Mantan Presiden Rusia Peringatkan Amerika Agar Hindari Pecahnya Perang Dunia III
Peringatan ini dikeluarkan sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan dalam konflik antara Ukraina dan Rusia.
Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev memberikan peringatan kepada Amerika Serikat (AS) pada hari Sabtu (2/11), menekankan pentingnya bagi AS untuk menanggapi ancaman nuklir dari Rusia dengan serius agar tidak terjerumus ke dalam Perang Dunia III.
Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua dewan keamanan Rusia, menyatakan kepada Russia Today, meskipun pejabat tinggi AS tidak ingin terjadinya Perang Dunia III, mereka keliru jika berpikir Rusia akan membiarkan batasan tertentu terlewati.
- Rusia Serang Ukraina dengan Rudal Hipersonik, Putin Peringatkan Negara Barat Juga Bisa Jadi Target Serangan
- Perang Dunia III Semakin Dekat? Ini 5 Tanda-Tanda yang Mengkhawatirkan, NATO Mulai Terlibat
- Tak Main-main, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Ancam Amerika karena Mau Sebar Rudal di Jerman
- Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
"Mereka salah," ungkap Medvedev.
Rusia, lanjutnya, menilai bahwa lembaga politik di AS dan Eropa saat ini tidak memiliki visi dan kedalaman pemikiran seperti yang pernah ditunjukkan oleh mendiang Henry Kissinger, sebagaimana dikutip dari Anadolu, Minggu (3/10).
Perang di Ukraina kini memasuki tahap yang dianggap paling berbahaya oleh para pejabat Rusia, di mana pasukan Rusia terus bergerak maju di wilayah timur dan barat Ukraina sambil mempertimbangkan langkah-langkah untuk memperkuat Ukraina.
Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia telah memberikan sinyal kepada negara-negara Barat bahwa mereka akan memberikan respons jika AS dan sekutunya memberikan dukungan kepada Ukraina untuk meluncurkan serangan rudal jarak jauh ke dalam wilayah Rusia. Di sisi lain, NATO juga melaporkan Korea Utara telah mengirimkan pasukan ke bagian barat Rusia.
Para pejabat Rusia menegaskan, pemimpin-pemimpin Barat telah gagal memahami sinyal yang disampaikan Rusia terkait keamanan Eropa dan eskalasi konflik di Ukraina.