Polisi Turki siksa dan perkosa para tersangka pelaku kudeta
Amnesty International mengatakan mereka mempunyai bukti kuat tentang penganiayaan itu.
Kelompok pembela hak asasi Amnesty International hari ini mengatakan mereka mempunyai 'bukti kuat' telah terjadi penyiksaan dan pelecehan terhadap para tersangka pelaku kudeta militer di Turki yang terjadi 15 Juli lalu.
Amnesty International menyatakan para pelaku yang ditahan mengalami pemukulan, penyiksaan, termasuk pemerkosaan. Menurut Amnesty, lebih dari 10 ribu orang ditahan sejak kudeta gagal itu terjadi. Kelompok pembela hak asasi asal London itu menyerukan ada pengawas independen di seluruh tempat penahanan di seantero Turki.
Situs Middle East Eye melaporkan, Senin (25/7), Amnesty menuduh kepolisian Turki memperlakukan tahanan-tahan itu dengan tidak layak. "Mereka dalam kondisi stres, tidak diberi makan, air, dan perawatan kesehatan, dihina secara verbal, diancam, dipukuli, disiksa, termasuk diperkosa dan mengalami pelecehan seksual."
Dua pengacara yang bekerja di Ankara atas nama para tahanan mengatakan kepada Amnesty, mereka menyaksikan sendiri bagaimana seorang pejabat militer senior di dalam tahanan diperkosa dan dianiaya dengan tongkat pemukul oleh petugas polisi.
Sumber lain mengatakan kepada Amnesty, ada sekitar 650-800 tentara yang ditahan di aula olahraga markas polisi di Ankara. "Sumber itu mengatakan sedikitnya sekitar 300 orang tahanan itu punya tanda bekas dipukuli."
"Laporan ada penganiayaan termasuk pemukulan dan pemerkosaan di dalam tahanan sungguh mengejutkan, terlebih dari banyaknya orang yang ditangkap dalam beberapa pekan terakhir. Laporan rinci yang sudah kami dokumentasikan itu hanya sebagian kecil dari penganiayaan yang terjadi di tahanan," ujar Direktur Amnesty International Eropa John Dalhuisen.
Seorang pejabat Turki mengatakan pemerintah membantah seluruh tuduhan Amnesty soal penganiayaan terhadap tahanan.
"Kami menyangkal semua tuduhan dan mendorong kelompok advokasi untuk menyampaikan laporan yang tidak bias soal para pelaku yang sudah membunuh hampir 250 warga sipil dengan tangan dingin," kata pejabat itu.
Presiden Recep Tayyip Erdogan akhir pekan lalu mengatakan sekitar 13 ribu orang dianggap terlibat kudeta sudah ditahan. Mereka terdiri dari 8.838 tentara, 2.101 hakim dan jaksa, 1.485 petugas polisi dan 689 warga sipil.