunjukkan seorang astronot yang tengah melakukan spacewalk, dengan lantunan azan terdengar menyertainya.
-
Bagaimana cara membaca doa ketika mendengar azan "asyhadu anna muhammadarrasulullah"? Berikut bacaan doa ketika mendengar azan asyhadu anna muhammadarrasulullah, perlu diamalkan:"Wa anna asyhadu allaa illaaha illallaah wa anna muhammadar rasuulullah radhitubillahi rabba wa bimuhammadin rasula wa bil islamidina,"
-
Kenapa suara azan di video tersebut dikatakan sebagai hasil editan? Sehingga video yang beredar telah diedit dengan memasukkan suara azan ke dalam rekaman tersebut.
-
Bagaimana cara menjawab kalimat "Asholatu Khairum Minannaum" di dalam azan subuh? Cara menjawab kalimat tambahan pada adzan subuh ini cukup sederhana. Jawaban yang perlu diucapkan setelah mendengar kalimat asholatu khairum minannaum adalah “Shadaqta wa bararta.” (Engkau benar dan engkau telah berbuat kebajikan).