Mantan Menpora Malaysia Syed Saddiq Serukan Negara Muslim Bersatu Untuk Akhiri Genosida di Gaza
Syed Saddiq menjadi pembicara dalam diskusi publik yang diadakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, YB Syed Saddiq menyerukan negara-negara Muslim bersatu untuk menghentikan genosida Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Menurut Saddiq, negara-negara Muslim harus bersatu untuk menghentikan AS dalam pengiriman senjata ke Israel dan juga memastikan pengiriman bantuan kepada pengungsi Palestina di Gaza.
Hal ini disampaikan saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi publik yang diadakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Jumat, (15/11) di Jakarta.
- Pidato di Sidang Umum PBB, Retno Marsudi Kritik Dewan Keamanan Karena Tak Bisa Hentikan Agresi Israel di Gaza
- Mantan Wakapolri Bertemu Tokoh Fatah, Sampaikan Dukungan Palestina Merdeka
- Jokowi dan Grand Syekh Al Azhar Kompak Dorong Gencatan Senjata Permanen di Gaza
- Prabowo Serukan Gencatan Senjata Permanen di Gaza: Indonesia Siap Kirim Pasukan Penjaga Perdamaian
“Jadi, saya pikir, selama kita bersatu bersama-sama saya pikir kita bisa membuat kesepakatan yang sangat kuat untuk menghentikan genosida dan untuk menemukan penyelesaian yang bisa dibuat untuk Timur Tengah, terutama untuk negara Palestina,” jelasnya.
FPCI mengundang Saddiq untuk mengisi bincang publik ini untuk membicarakan bagaimana sebuah demokrasi dapat dibentuk secara sehat dan bertahan lama di tengah kondisi geopolitik yang terus berubah-ubah.
Saddiq mengungkapkan pentingnya untuk tetap bertahan dan mengupayakan demokrasi dan menyingkirkan kekuasaan penuh yang hanya dipegang oleh beberapa kelompok dan perlu adanya transparansi dan keterbukaan.
Saddiq juga menyinggung soal isu Rohingnya. Menurutnya, negara-negara Asia Tenggara harus mengambil sikap dan tidak bisa netral.
“Saya tidak berbicara tentang sekadar mencapai demokrasi penuh. Saya berbicara tentang hal-hal mendasar untuk memastikan bahwa standar dasar hak asasi manusia dipatuhi, dan itu tidak sulit,” ujarnya.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti