Militer Myanmar Blokir Facebook di Tengah Seruan Pembangkangan Sipil
Kementerian Komunikasi dan Transportasi mengatakan pembatasan itu akan berlaku sampai 7 Februari.
Pemerintahan militer Myanmar pada Kamis memblokir Facebook dan platform media sosial lainnya - sumber komunikasi krusial bagi rakyat Myanmar - untuk membungkam kritik setelah menangkap para pemimpin yang terpilih secara demokratis dan melakukan kudeta.
Facebook, digunakan sekitar 53 juta warga Myanmar muncul sebagai platform kunci oposisi terhadap kudeta, mengunggah foto-foto kampanye pembangkangan publik dan unjuk rasa dengan memukul tutup panci dan wajab yang dibagikan secara meluas.
-
Kenapa Kue Tapel mirip Kue Leker? Cita rasa gurih, harum dan sedikit manis berpadu jadi satu di tiap porsinya. Belum lagi teksturnya cukup unik, yakni renyah di luar dan lembut di dalam, membuat Kue Tapel mirip kue leker.
-
Siapa Kayra Miendra? Kayra Miendra sendiri merupakan anak kedua dari Mieke Amilia hasil pernikahan pertamanya dengan Hendra Wijaya.
-
Kapan Mikhayla lahir? Lahir pada 2 Juni 2012, Mikhayla kini berusia 11 tahun.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Apa itu Mie Bangladesh? Mie Bangladesh, sebuah hidangan yang semakin digemari karena rasanya yang kaya rempah dan gurih.
Kementerian Komunikasi dan Transportasi mengatakan pembatasan itu akan berlaku sampai 7 Februari.
"Saat ini orang-orang yang merusak stabilitas negara menyebarkan berita palsu dan misinformasi dan menyebabkan kesalahpahaman orang-orang yang menggunakan Facebook," jelas kementerian tersebut dalam sebuah surat, dilansir Aljazeera, Kamis (4/2).
Langkah untuk membungkam aktivitas online dilakukan setelah polisi mengajukan dakwaan pada Aung San Suu Kyi, yang belum terlihat sejak ditangkap dalam operasi fajar militer Senin lalu, atas dakwaan impor radio walkie talkie ilegal.
NetBlocks, yang memantau layanan online di seluruh dunia, mengatakan pembatasan
Facebook, Instagram, Messenger, dan WhatsApp oleh perusahaan penyedia internet milik pemerintah MPT nampaknya menyebar ke penyedia layanan internet lainnya. Warga menggunakan VPN untuk mengakses platform yang diblokir.
"Produk Facebook sekarang dibatasi pada sejumlah penyedia internet di #Myanmar karena operator tunduk dengan perintah pemblokiran," tulis Netblocks di Twitter.
Facebook, yang juga pemilik Instagram dan WhatsApp, membenarkan pemblokiran tersebut.
Juru bicara Facebook, Andy Stone mendesak pemerintah untuk mengembalikan konektivitas sehingga warga Myanmar bisa berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat mereka serta mendapatkan akses informasi.
Kebanyakan warga Myanmar mengakses Facebook melalui ponsel dan menjadi platform komunikasi penting bagi dunia usaha dan pemerintah, walaupun platform tersebut dikaitkan dengan ujaran kebencian dan disinformasi.
Kepadal Al Jazeera, Direktur Program Kekuasaan dan Diplomasi Lowy Institute Australia, Herve Lemahieu, mengatakan pemblokiran ini juga berdampak pada kegiatan bisnis dan perekonomian.
"Platform-platform ini sangat penting dan menjadi begitu penting dalam 10 tahun terakhir," ujarnya.
Di Twitter, yang aksesnya masih tersedia di Myanmar, tagar #GerakanPembangkanganPublik menjadi trending. Menyusul tagar #KeadilanUntukMyanmar.
(mdk/pan)