Mantan Menhan: ISIS 'minta maaf' usai serbu perbatasan Israel
Mantan Menhan: ISIS 'minta maaf' usai serbu perbatasan Israel. Mantan menteri pertahanan Israel mengklaim Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) 'meminta maaf' atas serangan yang mereka lakukan. Pernyataannya itu sekaligus pengakuan pertama yang dilakukan negara Yahudi tersebut dengan kelompok teroris itu.
Mantan menteri pertahanan Israel mengklaim Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) 'meminta maaf' atas serangan yang mereka lakukan. Pernyataannya itu sekaligus pengakuan pertama yang dilakukan negara Yahudi tersebut dengan kelompok teroris itu.
Dilansir stasiun televisi Al Araby, Sabtu (6/5), Moshe Yaalon, nama mantan menteri pertahanan itu, mengungkap permintaan maaf tersebut dalam sebuah wawancara. Apalagi, sebuah serangan sporadis baru saja terjadi di wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan.
"Siapapun yang mengganggu kedaulatan kami akan merasakan kekuatan penuh dari kami. Dari banyak kejadian, penembakan berasal dari wilayah yang dikontrol rezim (Assad). Tapi sesekali serangan berasal dari posisi ISIS dan mereka langsung minta maaf," ujarnya.
Pernyataannya itu mengingatkan kembali atas serangan yang berlangsung pada November 2016 lalu. Ketika itu, serdadu Israel menembak mati empat militan yang diduga berafiliasi dengan ISIS, Khalid ibn al-Walid di selatan Suriah.
Pengakuan ini merupakan yang pertama, sekaligus mengungkap hubungan langsung dengan kelompok ekstremis tersebut.
Meski demikian, Israel berkali-kali menyatakan enggan terlibat dalam konflik internal Suriah. Namun demikian, mantan pejabat ini mengaku perang sipil tersebut masuk dalam kepentingan mereka.
"Ini seperti situasi pertandingan ulang di mana kami membutuhkan kedua tim kalah, setidaknya tidak ada satupun yang menang - kami merasa tentram jika keduanya imbang," ungkap mantan konsul jenderal Israel di New York kepada The New York Times, 2013 lalu.
"Biarkan mereka berdarah-darah, menumpahkan darah sampai mati: itu adalah strategi pemikiran di sini. Selama ini masih ada (perang), tidak ada ancaman nyata dari Suriah," ucapnya.
Sementara, seorang reporter Jurgen Todenhofer, yang menghabiskan 10 hari di belakang garis musuh bersama ISIS pada 2015, mengungkapkan fakta bahwa kelompok teror ini sebenarnya takut pada Israel.
Israel sendiri terlibat bersama pemerintah Mesir untuk memerangi afiliasi ISIS di Semenanjung Sinai.
Israel mengambil alih sekitar 1.200 kilometer persegi Golan dari Suriah usai perang terhadap negara-negara Arab pada 1967, kemudian menganeksasinya. Tindakan itu dinilai ilegal oleh masyarakat internasional.
Baik Israel maupun Suriah, secara teknis masih dalam status perang, namun bentrok mulai berkurang sejak konflik mulai terjadi sejak 2011. Meski begitu, Israel beberapa kali menyerang militer Suriah karena dianggap menembak duluan, meski beberapa di antaranya terjadi secara tidak sengaja.
Jumat (5/5) kemarin, tentara Israel menyebut telah membidik sebuah lokasi di Suriah untuk membalas tembakan mortar. Tembakan itu mengenai bagian utara daerah pendudukan Dataran Tinggi Golan.
Baca juga:
Agen FBI jatuh hati kepada militan ISIS, pergi menikah di Suriah
Aksi bocah Israel menjajal senjata-senjata militer
Hamas tegaskan perangi Zionis, bukan umat Yahudi
Warga Irak gelar makan bersama usai perang melawan ISIS
Meratapi kerusakan parah kota kuno Hatra setelah diduduki ISIS
-
Bagaimana Israel melancarkan serangan ke Irak? Delapan pesawat tempur F-16 yang masing-masing membawa bom seberat nyaris satu ton. Ditambah enam pesawat tempur F-15 yang bertugas memberikan perlindungan udara bagi pesawat F-16 tersebut. Misi mereka menghancurkan fasilitas nuklir Irak yang disebut Osirak di kompleks El Tuwaitha, tak jauh dari Baghdad.
-
Di mana Suriah menyerang Israel? Mesir akan menyerbu melalui SInai, sementara Suriah akan menyerang Israel melalui Dataran Tinggi Golan.
-
Apa yang dilakukan Israel terkait perang dengan Hamas? Menteri Keamanan Nasional Israel, Itmar Ben-Gvir mengatakan, pemerintah Israel akan membagikan 4.000 pucuk senapan serbu.
-
Apa masalah utama yang memicu konflik Israel dan Palestina? Konflik Palestina dan Israel, hingga kini masih menjadi isu kemanusiaan yang belum berakhir. Konflik yang bermula sejak tahun 1947 ini bahkan masih sering memanas. Di mana penduduk Israel terus berusaha menguasai wilayah yang seharusnya menjadi hak dari warga negara Palestina.
-
Mengapa Hizbullah menyerang Israel? Dalam pernyataannya, Hizbullah menegaskan penargetan terhadap posisi-posisi Israel dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina yang gigih di Jalur Gaza dan juga untuk mendukung perlawanan mereka yang berani.
-
Bagaimana pasukan Israel bisa mengalahkan pasukan gabungan Mesir, Suriah, Libanon dan Yordania? Dalam Perang itu, Israel Berhasil Mengalahkan Lawan-Lawannya Pasukan gabungan Mesir, Suriah, Libanon dan Yordania mengerahkan pasukan mereka melawan Israel, tetapi militer Israel lebih unggul.