Nama Palestina hilang dari Google Maps, diganti dengan Israel
Penghapusan ini dilakukan sejak 25 Juli.
Sejak kemarin, dunia maya heboh dengan menghilangnya nama Palestina dari peta GoogleMaps, dan diganti menjadi Israel. Penggantian ini kemudian memicu protes dari berbagai pihak.
Beberapa pihak menganggap, apa yang telah dilakukan perusahaan mesin pencari Google ini memicu kontroversi. Protes paling keras adalah dari Forum Wartawan Palestina.
-
Apa yang sebenarnya terjadi pada peta Palestina di Google Maps? Menurut Google, pencarian dengan kata kunci "Palestina" di Google Maps, akan menunjukkan daerah yang dilabeli West Bank (Tepi Barat) dan Jalur Gaza, namun karena belum ada kesepakatan yang jelas tentang wilayah tersebut di antara organisasi-organisasi internasional saat ini mereka belum dapat dengan pasti menunjukkan batas-batasnya.
-
Apa pernyataan yang beredar tentang Google di Indonesia terkait boikot Israel? Di media sosial pun beredar narasi yang mengeklaim pendiri Google akan menghentikan operasionalnya di Indonesia imbas dari gerakan boikot. Berikut narasinya: “tidak usah ribut2 boikot, katakana saja boikot dan akan kami hentikan GOOGLE beroperasi di IndonesiaKami berdua pendiri Google dan kami keturunan Yahudi”
-
Mengapa Google tidak menggunakan nama "Palestina" di Google Maps? “Di dalam peta, nama ‘Palestina’ biasanya berhubungan dengan Palestina historis sebelum berdirinya negara Israel dan tidak digunakan di media mainstream di negara-negara Barat,” kata Leuenberger dalam surat elektronik pada tanggal 21 Juli 2020.
-
Apa yang dirindukan Palestina dalam puisi ini? Negeri ini merindukan kedamaian yang tak tergoyahkan.
-
Bagaimana Israel merespon pengakuan negara Palestina? Sebagai tanggapan, Israel menarik duta besarnya untuk Irlandia, Norwegia, dan Spanyol. Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, melakukan tindakan provokatif dengan mengunjungi Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, menyatakan bahwa situs suci tersebut "hanya milik negara Israel."
-
Mengapa Israel menentang pengakuan negara Palestina? Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan pengakuan tersebut merupakan serangan terhadap kedaulatan Israel dan membahayakan keamanannya, meskipun ia tidak menjelaskan detailnya.
Dikutip dari laman middleeastmonitor.com beberapa hari lalu, forum jurnalis ini mengecam Google atas perbuatan menghapus nama Palestina dari peta dan menggantinya dengan Israel. Protes ini kemudian dilayangkan lewat sebuah pernyataan yang dirilis kemarin.
"Keputusan Google menghapus Palestina dari petanya pada 25 Juli merupakan bagian dari skema Israel untuk membangun namanya sebagai negara yang sah memiliki wilayah kami (Palestina) untuk generasi yang akan datang dan menghapuskan nama Palestina untuk sekali dan selamanya," tulis pernyataan tertulis Forum Wartawan Palestina tersebut.
Google Maps hapus nama Palestina ©2016 Merdeka.com
Selain itu, para wartawan ini dengan geram menyebutkan, tindakan menghapus Palestina dari peta merupakan sebuah perbuatan lancang dan dianggap ingin memalsukan sejarah.
"Langkah ini juga dirancang untuk memalsukan sejarah, geografi serta hak rakyat Palestina ke tanah air mereka, dan ini salah satu upaya untuk mengutak-atik memori Palestina dan Arab dari dunia," lanjut mereka.
Forum ini juga menyebutkan, langkah-langkah yang dilakukan ini bertentangan dengan konvensi internasional.
"Langkah-langkah Google bertentangan dengan semua norma dan konvensi internasional. Kami tekankan bahwa Google harus kembali memikirkan tindakan mereka," pungkas para wartawan Palestina tersebut.
Baca juga:
Palestina hilang dari Google Map, netizen ramai ajukan petisi
Lembaga amal di Jalur Gaza dituding menggelapkan dana bantuan asing
Hamas buka terowongan bawah tanah di Gaza untuk umum
Hamas serukan dukungan untuk Erdogan
Menengok tempat-tempat rekreasi di tengah reruntuhan Gaza