Media Israel Akhirnya Akui Dunia Lebih Mendukung Palestina dan Citra Israel Kian Memburuk
Sementara itu, warga Israel dianggap sebagai teroris oleh sebagian besar dunia.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya popularitas gerakan perlawanan Palestina di seluruh dunia.
Media Israel Akhirnya Akui Dunia Lebih Mendukung Palestina dan Citra Israel Kian Memburuk
Para pejuang Palestina dianggap sebagai "pahlawan populer," sementara citra Israel semakin terkikis, dianggap sebagai "teroris." Surat kabar Israel itu menyalahkan politisi Israel atas kegagalan ini.
“Meskipun ada tambahan kerugian pada pasukan [Israel], tentara Israel mencapai hasil yang baik dalam serangannya di Jalur Gaza, namun pada saat yang sama ada kemunduran dalam diplomasi,” kata surat kabar itu seperti dilansir laman Middle East Monitor.
- Jurnalis Ternama Israel Dipecat Karena Ungkap Jumlah Sebenarnya Tentara yang Tewas di Gaza
- Media Israel Ungkap Tawanan yang Ditangkap Hamas Diperlakukan dengan Baik, Tak Pernah Disiksa
- Pria Palestina Diserbu Tentara Israel Saat Siaran Langsung TikTok, Dipukul Pakai Linggis di Depan Anak-Anaknya
- Daftar Kebohongan Israel yang Terbongkar di Media Sosial tentang Palestina
Yedioth Ahronoth merinci bahwa Hamas dan pemimpin utamanya, seperti Yahya Sinwar, mendapatkan pujian global sebagai pejuang kemerdekaan.
Sementara itu, warga Israel dianggap sebagai teroris oleh sebagian besar dunia. Keadaan ini memberikan gambaran tentang pergeseran persepsi global terhadap konflik yang sedang berlangsung.
Surat kabar Yedioth Ahronoth, mengatakan Hamas menerima pujian di seluruh dunia, termasuk opini publik Amerika dan Inggris, dan tentu saja di negara-negara Arab.
Tampaknya ketakutan akan operasi darat ini serupa dengan kekhawatiran pada Perang Lebanon Kedua, yang waktu itu menyebabkan Israel kalah besar dan hanya mencapai sedikit prestasi militer atau diplomatik. Karena itulah banyak suara bermunculan dari sayap kanan dan kiri yang menyerukan agar operasi darat ke Gaza dihindari,” kata surat kabar itu.
Yedioth Ahronoth memperingatkan kegagalan diplomasi ini mendorong persepsi negatif terhadap Israel di tingkat internasional.