Membandingkan Bahaya dan Tingkat Penularan Virus Corona Omicron dengan Varian Lain
Beberapa varian virus corona menyebar lebih mudah daripada yang lainnya, yang bisa memicu peningkatkan angka infeksi. Lonjakan infeksi bisa membuat sumber daya kesehatan kewalahan, berpotensi menyebabkan lebih banyak rawat inap dan kematian.
Pada 24 November 2021, ilmuwan di Afrika Selatan melaporkan varian baru virus corona dengan jumlah mutasi yang lebih tinggi daripada yang ditemukan pada varian lainnya. Dua hari kemudian, WHO mengatakan varian baru tersebut, dinamakan Omicron, merupakan varian yang mengkhawatirkan (variant of concern).
Pengumuman tersebut membuat banyak negara di dunia menerapkan pembatasan perjalanan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana Echovirus 11 bisa menyebar? Sebagian besar echovirus menyebar melalui kontak dengan kotoran. Bayi baru lahir bisa mendapatkan virus selama kelahiran dari ibu mereka. Virus mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun pada saluran pencernaan, tetapi dapat menyebabkan infeksi berbahaya pada seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah atau yang kekebalannya kurang berkembang.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Apa yang dimaksud mutasi?
Semua virus bermutasi, dan virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 terus bermutasi sejak muncul pada akhir 2019. Mutasi adalah sebuah perubahan dalam kode genetik virus, dan virus yang bermutasi dikenal sebagai varian.
Beberapa varian virus corona menyebar lebih mudah daripada yang lainnya, yang bisa memicu peningkatkan angka infeksi. Lonjakan infeksi bisa membuat sumber daya kesehatan kewalahan, berpotensi menyebabkan lebih banyak rawat inap dan kematian.
Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (30/11), para pakar meyakini ada sedikitnya 50 mutasi dalam varian baru tersebut, dengan 32 mutasi berada pada protein mahkota virus (ujung runcing virus), bagian virus yang memasuki sel manusia. Para ilmuwan menyampaikan, mutasi yang mirip terlihat di varian lainnya dikaitkan dengan penularan yang lebih tinggi dan kesempatan yang lebih besar untuk menghindari pertahanan imun tubuh, dibandingkan dengan virus corona asli (sebelum bermutasi).
Mutasi diidentifikasi dengan huruf dan angka seperti D614G - yang berarti asam amino berubah dari D (aspartat) menjadi G (glisin) pada posisi nomor 614 dari protein mahkota virus.
Cara penamaan virus
WHO mengidentifikasi lima varian yang mengkhawatirkan (Variant of Concern/VOC) dan delapan varian yang menjadi perhatian (Variant of Interest/VOI). Sejak Mei 2021, badan PBB itu menamakan varian baru virus corona dengan huruf dari alfabet Yunani yang dimulai dengan Alpha.
Berdasarkan urutan alfabet Yunani, seharusnya Omicron dinamai Nu, disusul Xi. Namun menurut WHO, "Nu dengan mudah dapat dikecohkan dengan 'new' dan Xi tidak digunakan karena itu nama belakang yang umum."
Akhirnya, huruf ke-15 alfabet Yunani, Omicron, digunakan.
Beda Omicron dengan varian lain
WHO menyampaikan risiko global varian Omicron "sangat tinggi".
Saat ini, varian Delta, pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020, adalah varian paling dominan, mencakup lebih dari 99 persen kasus global.
Pada Minggu, WHO menyampaikan belum jelas apakah Omicron lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian-varian lain. Badan PBB itu juga menyebutkan vaksin masih penting untuk mengurangi penyakit parah dan kematian.
Bukti awal menunjukkan kemungkinan adanya risiko infeksi ulang yang meningkat dengan Omicron dibandingkan VOC lainnya, tapi informasi mengenai hal ini juga masih terbatas.
Ahli epidemiologi Afrika Selatan, Salim Abdool Karim menyampaikan pada Senin, belum ada cukup data yang terkumpul untuk memastikan implikasi klinis Omicron dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya, dan infeksi ulang itu memungkinkan tapi orang-orang yang divaksinasi orang yang divaksinasi memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mengalami gejala serius.
Para ahli menyampaikan, lebih banyak informasi akan tersedia dalam beberapa hari dan pekan mendatang ketika virus menyebar lebih luas dan para peneliti sedang mempelajari bagaimana mutasi Omicron bekerja sama.
Untuk melindungi diri kita dan orang lain dari varian Omicron, termasuk untuk mencegah penyebarannya, WHO menyarankan untuk mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Divaksinasi
2. Pakai masker
3. Jaga jarak
4. Siapkan ventilasi untuk ruang tertutup
5. Jaga kebersihan
6. Isolasi mandiri jika merasakan gejala
(mdk/pan)