Kelompok Minoritas Serang Kantor Polisi, Baku Tembak Selama 45 Menit Sampai 10 Orang Tewas
Kekerasan ini merupakan yang terbaru dalam konflik yang berkepanjangan di Manipur, yang dimulai pada Mei 2023.
Kantor polisi di Negara Bagian Manipur, India, mengalami serangan oleh pasukan minoritas Kuki pada Senin, 11 November 2024. Akibat serangan tersebut, terjadi pertempuran antara kedua pihak. Seorang pejabat distrik melaporkan, "Polisi India di negara bagian Manipur timur laut yang bermasalah pada hari Senin (11/11) bertempur dengan pasukan minoritas Kuki setelah kantor mereka diserang, dengan sedikitnya 10 orang tewas," seperti yang disampaikan kepada AFP. Kekerasan ini merupakan bagian dari konflik yang telah berlangsung sejak Mei 2023, antara mayoritas Hindu Meitei dan komunitas Kuki yang sebagian besar beragama Kristen.
Dalam insiden ini, seorang petugas mengalami luka saat berusaha "memukul mundur serangan di kantor polisi", menurut pernyataan Krishna Kumar, wakil komisaris distrik Jiribam. Ia menambahkan bahwa "10 mayat penjahat telah ditemukan sejauh ini". Kuldip Singh, penasihat keamanan pemerintah Manipur, melaporkan bahwa baku tembak "hebat" berlangsung selama sekitar 45 menit, dengan senjata yang diambil dari penyerang yang tewas termasuk senapan serbu dan granat berpeluncur roket. Untuk memperkuat keamanan, pasukan bersenjata India telah dikerahkan ke daerah tersebut.
Singh juga menyatakan bahwa "Operasi terus berlanjut....untuk mengusir militan bersenjata". Sementara itu, kelompok masyarakat Kuki, Dewan Kuki-Zo, mengungkapkan bahwa 11 anggotanya tewas dan mengecam "kekerasan" tersebut dengan "keras", serta menyerukan "penutupan total" pada hari Selasa, 12 November. Insiden ini terjadi setelah penemuan mayat seorang wanita Kuki yang terbakar di distrik tersebut minggu lalu, yang memicu kemarahan di kalangan masyarakat. Mereka yang tewas diketahui berasal dari suku Hmar, yang merupakan kelompok yang lebih kecil dalam Suku Kuki.
Sejak dimulainya konflik dengan minoritas Kuki, sebanyak 200 orang tewas
Sejak dimulainya konflik, jumlah korban tewas telah mencapai lebih dari 200 orang. Masyarakat di wilayah tersebut kini terpecah menjadi berbagai kelompok yang saling bersaing, terutama di daerah yang berbatasan dengan Myanmar yang tengah dilanda perang. Setelah beberapa bulan situasi relatif tenang, kekerasan kembali meningkat pada bulan September, mengakibatkan setidaknya 11 orang tewas. Dalam insiden tersebut, pemberontak dilaporkan menembakkan roket dan menggunakan pesawat nirawak untuk menjatuhkan bom. Ketegangan yang telah berlangsung lama antara komunitas Meitei dan Kuki berakar pada persaingan untuk menguasai tanah dan akses terhadap pekerjaan publik.
Aktivis hak asasi manusia mengklaim bahwa para pemimpin lokal memperburuk perpecahan etnis demi kepentingan politik mereka. Situasi ini semakin rumit dengan adanya pengaruh dari Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata yang saat ini memerintah Manipur, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi. Dengan latar belakang ini, konflik di Manipur tidak hanya menjadi masalah lokal, tetapi juga mencerminkan dinamika politik yang lebih luas di India. Ketegangan yang ada berpotensi mengancam stabilitas di kawasan tersebut, mengingat dampaknya yang bisa meluas ke wilayah lain yang juga memiliki masalah serupa.