Perusahaan Belanda Bakal Bikin Pesawat Listrik, Bisa Terbang Sejauh Jakarta-Surabaya
Pesawat yang disebut EX9 itu diharapkan dapat menjawab tantangan emisi di dunia penerbangan.
Industri penerbangan sedang berupaya menemukan berbagai solusi untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2050. Salah satu alternatif yang dipertimbangkan adalah penerbangan berkelanjutan dengan menggunakan sumber energi selain bahan bakar fosil.
Namun, proses elektrifikasi tidaklah sederhana. Startup asal Belanda, Elysian, mencoba menjawab tantangan ini dengan merencanakan pembuatan pesawat yang sepenuhnya menggunakan tenaga listrik, yang dapat menjangkau hingga 500 mil (805 kilometer) dan mampu mengangkut 90 penumpang. Pesawat ini diperkirakan dapat mengurangi emisi hingga 90 persen.
-
Motor Listrik apa yang dibuat di Indonesia? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Kenapa Indonesia buat Motor Listrik? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Dimana Perusda MBS diharapkan untuk menerapkan bisnis kendaraan listrik? 'Saya mendorong ke depan, MBS mulai menggunakan kendaraan non fosil. Kendaraan itu bisa dipinjam atau disewakan,' ujarnya Akmal kepada wartawan.
-
Apa yang dilakukan Jakarta Electric PLN? Jakarta Electric PLN berhasil menang dengan skor 3-2.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Di mana Jakarta Electric PLN bertanding? Jakarta Electric PLN berhasil menumbangkan juara bertahan Bandung BJB Tandamata dengan skor 3-2 pada lanjutan PLN Mobile Proliga 2024 di Palembang Sport & Convention Center, Minggu (12/5).
"Banyak pakar berpendapat bahwa untuk mencapai jangkauan dan kapasitas muatan yang memadai, kita memerlukan teknologi baterai yang lebih maju dari yang tersedia saat ini hingga tahun 2050," ujar Reynard de Vries, direktur desain dan teknik di Elysian, seperti yang dilansir oleh CNN pada Jumat (16/7/2024).
"Namun, pertanyaan yang kami ajukan adalah, 'bagaimana cara memaksimalkan jangkauan dengan teknologi baterai yang sudah ada?' Dengan pilihan yang tepat, seseorang dapat terbang lebih jauh menggunakan pesawat listrik bertenaga baterai dibandingkan dengan klaim yang dibuat oleh sebagian besar penelitian."
E9X adalah sebutan yang digunakan
Pesawat yang masih dalam tahap perencanaan, bernama E9X, dijadwalkan untuk menghasilkan prototipe skala penuh pada tahun 2030. Meskipun demikian, beberapa fitur desain utamanya sudah terungkap dan cukup mengejutkan.
"Jangan beranggapan bahwa pesawat listrik akan memiliki bentuk yang sama dengan pesawat paling sukses saat ini," ungkap de Vries. Ia menambahkan bahwa anggapan tersebut akan membatasi jangkauan pesawat, yang mungkin hanya sekitar 60 mil.
"Yang seharusnya dilakukan adalah merancangnya dari awal, mulai dari nol. Hasilnya adalah pesawat yang proporsi beratnya lebih menyerupai jet-jet tua dari tahun 1960-an, dengan proporsi baterai yang sangat tinggi dan bobot struktural yang jauh lebih ringan. Akibatnya, pesawat ini akan lebih besar dan lebih berat, tetapi mampu terbang lebih jauh dari yang diperkirakan," jelasnya.
E9X direncanakan memiliki delapan mesin baling-baling dan lebar sayap hampir 138 kaki (42 meter), yang lebih besar dibandingkan Boeing 737 atau Airbus A320, meskipun kedua pesawat tersebut dapat mengangkut lebih dari dua kali lipat jumlah penumpang. Selain itu, badan pesawat yang lebih ramping, menurut de Vries, akan meningkatkan karakteristik struktural dan aerodinamis.
Kurangi dampak perubahan iklim hingga 90 persen
Secara keseluruhan, de Vries memperkirakan bahwa dampak iklim yang dihasilkan oleh pesawat ini antara 75 persen hingga 90 persen lebih rendah dibandingkan dengan jet berbadan sempit yang ada saat ini, bahkan dengan mempertimbangkan produksi baterai serta listrik yang digunakan untuk mengisi ulang baterai tersebut.
E9X akan dirancang agar kompatibel dengan infrastruktur bandara yang ada, tanpa memerlukan penyesuaian atau peningkatan. Namun, tantangan mungkin muncul terkait waktu penyelesaian, karena proses pengisian baterai memerlukan waktu lebih lama dibandingkan pengisian bahan bakar.
"Saat ini, target kami adalah waktu pengisian maksimum 45 menit, yang sedikit lebih lama dibandingkan waktu penyelesaian yang biasa dilakukan oleh beberapa maskapai, terutama yang berbiaya rendah. Namun, itu adalah batas maksimumnya—waktu rata-ratanya sekitar setengah jam."