Pejabat Israel Akui Kemampuan Militer Hamas Meningkat, Semakin Sulit Untuk Dikalahkan
62 persen publik Israel tak yakin militer mereka bisa kalahkan Hamas.
62 persen publik Israel tak yakin militer mereka bisa kalahkan Hamas.
- Jumlah Pemukim Yahudi Baru di Israel Berkurang 50 Persen, Mereka Takut Datang dan Menetap Sejak Agresi di Gaza
- Hamas Tegaskan Jika Israel Tak Angkat Kaki dari Gaza, Maka Tak Ada Kesepakatan Gencatan Senjata
- Mesir Usulkan Gencatan Senjata 14 Hari di Gaza, Minta Hamas Bebaskan 40 Tawanan Israel
- Israel Tak Mampu Hancurkan Hamas, Terpaksa Mundur dari Gaza
Pejabat Israel Akui Kemampuan Militer Hamas Meningkat, Semakin Sulit Untuk Dikalahkan
Sumber dari militer Israel mengungkapkan kemampuan militer Hamas semakin meningkat, mengakibatkan tentara mereka banyak yang tewas di Jalur Gaza, Palestina.
Kepada saluran berita Israel, Channel 12, sumber ini mengatakan tentaranya sedang berusaha keras mengalahkan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas di Rafah, Gaza selatan dan dapat mengakhiri operasi militer tanpa mencapai tujuannya.
Hal yang sama juga diungkapkan komentator urusan Palestina untuk Channel 12, Ohad Hemo. Dia mengatakan Hamas berhasil membangun kembali keberadaan mereka di Jalur Gaza.
Hemo menyampaikan, harapan warga Israel terkait invasi Rafah dan operasi darat menyesatkan publik.
"Semua mata tertuju pada Rafah (all eyes on Rafah), tapi ada hal penting yang kita dan masyarakat di Israel perlu pahami," ujarnya, dikutip dari Al Mayadeen, Senin (17/6).
Hemo menambahkan, masalah sebenarnya bukan Rafah,
tapi kenyataan yang sangat jelas bahwa Hamas semakin kuat di Gaza.
Dia menjelaskan, Hamas membangun kembali keberadaan mereka di banyak daerah di Gaza, berjuang untuk menunjukkan upaya rekonstruksi dan mendapatkan kembali kendali, kehadiran, dan persenjataan pada tingkat tertentu di Gaza tengah, Deir al-Balah, dan pusat kamp pengungsi.
"Artinya, mereka yang menaruh harapan pada pertempuran di Rafah telah menyesatkan masyarakat, hal itu akan mengubah keseluruhan gambarannya."
Dia menambahkan, walaupun Hamas bisa dikalahkan di Rafah dalam dua pekan ke depan, ini bukan berarti Hamas bisa diberantas dari seluruh Jalur Gaza dan hal itu masih jauh dari harapan.
Survei pada Mei yang digelar lembaga survei Israel Midgam Institute menyatakan 62 persen warga Israel tidak yakin tujuan Israel untuk menghancurkan Hamas dapat tercapai.
Sejak awal agresi brutalnya di Gaza, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan tujuan utama mereka selain membebaskan para tawanan adalah mengalahkan Hamas dan mencapai "kemenangan absolut" atas kelompok perlawanan Palestina tersebut.