Pelajaran dari China, Begini Dampaknya JIka Anak Mengerjakan PR Menggunakan Teknologi AI
Kejadian ini dimulai ketika sang istri melihat suaminya memanfaatkan teknologi AI untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah anak mereka.
Seorang ayah di China membuat keputusan untuk membiarkan kecerdasan buatan (AI) yang mengajarkan pekerjaan rumah (PR) kepada anaknya yang masih di bangku sekolah dasar. Tindakan ini kemudian memicu perdebatan di media sosial mengenai etika dalam dunia pendidikan.
Ibu dari anak tersebut, yang bernama Jiang dan berasal dari provinsi Shandong di China timur, secara tidak sengaja menemukan suaminya yang menyerahkan tanggung jawab membantu pekerjaan rumah putra mereka kepada AI. Ketika Jiang masuk ke dalam ruangan, suaminya terlihat panik. Anak mereka yang masih kecil mengungkapkan bahwa ayahnya menyuruhnya untuk memanfaatkan AI ketika ia mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR, dikutip dari laman SCMP, Jumat (10/1/2025).
Anak tersebut menggunakan chatbot AI bernama Kimi, yang dikembangkan oleh perusahaan Beijing Moonshot AI dan diluncurkan pada bulan Oktober 2023. Chatbot ini memiliki kemampuan untuk memahami dua juta karakter Mandarin dalam satu perintah. Ketika anak laki-laki itu mengirimkan gambar dari sebuah pertanyaan dalam buku latihan matematika, chatbot AI tersebut memberikan analisis serta hasil yang tepat.
Pengakuan dari seorang ayah yang berbeda
Jiang menyatakan kepada media China Qilu Evening News bahwa ia mempercayakan suaminya untuk mengajar anak mereka, tetapi ia merasa tidak senang karena suaminya menggunakan AI secara terus-menerus tanpa sepengetahuannya.
Pendapat masyarakat di dunia maya mengenai kasus ini terbagi. Seorang pengamat daring berkomentar, "AI memang membantu orang belajar lebih cepat daripada guru manusia. AI dapat menganalisis pertanyaan dengan lebih saksama, dan memberikan contoh yang tepat dan realistis."
Namun, ada juga suara yang menentang, "Jika anak terbiasa meminta AI untuk menyelesaikan semua masalah yang dihadapinya, maka ia tidak akan pernah bisa berpikir secara mandiri. Itu bukan metode pembelajaran yang baik untuk anak-anak yang kurang memiliki pengendalian diri." Seorang warganet lainnya menambahkan, "AI tidak selalu benar." Beberapa orang tua di Tiongkok juga mengungkapkan bahwa mereka mengandalkan AI untuk mendidik anak-anak mereka.
Seorang ayah yang berasal dari provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, mengungkapkan bahwa ia memanfaatkan kamera desktop untuk memantau kegiatan belajar putranya yang masih di bangku sekolah dasar dari jarak jauh. Ia juga menggunakan ChatGPT untuk menganalisis soal-soal dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan anaknya. Tugas sang ayah hanya perlu merangkum jawaban yang diberikan oleh AI dan kemudian menyampaikannya kepada putranya. Penggunaan chatbot AI dianggap sebagai solusi yang efektif untuk mengurangi beban orang tua, yang sering kali diminta oleh guru untuk mengajarkan anak-anak mereka di rumah.
Banyak orang tua mengeluhkan tambahan pekerjaan yang diberikan sekolah kepada anak-anak mereka, sementara mereka sendiri sudah memiliki beban kerja yang berat. Meski demikian, mereka tetap menerima tanggung jawab ini demi membantu anak-anak agar tetap kompetitif di sekolah. Di sisi lain, beberapa orang tua dilaporkan mengalami masalah kesehatan serius seperti serangan jantung, stroke, dan kondisi lainnya akibat stres berlebihan saat membantu anak-anak mereka belajar.