Negara Eropa Ini Larang Siswa SD dan SMP Bawa Ponsel ke Sekolah, Ini Alasannya
Pemerintah Belanda memberlakukan larangan penggunaan ponsel di semua sekolah dasar dan menengah mulai minggu ini, mengikuti jejak Yunani dan Italia.
Saat siswa di Belanda kembali ke sekolah minggu ini, mereka diwajibkan untuk meninggalkan ponsel di rumah. Pemerintah Belanda telah menerapkan larangan penggunaan perangkat pintar, seperti telepon seluler, jam tangan pintar, dan tablet, di semua sekolah di seluruh negeri, mulai dari tingkat dasar hingga menengah.
Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari aturan serupa yang telah diterapkan di sekolah menengah sejak Januari lalu. "Ada semakin banyak bukti bahwa penggunaan ponsel di kelas dapat berbahaya. Siswa menjadi kurang fokus dan kinerja mereka menurun.
-
Mengapa remaja harus dibatasi gadget? Perlu diketahui bahwa pembatasan penggunaan gadget ini juga mampu mencegah timbulnya gangguan mental terhadap seseorang.
-
Apa dampak berlebihan penggunaan ponsel pada anak? 'Penelitian kami mengungkapkan bahwa pola penggunaan layar pada anak-anak mirip dengan orang tua mereka.'
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
-
Kenapa Kemenkominfo dorong pelajar SMA cegah stunting? Kemenkominfo mendorong pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk melakukan aksi pencegahan stunting. Beberapa aksi yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi makanan bergizi, menjalani diet sehat, rajin berolahraga, menjaga kebersihan diri, serta mengonsumsi rutin Tablet Tambah Darah (TTD).
-
Kenapa Kazakhstan melarang jilbab di sekolah? Menurut pernyataan di situs web pemerintah Kazakhstan, kebijakan baru ini diberlakukan atas dasar menjamin kesetaraan semua agama di depan hukum dan anggapan bahwa setiap atribut, simbol, elemen dengan satu atau lain cara menyiratkan propaganda dogma yang terkait, serta mencegah keuntungan dari agama manapun di negara itu.
-
Kenapa Ganjar melarang pungli di sekolah? Ganjar berulang kali menegaskan agar tidak menarik iuran dalam bentuk apapun kepada siswa atau wali siswa. Bahkan sudah ada aturan tegas yang mengatur tentang hal itu.
Kita perlu melindungi siswa dari hal ini," ujar pemerintah Belanda dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari DW Indonesia, bulan lalu. Larangan penggunaan ponsel di sekolah telah memicu perdebatan hangat di Belanda.
Beberapa pejabat berargumen bahwa sekolah seharusnya memiliki kebebasan untuk menentukan kebijakan mereka sendiri, sementara sejumlah orang tua mendukung larangan total karena khawatir akan pengaruh media sosial terhadap anak-anak.
Di sisi lain, Yunani dan Italia juga telah menerapkan larangan serupa di sekolah-sekolah mereka. Sementara itu, Jerman sedang mempertimbangkan langkah yang sama.
Sebuah penelitian terbaru dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) merekomendasikan pembatasan penggunaan ponsel di sekolah. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi siswa di kelas dan menciptakan suasana belajar yang lebih baik.
Selandia Baru Melarang Penggunaan Ponsel di Sekolah untuk Meningkatkan Tingkat Literasi Masyarakat
Selandia Baru telah mengambil tindakan tegas terkait larangan penggunaan ponsel di sekolah, mengikuti jejak beberapa negara lain yang telah menerapkan kebijakan serupa. "Penggunaan telepon seluler akan dilarang di semua sekolah di Selandia Baru," ungkap Perdana Menteri konservatif Christopher Luxon pada Jumat (1/12/2023), sebagaimana dilaporkan oleh Channel News Asia (CNA).
Kebijakan pelarangan ponsel di dalam kelas ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah yang baru untuk mengatasi penurunan tingkat melek huruf di negara tersebut.
Dulu, sekolah-sekolah di Selandia Baru dikenal memiliki nilai literasi yang sangat tinggi, namun kini tingkat membaca dan menulisnya telah menurun hingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan peneliti mengenai kemungkinan "krisis" di lingkungan pendidikan.
Luxon berjanji akan menerapkan larangan penggunaan telepon seluler di sekolah dalam 100 hari pertama masa jabatannya, dengan mengadopsi kebijakan yang telah diuji di Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis dengan hasil yang bervariasi.
"Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi perilaku yang mengganggu dan membantu siswa untuk lebih fokus," kata Luxon.
"Kami akan melarang penggunaan telepon seluler di seluruh sekolah di Selandia Baru. Kami ingin anak-anak kami belajar dan kami ingin guru-guru kami dapat mengajar," tambahnya.
Peneliti dari lembaga amal Education Hub di Selandia Baru telah memperingatkan adanya "krisis melek huruf" pada tahun 2022, dengan lebih dari sepertiga anak berusia 15 tahun hampir tidak mampu membaca atau menulis. "Sudah jelas bahwa tindakan perlu diambil untuk menangani rendahnya tingkat melek huruf di Aotearoa Selandia Baru," tulis para peneliti tersebut.
Larangan Memakai Ponsel di Sekolah-sekolah Swedia
Menurut laporan dari The Local.ie yang diterbitkan pada 20 Februari 2018, penggunaan ponsel di sekolah-sekolah Swedia dianggap mengganggu kesehatan dan interaksi sosial anak-anak.
Tiga pakar kesehatan anak di negara tersebut berpendapat bahwa sudah saatnya untuk melarang penggunaan telepon seluler di dalam kelas. Meskipun beberapa orang mungkin melihat larangan ini sebagai tindakan yang berlebihan, meningkatnya ketergantungan anak-anak terhadap media digital dinilai telah mengubah perilaku mereka dalam beberapa dekade terakhir, yang menjadi semakin mengkhawatirkan.
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa penggunaan ponsel pintar dapat berdampak negatif pada perkembangan otak anak.
Larangan penggunaan ponsel di Sekolah Castile, La Mancha, Spanyol
Pada bulan November 2014, wilayah di Spanyol ini mulai menerapkan larangan penggunaan telepon seluler di sekolah. Castile-La Mancha mengumumkan larangan total terhadap penggunaan ponsel di institusi pendidikan untuk menghentikan 'perdebatan' antara guru dan murid.
Saat ini, setiap sekolah di kawasan tersebut memiliki kewenangan untuk menetapkan aturan mengenai penggunaan ponsel pintar di dalam kelas. Larangan yang mulai berlaku pada 18 November ini menyatakan bahwa siswa dilarang menggunakan ponsel di kelas, kecuali dalam situasi tertentu yang berkaitan dengan pendidikan, dan harus mendapatkan izin dari guru serta orang tua.
Siswa yang melanggar ketentuan ini akan dikenakan sanksi ringan, seperti tidak mendapatkan waktu istirahat atau harus pulang lebih lambat dari biasanya.