Pemimpin Oposisi Venezuela 'Colek' Militer AS untuk Lengserkan Maduro
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia telah memerintahkan duta besarnya di Amerika Serikat untuk mengontak militer AS. Tujuannya untuk menekan Presiden Nicolas Maduro agar mundur dari jabatannya.
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia telah memerintahkan duta besarnya di Amerika Serikat untuk mengontak militer AS. Tujuannya untuk menekan Presiden Nicolas Maduro agar mundur dari jabatannya.
Guaido berbicara kepada massa di Alfredo Sadel Plaza di Las Mercedes, sebuah distrik komersial di Caracas, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (12/5).
-
Siapa yang menemukan sinyal misterius itu? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut.
-
Kapan Mikhayla lahir? Lahir pada 2 Juni 2012, Mikhayla kini berusia 11 tahun.
-
Siapa Kayra Miendra? Kayra Miendra sendiri merupakan anak kedua dari Mieke Amilia hasil pernikahan pertamanya dengan Hendra Wijaya.
-
Siapa yang mirip dengan Mikhayla? Ternyata, potret Nia Ramadhani saat berusia 20-an, sangat mirip dengan Mikhayla.
-
Apa cedera yang dialami Mikel Merino? Cedera bahu yang dialami Mikel Merino ternyata cukup serius. Informasi terbaru menyebutkan bahwa pemain tersebut akan absen setidaknya sampai pertengahan Oktober.
-
Apa yang ditemukan di makam komandan militer Mesir Kuno? Tim arkeolog merasa kecewa ketika mengetahui bahwa penemuan besar ini ternyata sudah dirampok oleh para pencuri makam, dan peti mati tersebut dihancurkan sehingga mumi Wah-Ib-Ra Meri Nate diambil.
Dia berbicara sehari setelah sebuah pengadilan Venezuela, Jumat (10/5), memerintahkan Edgar Zambrano, wakil presiden Dewan Nasional yang dikendalikan oposisi ditahan di sebuah fasilitas militer setelah ditangkap awal pekan ini. Zambrano dan sembilan pemimpin oposisi lainnya sedang diselidiki terkait gagalnya pemberontakan militer.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah menyerukan agar Zambrano segera dibebaskan dengan mengatakan penangkapannya "adalah sebuah serangan terhadap kemandirian cabang legislatif yang terpilih secara demokratis di negara itu."
AS dan sekitar 50 negara lain mendukung pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido, yang menyatakan diri sebagai presiden sementara pada Januari, berdasarkan klaim pemilu 2018 yang memenangkan Maduro tidak sah.
Maduro telah menyebut Guaido sebagai boneka AS. Sementara sang pemimpin oposisi menuduh Maduro berkuasa dengan dukungan Kuba, Rusia dan China.
Pertikaian politik dalam negeri Venezuela terus memanas. Kali ini, pemimpin oposisi, Juan Guaido menuding rezim Nicolas Maduro telah menculik wakil ketua Majelis Nasional negara itu.
Dalam twitnya, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis 9 Mei, Guaido menyebut bahwa pihak berwenang di bawah perintah rezim Maduro telah "menarik paksa" wakil pemimpin parlemen yang dikontrol oposisi.
"Mereka (rezim Maduro) berusaha memecah lembaga yang mewakili seluruh rakyat Venezuela, tetapi mereka akan tidak mencapainya," twit Guaido memperingatkan.
Beberapa waktu sebelum kicauan Guaido, Zambrano sempat mengetwit bahwa beberapa agen dari Sebin --badan intelijen Venezuela-- berusaha menarik keluar dia dari kendaraan yang sedang ditumpanginya.
Zambrano menambahkan bahwa para agen Sebin datang menghadang dengan sebuah truk derek.
Tidak ada lanjutan twit dari Zambrano setelahnya, di mana hal itu menurut Guaido, menjadi bukti bahwa sang wakil ketua Majelis Nasional Venezuela "ditarik paksa untuk alasan tertentu yang dirahasiakan".
Oleh beberapa pihak, Zambrano diyakini telah dibawa ke markas Sebin di ibu kota Venezuela, Caracas.
Hampir sepekan lalu, pendukung oposisi Venezuela kembali mengadakan protes massal, sehari setelah bentrokan keras dengan pasukan pemerintah.
"Kami akan terus maju dengan kekuatan lebih dari sebelumnya," kata pemimpin oposisi Juan Guaido, sebagaimana dikutip dari BBC pada Kamis 2 Mei.
Di saat bersamaan, demonstrasi pro-pemerintah juga sedang berlangsung.
Demonstrasi saingan datang setelah Presiden Nicolás Maduro mengatakan dia telah menghentikan "percobaan kudeta" pada hari Selasa.
Guaido mengatakan bahwa dia didukung oleh anggota angkatan bersenjata, tetapi Maduro menegaskan dia masih memiliki dukungan mereka.
Dalam pidato televisi berapi-api pada hari Selasa, Maduro menuduh para demonstran melakukan "kejahatan berat" yang menurutnya "tidak akan dibiarkan begitu saja".
Maduro juga menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) sedang merencanakan perlawanan terhadapnya.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Nasib Tragis Demonstran Ditabrak Mobil Lapis Baja Tentara Venezuela
Selain Bentrokan di Jalanan, Perang Informasi Memuncak di Venezuela
Apa Sesungguhnya Motif Rusia Dukung Maduro di Venezuela?
Demonstrasi Besar-Besaran Kembali Serang Rezim Nicolas Maduro di Venezuela
Presiden Maduro Bantah Melarikan Diri ke Kuba
Brazil Dukung Oposisi Venezuela Kudeta Presiden Maduro