Pesawat Komersial Terbesar Dunia Sukses Uji Terbang dengan Bahan Bakar Minyak Goreng
Airbus A380, pesawat terbesar di dunia, telah menyelesaikan penerbangan uji coba menggunakan bahan bakar minyak goreng.
Airbus A380, pesawat terbesar di dunia, telah menyelesaikan penerbangan uji coba menggunakan bahan bakar minyak goreng.
Penerbangan uji coba ini memakan waktu tiga jam dari Bandara Blagnac di Toulouse - markas besar Airbus Prancis - pada 25 Maret. Penerbangan ini didukung oleh Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan - sebagian besar terbuat dari minyak goreng bekas dan limbah lemak - dan beroperasi pada mesin Rolls-Royce Trent 900 tunggal.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Apa keunggulan utama dari Airbus A320? A320 adalah pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali fly-by-wire digital, di mana pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal elektronik dan bukan secara mekanik dengan hendel dan sistem hidraulis.
-
Apa jenis bahan bakar pesawat yang diciptakan Sutan Aswar? Melansir dari kanal Liputan6.com, inovasi brilian yang ia ciptakan itu untuk bahan bakar pesawat jenis Anson dan C-47 (pesawat Dakota) dengan kandungan oktan 91, sedangkan pesawat Stinson menggunakan oktan 80.
-
Kecoak apa yang berhasil nempel di jendela pesawat? Video yang dibagikan oleh akun @TripInChina ini menunjukkan bagaimana seekor kecoak yang berada di sela-sela jendela pesawat yang sedang terbang.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Di mana eksperimen deteksi pesawat siluman menggunakan Starlink dilakukan? Mengutip EurasianTimes, Selasa (17/9), tim yang dipimpin oleh Profesor Yi Jianxin dari Universitas Wuhan, menguji coba kemampuan ini dengan meluncurkan drone DJI Phantom 4 Pro di lepas pantai Guangdong.
Airbus kemudian menindaklanjuti dengan penerbangan A380 kedua, menggunakan bahan bakar minyak goreng yang sama, pada 29 Maret, terbang dari Toulouse ke Nice. Penerbangan kedua untuk memantau penggunaan SAF saat lepas landas dan mendarat.
Bahan bakar ini dipasok oleh TotalEnergies, perusahaan yang berbasis di wilayah Normandy, Prancis. Bahan bakar tersebut dibuat dari Hydroprocessed Esters and Fatty Acids (HEFA), yang bebas dari bau dan sulfur.
Airbus telah menguji coba penggunaan SAF tahun lalu, di mana saat itu pesawat A350 diuji coba pada Maret 2021 dan Pesawat lorong tunggal A319neo terbang menggunakan bahan bakar minyak goreng pada Oktober. Airbus berharap mendapatkan sertifikasi pesawat untuk terbang menggunakan SAF pada akhir dekade ini. Saat ini, pesawat Airbus dapat ditenagai hingga 50 persen menggunakan SAF, dicampur dengan minyak tanah tradisional.
"Meningkatkan penggunaan SAF tetap menjadi jalur utama untuk mencapai ambisi industri emisi karbon nol pada tahun 2050," jelas Airbus dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laman CNN, Kamis (31/3).
Airbus mengklaim, pesawat terbang yang menggunakan SAF dapat menjaring antara 53 persen hingga 71 persen dari pengurangan karbon yang diperlukan untuk memenuhi tujuan itu.
Airbus berencana untuk memperkenalkan pesawat tanpa emisi pertama di dunia ini ke pasar pada 2035.
Penggunaan A380 oleh beberapa maskapai menurun dalam beberapa tahun terakhir sebagian karena alasan kurang hemat bahan bakar dibandingkan pesawat jarak jauh yang lebih modern. Airbus mengirimkan A380 terakhir ke maskapai Dubai Emirates pada akhir 2021.
Baru-baru ini, Airbus mengumumkan pesawat raksasa itu akan digunakan untuk menguji mesin bertenaga hidrogen eksperimental, inovasi lain yang bertujuan agar penerbangan tidak terlalu membahayakan bagi lingkungan.
Baca juga:
Kunjungi Pesantren di Ponorogo, Wapres Ma'ruf Minta Santri Kuasai Agama & Sains
Menilik Penyebab Tsunami Selat Sunda dan Sejarahnya yang Panjang, Ini Selengkapnya
Peristiwa 22 Maret: Hari Air Sedunia, Begini Sejarah dan Tujuannya
Penyebab Gunung Sinabung Meletus, Berikut Penjelasan Lengkapnya
Salip AS, China Penghasil Jurnal Ilmiah Teratas di Dunia
Fosil Ikan Paus Berumur 36 Juta Tahun Ditemukan di Peru