Negara Ini Dilanda Banjir dan Tanah Longsor Dahsyat, Hampir 200 Orang Tewas dan 42 Lainnya Hilang
Ibu kota Nepal mencatat curah hujan tertinggi sejak tahun 1970, memicu banjir dan tanah longsor yang dahsyat.
Nepal dilanda banjir dan tanah longsor dahsyat pada akhir pekan kemarin, menewaskan hampir 200 orang. Seluruh area ibu kota Nepal, Kathmandu, terendam air banjir selama akhir pekan setelah sungai-sungai yang melintasi ibu kota meluap, menyebabkan kerusakan serius pada jalan-jalan yang menghubungkan kota tersebut dengan wilayah lain di Nepal.
Banjir dan tanah longsor yang mematikan sering melanda seluruh Asia Selatan selama musim hujan antara Juni hingga September, namun para ahli menyatakan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana ini.
Kumar Tamang, seorang penduduk yang tinggal di daerah kumuh di tepi sungai, mengungkapkan kepada AFP bahwa ia dan keluarganya terpaksa mengungsi setelah tengah malam pada hari Sabtu (28/9).
"Kami kembali pagi ini dan semuanya terlihat berbeda," ucap pria berusia 40 tahun itu, seperti dilansir dari CNA, Senin (30/9).
"Kami bahkan tidak bisa membuka pintu rumah kami karena dipenuhi lumpur. Kemarin kami takut air akan menenggelamkan kami, tetapi hari ini kami tidak memiliki air untuk membersihkan."
Kementerian Dalam Negeri Nepal melaporkan bahwa 170 orang telah kehilangan nyawa di seluruh negeri dan 42 orang lainnya masih hilang.
"Lebih dari 3.000 orang telah diselamatkan," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nepal, Rishi Ram Tiwari, sambil menambahkan bahwa pembersihan jalan-jalan yang tertutup puing-puing sedang dilakukan untuk memulihkan akses Kathmandu ke bagian lain negara.
Di sisi lain, juru bicara Kepolisian Nepal, Dan Bahadur Karki, menyatakan kepada AFP bahwa setidaknya 35 korban tewas terjebak di dalam tiga kendaraan yang terkubur ketika tanah longsor melanda jalan raya di selatan Kathmandu. Sungai Bagmati dan beberapa anak sungainya yang mengalir di Kathmandu meluap, merendam rumah-rumah dan kendaraan di sekitarnya pada Minggu dini hari. Lebih dari 3.000 personel keamanan dikerahkan untuk mendukung upaya penyelamatan menggunakan helikopter dan perahu motor.