Pendetektor Metal Temukan Harta Karun Bangsa Celtic, Berisi 70.000 Keping Koin Perak dan Perhiasan Emas
Harta karun ini ditemukan setelah tiga dekade pencarian.

Penemuan arkeologi terbesar di Eropa baru-baru ini terjadi di Jersey, Kepulauan Channel, yang terletak antara Inggris dan Prancis. Pada 2012, setelah pencarian selama 30 tahun berdasarkan cerita rakyat lokal, pendetektor metal Reg Mead dan Richard Miles menemukan harta karun Le Câtillon II milik bangsa Celtic.
Harta karun ini terdiri dari sekitar 70.000 koin perak, 11 torsi (torques) atau semacam kalung emas, perhiasan, dan artefak lainnya, semuanya ditemukan terkubur dalam gumpalan tanah selebar 3,3 meter persegi. Meskipun telah dilakukan banyak penelitian, satu pertanyaan utama tetap tidak terjawab hingga kini: Mengapa harta karun sebesar itu dikubur di lokasi terpencil, jauh dari pemukiman dan jalur perdagangan Celtic yang dikenal?
Menurut ahli mata uang Celtic, Dr. Phil de Jersey, lebih dari 94 persen koin dikaitkan dengan suku Coriosolitae di Brittany, Prancis, sementara sisanya berasal dari lebih dari 20 kelompok suku lainnya, termasuk Osismii dari Brittany tengah dan Durotriges dari Inggris selatan.
Selain koin, ditemukan juga 23 stater emas, 13 tor emas, manik-manik kaca dan tulang, batangan perak, bros, dan bahkan ujung tombak Zaman Perunggu Akhir yang berasal dari tahun 950–800 SM. Semua informasi ini membantu membangun gambaran tentang interaksi budaya dan ekonomi antara masyarakat Zaman Besi di Eropa Barat.
Para ahli menduga harta karun ini dibawa ke Jersey pada pertengahan abad ke-1 SM, selama Perang Galia, ketika ekspansi Romawi mengancam kedaulatan Gaul Celtic. Sumber-sumber tertulis dari tahun 57 SM menggambarkan Coriosolitae sebagai bagian dari aliansi terakhir melawan Roma dan mereka menyembunyikan harta mereka di Jersey untuk melindungi kekayaan mereka dari pasukan Julius Caesar. Ini menjelaskan bagaimana harta karun tersebut sampai di Jersey dan mengapa mereka memilih untuk menguburnya.
Jersey selama ini dikenal sebagai daerah terpencil yang terisolasi, namun anggapan wilayah ini merupakan daerah terpencing sedang dipertimbangkan kembali.
"Jersey mungkin dianggap sebagai tempat perlindungan yang aman, atau setidaknya tempat perlindungan yang sedikit lebih aman daripada mencoba menyembunyikan semua barang berharga ini di daratan utama Armorica," jelas ahli mata uang Celtic, Dr. Phil de Jersey, dikutip dari laman Archaeology Magazine, Senin (17/3).
- Pendetektor Metal Temukan 404 Koin Emas dan Perak Berusia 2.000 Tahun, Bergambar Kaisar Romawi dan Raja Afrika
- Pendetektor Metal Temukan Pecahan Helm dari Sebelum Zaman Viking, Bersepuh Emas dan Dihias Batu Mulia
- Pemburu Harta Karun Temukan Tumpukan Koin Romawi Berusia Sekitar 2000 Tahun, Bergambar Para Kaisar Terkenal
- Pencari Harta Karun Temukan Ratusan Koin Romawi Berusia 2.000 Tahun, Terkubur Hanya 17 Sentimeter di Bawah Tanah
Situs Sakral
Awalnya, Jersey dianggap sebagai daerah terpencil dan tidak berpenduduk pada abad ke-1 SM. Namun, penelitian geofisika terbaru menggunakan magnetometri dan elektromagnetometri telah mengungkapkan anomali linier yang menunjukkan adanya pemukiman Zaman Besi akhir, mirip dengan yang ditemukan di Prancis utara. Penemuan ini menantang asumsi sebelumnya tentang Jersey pada masa itu.
Anomali magnetik kecil juga menunjukkan adanya lubang dan lubang tiang, yang mendukung keberadaan pemukiman manusia di lokasi tersebut. Hal ini menunjukkan Jersey mungkin memiliki komunitas Celtic yang mapan pada saat itu, bukan hanya tempat persembunyian sementara.
Kemungkinan lokasi tersebut memiliki signifikansi religius atau ritual, mengingat harta karun Celtic sering diendapkan di kuil atau tempat-tempat suci. Ini memberikan konteks lebih lanjut tentang mengapa harta karun tersebut dikubur di lokasi spesifik tersebut.
Dr. Hervé Duval-Gatignol dari Société Jersiaise mengatakan Le Câtillon mungkin merupakan situs sakral.
"Lokasi ini tidak dipilih secara acak atau di tempat terpencil," ujarnya.
"Timbunan harta karun jenis ini sering kali disimpan di kuil-kuil Celtic, dan kemungkinan ini tidak dapat dikesampingkan."