Menlu Retno beberkan tiga langkah lawan terorisme dalam sidang PBB
Pertama, perlunya langkah untuk memperkuat counter narative melalui media sosial. Kedua, perlunya kerja sama internasional untuk memulai suatu gerakan global. Ketiga, peran perempuan harus diberdayakan.
Ada tiga langkah yang diusul Retno dalam upaya memerangi kejahatan terorisme dan ekstremisme.
"Langkah-langkah ini perlu mendapat perhatian untuk memperkuat strategi selama ini," ujarnya pertemuan pleno tingkat menteri ke-7 Global Counter-Terrorism Forum (GCTF) di sela pertemuan tingkat tinggi Sidang Majelis Umum PBB ke-71, New York, Amerika Serikat,tulis keterangan pers Kementerian Luar Negeri Indonesia diterima merdeka.com, Kamis (22/9).
-
Apa yang disampaikan Retno Marsudi kepada Komisi I DPR RI? "Kita masih akan berjumpa lagi Insyallah pada satu kali lagi yang saya dengar, tapi pertemuan hari ini merupakan salah satu pertemuan terakhir kita. Untuk itu, betul-betul dari lubuk hati yang paling dalam saya mengucapkan terima kasih banyak," kata Retno.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo akan pensiun? Marsekal TNI Fadjar Prasetyo sebentar lagi akan pensiun dari jabatannya. Laki-laki yang dilantik Presiden Joko Widodo pada Rabu 20 Mei 2020 sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ke-23 akan pensiun pada pertengahan tahun ini.
-
Di mana Marsda TNI Deni Hasoloan lahir? Deni Hasoloan Simanjuntak lahir di Bandung, Jawa Barat, 22 Juli 1973.
-
Kenapa gudang amunisi TNI dianggap rahasia? Sehingga, tidak bisa sembarang orang bisa mengetahui terkait gudang amunisi tersebut.“Kan orang juga nggak tahu di situ ada gedung munisi. Nggak tahu (orang), karena gudang munisi kan sifatnya rahasia tertutup dia,” ujarnya.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
Langkah pertama, perlunya langkah untuk memperkuat counter narative melalui media sosial dalam melawan ekstrimisme dan terorisme. Menurutnya, saat ini penyebaran paham dan ideologi ekstremisme dilakukan secara cepat melalui media sosial. Karenanya perlu adanya kerja sama internasional untuk melakukan counter narative.
"Tidak ada pilihan bagi kita selain bekerja sama untuk melawan para ekstrimisme di media sosial", serunya.
Kedua, perlunya kerja sama internasional untuk memulai suatu gerakan global untuk mendorong moderasi dan toleransi. Dalam hal ini, lanjut Retno, masyarakat internasional harus mendorong para moderat untuk angkat bicara.
"Masyarakat internasional dapat bekerja sama untuk mendorong moderasi dan toleransi baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional", tegas Menlu Retno.
Ketiga, peran perempuan harus diberdayakan dalam mendorong budaya moderat dan toleransi.
Sebagai ibu, katanya, perempuan memiliki peran kunci dalam menanamkan budaya dan ideologi yang moderat dan toleran pada anak yang nantinya akan membentuk masyarakat kita.
"Perempuan harus diberdayakan dan diikutsertakan dalam upaya mendorong budaya masyarakat yang moderat dan toleran", tutur menlu perempuan pertama Indonesia ini.
Seperti diketahui, GCTF merupakan forum internasional beranggotakan 29 negara serta Uni Eropa dengan tujuan utama untuk mengurangi kerentanan terhadap ancaman terorisme melalui upaya pencegahan, memerangi dan pengusutan aksi terorisme serta memberantas upaya rekrutmen teroris.
Forum ini menghadirkan para ahli dan praktisi dari berbagai negara untuk berbagi pengetahuan dan keahlian untuk mengembangkan strategi untuk menghadapi ancaman terorisme yang terus berevolusi.
Saat ini, Indonesia merupakan Co- Chair dari kelompok kerja GCTF Detention and Reintegration bersama Australia. Bersama Australia, Indonesia telah menyelenggarakan dua workshop skala regional di Asia dan Afrika. Pertama, Regional Workshop on Rehabilitation and Reintegration Programming for Terrorist Detainees, di Nairobi, Kenya, Oktober 2015. Kedua, Workshop on developing Effective Intake, Risk Assessment, and Monitoring Tools and Strategies for Incarcerated Terrorist Offenders di Manila July 2016.
Selain itu pada Mei 2016 di Cilacap, Indonesia juga telah mengadakan pelatihan untuk sipir di penjara dengan pengamanan maksimum serta bagaimana menghadapi pelaku kejahatan ekstrimisme.
Baca juga:
Teroris makin canggih, perlu anggaran tambahan buat Polri
Pengamat ini sebut ancaman terorisme di Indonesia masih tinggi
Hasyim Muzadi ajak ulama bangkit selamatkan agama dan negara
Penyebaran benih radikalisme tumbuh subur di Indonesia
Bahaya radikalisme, film perjuangan Palestina diputar di SD Jakarta
Generasi Jihad dan ancaman perang saudara di Eropa