Misteri Jalan Berbatu di Bawah Laut, Benarkah Jalur Menuju Atlantis yang Hilang?
Batu-batu yang membentuk sebuah jalur ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah ini bekas Pulau Atlantis yang hilang dan mistis.
Di lepas pantai Bimini, terdapat formasi batu kuno yang muncul di bawah air biru laut biru yang jernih. Batu-batu yang membentuk sebuah jalur ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah ini bekas Pulau Atlantis yang hilang dan mistis.
Peneliti, ahli geologi, arkeolog, dan ilmuwan telah meneliti formasi batuan yang disebut sebagai Jalan Bimini ini. Mereka telah berusaha selama bertahun-tahun untuk memahami apakah batu-batu ini merupakan fenomena alam, atau bukti peradaban kuno yang hilang.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di kota kelahiran Sinterklas? Para arkeolog menemukan sejumlah hiasan plakat kaca dengan desain yang sangat indah saat menggali di kota kelahiran Sinterklas.
Dikutip dari Ancient Origins, Minggu (23/4), Bimini adalah sebuah pulau di Bahamas, bagian dari gugusan pulau-pulau sepanjang 80 km di timur Miami, Florida.
Di sekitar 20 kaki di dasar laut, ditemukan jalur batu yang membentang sepanjang setengah mil, dengan kait yang menonjol di salah satu ujungnya. Batu-batu itu dapat berukuran hingga 13 kaki (4 meter).
"Asal usul dan arti 'Bimini' tidak diketahui. Namun, nama tersebut muncul dalam bahasa Mesir Kuno dan Baminini, yang berarti 'Penghormatan (Ini) pada Roh (Ba) Min'," menurut Unsolved Mysteries in the World.
"Min adalah pelindung orang Mesir bagi para pengelana dalam perjalanan jauh, dewa yang sangat cocok untuk disembah di Bimini yang jauh, jika memang pulau itu telah dikunjungi oleh para penjelajah dari Lembah Nil."
Pada 1968, ahli arkeologi bawah laut Joseph Mason Valentine dan tim penyelamnya menemukan Jalan Bimini. Setelah itu, situs ini kerap dikunjungi para penyelam, peneliti dan ilmuwan. Kemudian terungkap keberadaan dua jalur tambahan yang mirip.
Filsuf dan matematikawan Yunani kuno, Plato adalah orang pertama yang menulis tentang Atlantis. Catatannya tentang pulau terkutuk yang tidak disukai para dewa itu disebut sebagai perumpamaan, memperingatkan bahwa keangkuhan dan penyalahgunaan kekuasaan dapat merusak peradaban.
Tetapi bagaimana jika cerita itu nyata? Bagaimana jika benar-benar ada peradaban kuno yang maju yang hilang ke laut dan terhapus dari sejarah kita? Sejak kisah Plato tentang Atlantis, banyak yang mencari keberadaan kota yang hancur itu.
Apakah ada kaitannya antara Jalan Bimini dan Atlantis?
Konsensus para ahli geologi konvensional yang mengebor sampel batu Bimini menyatakan itu adalah fenomena alam. Mereka menjelaskan, batuan pantai itu telah lapuk oleh erosi, pasang surut mengikis dan mengikis garis dan bertepi ke batu kapur di sepanjang sambungan alami, seperti yang terjadi di lokasi lain di seluruh dunia.
Lebih lanjut, mereka berpendapat bahwa 'tanda alat' apa pun yang ditemukan di lokasi bukanlah bukti pengerjaan batu kuno, melainkan hasil dari turis dan penyelidik yang memotong batu untuk suvenir atau penelitian.
Tidak semua puas dengan teori arus utama, dan ekspedisi telah dilakukan untuk memecahkan teka-teki Jalan Bimini.
Sebuah tim peneliti menyelam di Teluk Bimini dan menemukan "seluruh lapisan kedua dari batu persegi dengan dimensi yang sama di bawah batu." Ini memberi kesan kepada para peneliti bahwa 'jalan' itu mungkin merupakan bagian dari tembok atau dermaga air yang lebih besar.
Apakah batu-batu itu ditempatkan dengan hati-hati dan sengaja oleh peradaban kuno yang telah lenyap karena bencana? Atau apakah batu-batu itu terkikis menjadi bentuk yang sempurna karena waktu dan air laut? Segalanya masih misterius dan belum bisa diungkapkan hingga kini.
(mdk/pan)