Perempuan Afghanistan Demo Taliban, Tuntut Hak Kerja dan Sekolah
Sejak mengambil alih kekuasaan akhir Agustus lalu, Taliban mengatakan mereka akan mengizinkan perempuan bekerja dan menempuh pendidikan.
Puluhan perempuan Afghanistan di Kota Herat kemarin turun ke jalan menuntut hak mereka untuk bekerja dan menempuh pendidikan kepada Taliban.
Mariam Ebram, salah seorang pendemo mengatakan kepada Aljazeera, mereka turun ke jalan karena frustrasi dengan minimnya penjelasan dari pemerintahan Taliban soal hak perempuan untuk bekerja.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana Adrian Maulana mengatasi kemacetan di Jakarta? Adrian Maulana lebih prefer jalan kaki dan naik transportasi umum, dari ojol sampe kereta.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Perempuan 24 tahun itu menuturkan dia dan perempuan lain diminta tidak pergi bekerja dan ditolak ketika mereka tiba di kantor tempat mereka bekerja.
Ebram mengatakan dia dan sekelompok perempuan Herat menemui pejabat Taliban untuk meminta penjelasan soal hak-hak perempuan, namun mereka tidak mendapat jawaban yang memuaskan.
"Setelah berkali-kali menemui pejabat Taliban di semua tingkatan, kami memutuskan turun ke jalan agar suara kami didengar," kata Ebram, seperti dilansir laman Aljazeera, Jumat (3/9).
"Kami mencoba bicara dengan mereka, tapi yang kami lihat dibanding Taliban 20 tahun lalu, tetap tidak ada orang. Tidak ada perubahan," kata dia. Di masa lalu ketika Taliban berkuasa perempuan dilarang bekerja dan menempuh pendidikan.
Sejak mengambil alih kekuasaan akhir Agustus lalu, Taliban mengatakan mereka akan mengizinkan perempuan bekerja dan menempuh pendidikan.
Ebram mengatakan dia memahami kritik Taliban terhadap pemerintahan sebelumnya yang mereka sebut "korup". Tapi mereka ingin tahu apakah sistem Taliban yang baru menawarkan kesempatan kepada kaum hawa.
"Yang kami minta adalah hak," ujar Ebram. "Pemerintahan tanpa perempuan tidak akan bertahan."
Baca juga:
Setelah Taliban Berkuasa di Afghanistan
Masa Depan Afghanistan di Tangan Taliban
Putin: AS Dapat Hasil Nol di Afghanistan, Kalau Bukan Negatif
Jenderal AS "Pedih dan Marah" Usai Penarikan Mundur Pasukan AS dari Afghanistan
ISIS Cabang Afghanistan Disebut Sebagai Tantangan Nyata Bagi Rezim Taliban
Militer AS Bikin Perjanjian Rahasia dengan Taliban, Ini Isinya