Jurnalis Ternama Israel Dipecat Karena Ungkap Jumlah Sebenarnya Tentara yang Tewas di Gaza
Jumlah tentara Israel yang tewas jauh lebih banyak dari data yang diungkap pemerintah. Tentara Israel juga banyak mengalami kebutaan 100 persen.
Jumlah tentara Israel yang tewas jauh lebih banyak dari data yang diungkap pemerintah. Tentara Israel juga banyak mengalami kebutaan 100 persen setelah ditugaskan di Gaza.
Jurnalis Ternama Israel Dipecat Karena Ungkap Jumlah Sebenarnya Tentara yang Tewas di Gaza
Jurnalis ternama Israel, Ariel Shimon dipecat dari surat kabar terkemuka Yedioth Ahronot, pemecatan yang menggemparkan di negara tersebut. Ariel Shimon dipecat karena mengungkap fakta-fakta yang dirahasiakan terkait dengan konflik yang sedang berlangsung di Gaza.Shimon mempertanyakan transparasi komunikasi pemerintah Israel mengenai jumlah sebenarnya korban dan kerugian dalam pertempuran al-Bariyya melawan pasukan perlawanan Palestina.
Sumber: ehalal.io
Dilansir dari laporan ekslusif Shimon, angka resmi yang dirilis oleh pemerintah Israel jauh lebih sedikit dari jumlah korban sebenarnya dari konflik tersebut.
Shimon menegaskan, jumlah korban dan kerugian sebenarnya tiga kali lipat lebih tinggi dari yang telah diumumkan secara resmi.
Shimon mengklaim bahwa sejak awal konflik, lebih dari 250 tentara dan perwira mengalami kebutaan 100 persen, sebuah statistik kelam yang tidak diungkapkan kepada publik. Selain itu, lebih dari 500 kendaraan militer termasuk tank, kendaraan lapis baja, buldoser, dan Hummers, dilaporkan hancur total. Kerusakan parsial dialami oleh sejumlah besar kendaraan lain yang terlibat dalam oprasi tersebut.
Jurnalis tersebut lebih lanjut menyatakan jumlah tentara yang terluka melebihi hitungan resmi, dengan 7.000 orang terkena dampaknya, termasuk 3.700 orang yang kini cacat permanen. Selain itu, yang paling mengejutkan, Shimon mengklaim bahwa jumlah korban tewas sebenarnya di antara para tentara dan perwira Israel mencapai 3.850 orang, dan menggambarkannya sebagai penyerangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.Shimon mengajukan pertanyaan kritis tentang keengganan pemerintah untuk mengungkapkan skala sebenarnya dari kerugian tersebut, dirinya mendesak Perdana Menteri Netanyahu untuk menyampaikan pendapatnya secara jujur mengenai situasi tersebut. Jurnalis tersebut mempertanyakan mengapa Netanyahu tidak secara terbuka mengakui kegagalannya mencapai tujuan yang dinyatakan dalam pertempuran tersebut.
Selain itu, Shimon berpendapat bahwa kemampuan militer Israel untuk melanjutkan konflik hanya dapat dipertahankan melalui dukungan Amerika.
Shimon menyoroti kerentanan kemampuan militer Israel, menekankan bahwa dukungan Amerika sangat penting, meskipun dukungan tersebut saat ini tampaknya semakin berkurang. Shimon menyimpulkan dengan menegaskan bahwa perebutan Al-Aqsa telah kembali ke tangan umat Islam, menandakan penurunan pengaruh Israel.
Warga Israel juga menyerukan pertanggungjawaban dan transparasi pemerintah Israel. pemecatan Ariel Shimon justru meningkatkan keingintahuan publik mengenai sifat sebenarnya dan dampak konflik, sehinga banyak orang menuntut jawaban dari para pemimpin mereka.