Lewat Teror Paris ISIS kampanyekan Islam versus Barat
Teroris ingin kaum muda muslim di Prancis tertarik dengan kampanye radikalisasi dan bergabung dengan mereka.
Menyusul serangan di Ibu Kota Paris, Prancis yang menewaskan 129 orang pada Jumat malam lalu, pengamat politik Timur Tengah Catherine Shakdam mengatakan para teroris menggunakan strategi memecah belah warga muslim di Prancis dan di mana pun dengan propaganda kampanye radikalisasi.
"Yang dilakukan para teroris itu pada dasarnya adalah membagi dunia menjadi Barat dan Islam. Dan karena Prancis mempunyai penganut muslim terbesar di Eropa maka Paris jadi alasan untuk target mereka itu," kata dia kepada Russia Today, Senin (16/11).
Lebih lanjut Shakdam menuturkan, para teroris ingin warga muslim merasa terasing di Prancis dan merasa Islam adalah agama asing di Negeri Anggur itu.
Teroris ingin kaum muda muslim di Prancis tertarik dengan kampanye radikalisasi dan bergabung dengan mereka.
Pada kenyataannya, kata Shakdam, ucapan para politisi yang ingin merangkul ISlam justru berbeda dengan aksi yang dilakukan di Timur Tengah.
"Harusnya Prancis mengikuti jejak Rusia yang menumpas akar masalah radikalisasi untuk melawan teror di Suriah," kata dia.
Senada dengan Shakdam, Editor berita Pan-Afrika Abayomi Azikiwe menuturkan dengan mengasingkan warga muslim dari kehidupan bermasyarakat maka hal itu menjadi situasi yang sempurna bagi berkembangnya paham radikal.
"Di Paris ada banyak warga Timur Tengah, Afganistan, dan muslim lainnya yang mengalami diskriminasi dalam bermasyarakat. Karena itulah hal ini menjadi lahan subur bagi tumbuhnya paham radikal," kata dia.