Mengenal Zhu Hailun, Sosok di Balik Penahanan 1 Juta Muslim Uighur di China
Zhu Hailun ternyata berperan penting di balik penahanan warga Uighur di China
Sosok Zhu Hailun muncul dari bocoran dokumen yang diungkap pada 2017. Dokumen itu ditandatangani oleh Zhu. Seorang ahli bahasa Uighur bahkan mengenali tanda tangan Zhu di kop surat beberapa halaman dokumen rahasia itu. Si ahli bahasa itu pernah bekerja sebagai penerjemah di Kashgar ketika Zhu menjawab sebagai salah satu pejabat di kota itu.
"Ketika saya melihat dokumen itu saya tahu itu dokumen penting," kata ahli bahasa Abduweli Ayup yang kini tinggal di pengasingan, seperti dilansir laman AP bulan lalu. "Dia adalah orang yang ingin segalanya berada di bawah kekuasaannya. Segalanya".
-
Mengapa warga Uighur merasa diperlakukan tidak adil di China? Abdul mengatakan, saat ini terdapat ratusan tempat pengungsian konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai pusat pendidikan. Namun kenyataannya kamp konsentrasi tersebut ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa Uighur serta membuat mereka lupa seorang muslim."Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal," kata Abdul.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur di China yang membuat mereka terpisah dari keluarga? Abdul mengaku mendapat telepon dari kerabat di Shanghai pada September 2017. Menurut Abdul, kerabatnya itu mengabarkan bahwa adiknya diambil dari kamp konsentrasi warga Uighur di China. "Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka," ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Siapa yang menganggap pelanggaran HAM di China terhadap warga Uighur sebagai tindakan pelanggaran HAM? Presiden Organization of Islamic Conference (OIC) Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita menilai banyak dugaan pelanggaran HAM dalam persoalan warga Uighur."Kalau merujuk pada HAM, kebebasan beragama, itu banyak sekali hal-hal yang melanggar HAM," kata Astrid saat menyampaikan pidato pembukaan di konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Bagaimana cara Indonesia bisa membantu warga Uighur di China? Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang menganut prinsip non-intervensi juga bukan berarti hanya bisa diam, tetapi dapat menerapkan mekanisme dialog ataupun diplomasi untuk ikut bersuara dalam permasalahan dunia. "Ini bukan berarti kita diam atau memalingkan kepala. Namun, bukan berarti indonesia juga langsung lantas berangkat ke sana, tapi kita dapat menggunakan mekanisme dialog dan diskusi," ujar Astrid.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Di mana pemukiman orang Austronesia ditemukan di China? Arkeolog China baru-baru ini menemukan pemukiman orang Austronesia yang berasal dari 7.300 tahun yang lalu di Pulau Pingtan, Provinsi Fujian.
Zhu diketahui sebagai sosok yang berperan penting dalam merencanakan dan mengeksekusi program untuk menahan lebih dari 1 juta warga Uighur di kamp penahanan di Provinsi Xinjiang.
Lalu, siapa sebenarnya Zhu Hailun? Berikut sosoknya:
Politisi China
Zhu merupakan sosok politisi China. Dia bergabung dengan Partai Komunis China pada Mei 1980. Kemudian pernah menjabat sebagai ketua partai Urumqi, ibukota wilayah Xinjiang sejak 2009 hingga 2016. Pada April 2016, Zhu menjabat sebagai Wakil Sekretaris Partai Daerah Otonomi Uighur Xinjiang pada April 2016.
Etnis Han yang Fasih Bahasa Uighur
Zhu diketahui berasal dari etnis Han, mayoritas etnis di China. Zhu lahir pada Januari 1958 di Kabupaten Lianshui, Jiangsu dan bersekolah di Sekolah Partai Xinjiang. Zhu bergabung dengan Partai Komunis China pada Mei 1980, dan pada 1990, Zhu sudah fasih bahasa Uighur.
"Kalau Anda tidak melihat langsung Anda tidak akan mengira dia etnis Han. Ketika dia berbicara bahasa Uighur, dia benar-benar seperti orang Uighur karena dia tumbuh di sana," kata pengusaha Uighur yang tinggal di Turki dan menolak identitasnya diketahui.
Menurut Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ), Zhu memiliki dampak besar pada perencanaan strategis kamp pendidikan ulang Xinjiang. Kamp ini menampung jutaan jiwa bangsa Uighur. Mereka diajarkan bahasa dan budaya Tiongkok.
Licik dan Penuh Tipu Daya
Sosok Zhu ternyata dibenci banyak orang, salah satunya pengakuan dari pengusaha Uighur yang tinggal di Turki. Pengusaha itu mengetahui nama Zhu dari kerabatnya sesama orang Uighur yang menjalin hubungan bisnis dengan Zhu. Temannya itu sangat terkesan dan menyebut Zhu sosok yang sangat terampil, pejabat etnis Han di birokrasi Uighur yang bisa diajak bekerja sama.
Namun setelah bertahun-tahun mengenal Zhu dan mengetahui soal penangkapan, si pengusaha itu kemudian punya kesimpulan berbeda.
"Dia orang yang licik dan penuh tipu daya. Dia sangat kejam karena memerintahkan penggerebekan rumah-rumah warga Uighur pukul 03.00 dan para petani di sana bisa menyanyikan lagu populer yang berjudul "Zhu akan datang" untuk mengolok-oloknya karena sifatnya yang demikian.
"Dia memberi perintah seakan petani itu adalah tentara. Kami semua adalah tentaranya," kata Ayup.
(mdk/dan)