Pasien kronis AS makin banyak ingin coba 'mati terhormat'
Diklaim berbeda dari euthanasia, intinya mempercepat kematian tanpa rasa sakit. Legal di 5 negara bagian.
Seorang perempuan warga negara Amerika Serikat, 29 tahun, bernama Brittany Maynard mengejutkan publik dua hari lalu. Lewat video tersebar di Internet, dia menggalang dukungan agar masyarakat mendorong praktik 'Mati Terhormat'.
Ini adalah program percepatan kematian legal bagi penderita penyakit kronis. Brittany termasuk kelompok masyarakat yang kurang beruntung itu. Dia mengidap kanker otak ganas glioblastoma stadium IV. Dokter memvonis umurnya tak sampai enam bulan lagi, seperti dilansir BBC, Kamis (9/10).
"Saya sudah berbicara dengan beberapa pakar, bagaimana kalau saya tak melakukan apapun. Hasilnya, kematian saya akan sangat menyakitkan dan menyiksa. Dengan pilihan lain mati terhormat, ketakutan saya jadi berkurang," kata Maynard.
Di AS, ada lima negara bagian sudah melegalkan praktik mati terhormat. Selain Oregon, ada Vermont, Washington, Montana, dan New Mexico. Sejak disahkan pada 1997, ada 1.173 pengidap penyakit kronis mendaftar agar diberi hak dibantu dokter mempercepat kematian dengan rasa sakit mininal. Dari total pasien itu, 752 kini sudah meninggal.
Sebagai negara yang terhitung masih religius, banyak warga AS yang menentang praktik itu. Alasannya, mati terhormat hanya versi lebih halus dari euthanasia. Namun, data organisasi nirlaba mengatakan 50 persen pasien yang minta mati terhormat justru seorang pemeluk agama yang mengaku beriman.
Mantan anggota DPRD Oregon George Eighmey yang dulu mengesahkan beleid ini menegaskan, mati terhormat tidak sama dengan bunuh diri. Dia bilang, bunuh diri adalah tindakan orang depresi yang ingin mendahului keputusan Tuhan. Sementara UU Mati terhormat menegaskan, harus ada suratan nasib yang jelas dari pemohon, yakni kalkulasi medis bahwa usia pasien tak sampai enam bulan walau ada pengobatan maksimal.
"Sedangkan dalam sistem ini sebaliknya. Orang tidak dalam keadaan terpaksa. Justru langkah itu dilakukan agar hidupnya bahagia serta mentalnya lebih seimbang sebelum menjemput ajal," kata Eighmey.