Omicron Merajalela Tapi Akhir Pandemi Kian Nyata
Serangkaian penelitian baru telah mengonfirmasi kelebihan dari virus corona varian Omicron: Bahkan ketika jumlah kasus melonjak mencapai rekor tertinggi, jumlah kasus parah dan rawat inap tidak terjadi lonjakan.
Serangkaian penelitian baru telah mengonfirmasi kelebihan dari virus corona varian Omicron: Bahkan ketika jumlah kasus melonjak mencapai rekor tertinggi, jumlah kasus parah dan rawat inap tidak terjadi lonjakan. Data tersebut, menurut beberapa ilmuwan, menandakan babak baru pandemi yang tidak terlalu mengkhawatirkan.
"Kita sekarang berada dalam fase yang sama sekali berbeda," kata ahli imunologi Universitas California di San Francisco (UCSF), Profesor Monica Gandhi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana Echovirus 11 bisa menyebar? Sebagian besar echovirus menyebar melalui kontak dengan kotoran. Bayi baru lahir bisa mendapatkan virus selama kelahiran dari ibu mereka. Virus mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun pada saluran pencernaan, tetapi dapat menyebabkan infeksi berbahaya pada seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah atau yang kekebalannya kurang berkembang.
-
Di mana virus Oropouche biasanya ditemukan? Virus Oropouche (OROV) adalah anggota keluarga Peribunyaviridae, yang menyebabkan penyakit demam Oropouche pada manusia. Virus ini terutama ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah.
"Virus ini akan selalu bersama kita, tetapi harapan saya adalah varian ini menyebabkan begitu banyak kekebalan sehingga akan memadamkan pandemi," lanjutnya, dikutip dari The Straits Times, Selasa (4/1).
Varian Omicron ditemukan di Afrika Selatan lebih dari sebulan yang lalu, dan para ahli memperingatkan masih ada banyak waktu untuk mengubah situasi. Tetapi data dari pekan lalu menunjukkan kombinasi kekebalan yang meluas dan banyak mutasi telah menghasilkan virus yang menyebabkan penyakit yang jauh lebih ringan daripada varian sebelumnya.
Satu penelitian dari Afrika Selatan menemukan pasien yang dibawa ke rumah sakit selama gelombang keempat wabah yang didominasi varian Omicron, 73 persen lebih kecil kemungkinannya mengalami penyakit parah daripada pasien yang dirawat selama gelombang ketiga yang didominasi Delta.
"Datanya cukup solid sekarang karena rawat inap dan kasus dipisahkan,” kata ahli imunologi Universitas Cape Town, Profesor Wendy Burgers.
Awalnya, sebagian besar kekhawatiran tentang Omicron disebabkan oleh sejumlah besar mutasi varian tersebut, banyak di antaranya pada protein mahkota, bagian dari virus yang membantunya menyerang sel inang.
Mutasi-mutasi itu, seperti ditunjukkan data awal, memudahkan virus menginfeksi tidak hanya orang yang tidak divaksinasi, tapi juga menyerang respons antibodi dari infeksi sebelumnya dan vaksin. Tapi masih muncul pertanyaan bagaimana Omicron berhasil melewati garis pertahanan pertama itu.
Infeksi ringan
Beberapa faktor bisa membuat Omicron kurang menular, atau menyebabkan penyakit ringan, daripada varian Covid gelombang sebelumnya.
Faktor pertama adalah kemampuan virus menginfeksi paru-paru. Infeksi Covid biasanya mulai dari hidupng dan menyebar ke bawah menuju tenggorokan. Infeksi ringan tidak membuat Omicron memasuki saluran pernapasan lebih jauh dari bagian atas, tetapi jika virus mencapai paru-paru, biasanya gejala yang lebih parah terjadi.
Tetapi lima penelitian terpisah dalam seminggu terakhir menunjukkan varian Omicron tidak menginfeksi paru-paru semudah varian sebelumnya. Dalam sebuah penelitian, yang dirilis sebagai pra-cetak online oleh konsorsium besar ilmuwan Jepang dan Amerika, hamster dan tikus yang terinfeksi Omicron mengalami kerusakan paru-paru yang jauh lebih sedikit dan lebih kecil kemungkinannya untuk mati dibandingkan mereka yang terinfeksi varian sebelumnya.
Sebuah penelitian di Belgia menemukan hasil serupa pada hamster Suriah, yang diketahui mengalami penyakit yang sangat parah dengan paparan virus sebelumnya.
Di Hong Kong, para ilmuwan mempelajari sejumlah kecil sampel jaringan paru-paru dari pasien yang dikumpulkan selama operasi dan menemukan Omicron berkembang lebih lambat dalam sampel tersebut daripada varian lainnya. Profesor Burgers mengatakan perubahan virulensi ini kemungkinan berkaitan dengan bagaimana anatomi virus yang berubah.
"Dulu menggunakan dua jalur berbeda untuk masuk ke sel, dan sekarang karena semua perubahan pada protein mahkota, ia lebih memilih salah satu jalur itu," katanya.
"Sepertinya lebih suka menginfeksi saluran pernapasan bagian atas daripada paru-paru."
Hal ini menurut Profesor Burgers bisa berarti infeksi yang tidak terlalu parah, tetapi juga lebih mudah menular karena virus lebih sering bereplikasi di saluran pernapasan bagian atas, yang darinya virus dapat lebih mudah menyebar.
Akhir pandemi
Sementara Omicron mungkin pandai menghindari serangan antibodi, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa keberhasilannya jauh lebih kecil dalam menghindari pertahanan lini kedua dari vaksin dan infeksi sebelumnya: sel-T dan sel-B.
Sel T berfungsi menyerang virus begitu virus masuk ke dalam sel tubuh jika antibodi gagal mencegah infeksi.
Dalam penelitian baru-baru ini oleh Profesor Burgers dan rekan, para ilmuwan menggunakan sel darah putih dari pasien Covid-19 untuk menunjukkan bahwa sekitar 70 hingga 80 persen dari respons sel T dipertahankan dibandingkan dengan jenis virus sebelumnya.
Ini berarti bahwa bagi mereka yang divaksinasi atau memiliki infeksi Covid-19 dalam enam bulan terakhir, kemungkinan sel-T mereka dapat mengenali Omicron dan melawannya dengan relatif cepat. Penelitian terbaru ini perlu ditindaklanjuti dengan penelitian lebih lanjut. Jika itu bertahan untuk pengawasan tambahan, itu mungkin menjelaskan mengapa infeksi saat ini tampak lebih ringan daripada gelombang virus sebelumnya.
Prof Gandhi dari UCSF mengatakan, walaupun jumlah kasus mungkin mencapai rekor, dia berharap kombinasi penularan tinggi dan infeksi ringan Omicron mungkin menandakan awal berakhirnya pandemi/
Dia menunjuk ke penelitian lain minggu lalu dari Hong Kong yang menunjukkan pasien yang divaksinasi yang terinfeksi Omicron menghasilkan respons kekebalan yang kuat terhadap versi virus lainnya juga. Ini, katanya, mungkin menjelaskan mengapa jumlah kasus memuncak dengan cepat di Afrika Selatan.
"Saya berharap varian ini menciptakan kekebalan yang mendalam pada populasi," katanya.
"Mudah-mudahan ini akan mengakhiri pandemi."
(mdk/pan)