Mengapa AS Ingin Bangun Pelabuhan di Gaza dengan Alasan untuk Kirim Bantuan Kemanusiaan?
Mengapa AS Ingin Bangun Pelabuhan di Gaza untuk Kirim Bantuan Kemanusiaan?
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan negaranya akan mendirikan dermaga sementara di Gaza untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.
- Mati Pelan-Pelan, Nestapa Warga Gaza Tinggal Bersama Sampah dan Tikus di Pengungsian
- Baru Sehari Pulang Dari Gaza, Tentara Israel Bunuh Diri Tembak Kepalanya Sendiri
- Tak Tersisa Tempat Aman di Gaza, Israel Bom Kota Rafah Setelah Hamas Setujui Perjanjian Gencatan Senjata
- Kisah Pilu Bocah Gaza yang Meninggal Karena Kelaparan, "Tak Perlu Keajaiban Untuk Menyelamatkannya, Dia Hanya Butuh Makan!"
Mengapa AS Ingin Bangun Pelabuhan di Gaza dengan Alasan untuk Kirim Bantuan Kemanusiaan?
Warga Palestina di Gaza kini sedang kelaparan akibat blokade Israel atas wilayah tersebut.
Komando Pusat Militer AS menyatakan sebuah kapal militer AS bertolak ke Gaza pada Minggu (10/3). Kapal tersebut membawa peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi awal bangunan tersebut.
Langkah ini diambil setelah AS memberikan bantuan melalui udara ke Gaza. Organisasi bantuan kemanusiaan mengatakan bantuan melalui udara itu tidak cukup karena tingkat krisis di Gaza yang sudah parah.
Serangan bombardir Israel sejak 7 Oktober sudah menewaskan Lebih dari 31.000 orang di Gaza dan 70% rumah dan bangunan hancur atau rusak.
Dalam pidato kenegaraan Kamis lalu Biden mengatakan dermaga itu akan dapat "menerima pengiriman besar yang membawa makanan, air, obat-obatan, dan tempat penampungan sementara".
Untuk mengirimkan bantuan ke daerah yang sebagian besar terputus di bagian utara, truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan harus melaju dari penyeberangan tersebut, baik di sisi selatan Gaza maupun melalui zona konflik.
Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat telah memberikan bantuan miliaran dolar kepada Israel serta senjata yang digunakan Israel di Gaza. Kongres AS saat ini sedang mempertimbangkan tambahan bantuan sebesar USD 14 miliar untuk Israel di luar bantuan militer tahunan sebesar USD 3,8 miliar.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan negaranya akan berpartisipasi dalam proyek dermaga ini, namun menambahkan proyek ini akan "membutuhkan waktu untuk membangunnya".
Pada Jumat lalu Pentagon mengumumkan jadwal pembangunan dermaga yang akan melibatkan lebih dari 1.000 tentara Amerika dan akan memakan waktu hingga 60 hari.
Rencana dermaga terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah tongkang terapung lepas pantai yang dapat menerima bantuan. Militer AS kemudian akan mengirimkan bantuan dari sana ke jalan lintas terapung sepanjang 550 meter yang berlabuh di pantai.
Gaza memiliki pelabuhan kecil di dekat distrik Remal di Kota Gaza. Namun, sejak tahun 2007, Israel menutup hampir semua penyeberangan perbatasan Gaza dan mengklaim memiliki kendali penuh atas garis pantai dan perairan teritorial Gaza.
Israel menghalangi kapal-kapal untuk mencapai jalur tersebut sejak tahun 1967.
Biden menyatakan pemerintah Israel akan menjaga keamanan di dermaga, tetapi tidak jelas siapa yang akan mengambil bantuan dari dermaga dan mengirimkannya ke pantai. Para ahli mempertanyakan bagaimana Israel akan membiarkan bantuan melalui laut, mengingat mereka telah melarang pengiriman melalui perbatasan darat.
Dermaga ini tampaknya merupakan solusi yang rumit untuk sebuah masalah yang sebenarnya memiliki solusi yang jauh lebih sederhana, yaitu agar Israel membuka penyeberangan darat ke Gaza.
"Setiap upaya untuk membawa lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk membantu orang-orang yang putus asa sangat disambut baik," kata Juliette Touma dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). "Namun, ada cara yang lebih efisien, lebih murah, dan lebih cepat untuk membawa bantuan ke Gaza, yaitu melalui jalur darat."
Touma mengatakan kepada Aljazeera, minimal 500 truk bantuan setiap harinya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan warga sipil Palestina di Gaza. Itu adalah jumlah rata-rata truk yang masuk ke Gaza sebelum perang, namun hal itu berubah setelah 7 Oktober.