New Delhi Tutup Sekolah Akibat Kabut Asap Beracun, Tingkat Polusi 60 Kali Lipat dari Normal
New Delhi menutup sekolah dan beralih ke kelas daring akibat kabut asap beracun yang tinggi.
Pemerintah Ibu Kota India, New Delhi, mengambil langkah drastis dengan menutup sekolah dan memindahkan kegiatan belajar mengajar ke kelas daring mulai Senin, 18 November. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kabut asap beracun yang telah melampaui batas aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tingkat polusi PM2.5 yang terukur mencapai angka mencengangkan, yaitu 907 mikrogram per meter kubik, yang lebih dari 60 kali lipat dari batas harian maksimum yang direkomendasikan.
Berbagai inisiatif yang telah diluncurkan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah kabut asap ini belum menunjukkan hasil yang signifikan. Setiap tahun, kabut asap ini menjadi penyebab ribuan kematian dini, serta berdampak serius pada kesehatan, khususnya bagi anak-anak dan orang tua. Dalam upaya untuk melindungi generasi muda, pemerintah mengharapkan bahwa dengan memindahkan kelas ke daring, akan ada pengurangan jumlah kendaraan di jalan yang dapat membantu menurunkan tingkat polusi.
- India Tutup Sekolah Setelah Polusi Udara Semakin Parah dan Membahayakan Masyarakat
- Kejaksaan Negeri Depok Endus Ada Aliran Dana di Balik Kasus Katrol Nilai Rapor, Capai Jutaan Rupiah
- Tak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
- Penampakan Mengerikan Petir Menyambar Bulan Sabit di Atas Menara Jam Makkah, Guru Sekolah Wafat saat Badai
Tindakan Darurat untuk Mengatasi Polusi
Pemerintah New Delhi juga telah memberlakukan serangkaian pembatasan tambahan untuk mengurangi polusi udara. Pembatasan ini termasuk larangan terhadap truk bertenaga diesel dan aktivitas pembangunan yang berpotensi menambah polusi. Otoritas kota menyatakan bahwa langkah-langkah ini diambil “sebagai upaya untuk mencegah penurunan lebih lanjut” kualitas udara yang sudah sangat buruk. Dengan langkah ini, diharapkan kualitas udara dapat membaik dan kesehatan masyarakat, terutama anak-anak, dapat terlindungi.
Kepala Menteri Atishi mengungkapkan, “Kelas tatap muka akan dihentikan untuk semua siswa, kecuali kelas 10 dan 12.” Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah orang di luar rumah dan mengurangi emisi dari kendaraan. Pemerintah juga meminta masyarakat, terutama anak-anak dan orang tua, untuk tetap berada di dalam rumah sebanyak mungkin guna menghindari dampak buruk dari polusi.
Sumber Polusi di New Delhi
Kabut asap yang menyelimuti New Delhi setiap tahun disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satu penyebab utama adalah pembakaran jerami oleh petani di daerah sekitarnya. Selain itu, polusi dari pabrik dan lalu lintas kendaraan juga berkontribusi besar terhadap masalah ini. Sebuah laporan dari The New York Times mengungkapkan bahwa pembangkit listrik yang membakar sampah di tempat pembuangan akhir kota juga menjadi sumber polusi yang signifikan.
Data dari pemantau polusi IQAir menunjukkan bahwa beberapa stasiun mencatat tingkat PM2.5 yang bahkan lebih tinggi, dengan satu stasiun melaporkan angka mencapai 980 mikrogram per meter kubik. Angka tersebut menunjukkan bahwa kondisi udara di New Delhi saat ini berada dalam kategori “berbahaya,” yang sangat berisiko bagi kesehatan masyarakat. Dengan situasi ini, pemerintah berusaha keras untuk menemukan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah polusi udara yang terus berulang setiap tahun.