Pesawat Luar Angkasa Jepang Kumpulkan Sampel Senyawa 'Alien' di Asteroid Ryugu
Pesawat luar angkasa Jepang, Hayabusa2 menghabiskan 1,5 tahun untuk mengumpulkan sampel batu dari asteroid Ryugu.
Pesawat luar angkasa Jepang, Hayabusa2 menghabiskan 1,5 tahun untuk mengumpulkan sampel batu dari asteroid Ryugu.
Dari sampel tersebut ditemukan senyawa organik yang penting bagi kehidupan seperti niacin atau vitamin B3, dan urasil - salah satu dari empat nukleobasa (senyawa yang mengandung nitrogen), yang membentuk RNA. RNA adalah molekul di dalam sel makhluk hidup dan berperan penting dalam mengubah instruksi dalam DNA menjadi protein.
-
Kenapa ilmuwan terkejut dengan penemuan di Saturnus? Tidak ada seorang pun di tim Cassini-Huygens yang membayangkan bahwa bulan-bulan kecil Saturnus bisa aktif secara kimiawi dan menghasilkan molekul-molekul berat. Ini adalah kejutan terbesar dan mungkin merupakan penemuan Cassini yang paling penting,” tambah Blanc.
-
Bagaimana para ilmuwan akan meneliti sampel asteroid Bennu? 30 persen sample akan dianalisis lebih dari 200 ilmuwan selama 2 tahun kedepan. Sedangkan sisanya disisihkan untuk melakukan uji teknologi dan keperluan penelitian di masa depan, dengan cara dibagi melalui potongan material agar mempermudah alokasinya.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Mengapa sampel asteroid Bennu penting bagi ilmuwan? Selain untuk menghindari bencana tabrakan asteroid Bennu dan Bumi, sampel dari Bennu juga akan memberikan wawasan kepada para ilmuan tentang proses-proses penyebab pembentukan tata surya sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
-
Bagaimana para astronom mempelajari atmosfer planet di luar tata surya? Para astronom sekarang dapat menganalisis atmosfer planet yang mengorbit bintang jauh, mencari bahan kimia yang hanya dapat dihasilkan oleh organisme hidup, seperti yang terjadi di Bumi.
-
Siapa yang terlibat dalam mempelajari dan membahas asteroid berbahaya? Melansir laporan ScienceAlert, Rabu (29/11), para ilmuwan dan politisi yang mempelajari asteroid telah mengadakan Planetary Defence Conference (PDC) atau Konferensi Pertahanan Planet pada tahun ini, untuk mengkaji semua masalah yang berhubungan dengan asteroid.
Penemuan sampel ini juga menambah bukti yang berkembang bahwa bahan untuk kehidupan di Bumi mungkin berasal dari luar angkasa.
"Ilmuwan sebelumnya telah menemukan nukleobasa dan vitamin dalam meteorit tertentu yang kaya karbon, tapi selalu ada pertanyaan soal kontaminasi akibat paparan lingkungan Bumi," jelas ketua peneliti, Profesor Yasuhiro Oba dari Universitas Hokkaido, dikutip dari Science Focus, Kamis (30/3).
"Sejak pesawat luar angkasa Hayabusa2 mengumpulkan dua sampel langsung dari asteroid Ryugu dan membawanya ke Bumi dalam kapsul yang tersegel, kontaminasi bisa diatasi," lanjutnya.
Badan Antariksa Jepang (JAXA) meluncurkan Habaybusa2 pada Desember 2014. Pesawat itu mencapai targetnya, Ryugu, pada Juni 2018 dan mengumpulkan sampel selama 1,5 tahun lalu kembali ke Bumi pada Desember 2020.
Tim kemudian mengekstraksi senyawa tersebut dengan merendam sampel dalam air panas dan menganalisisnya dengan spektrometer massa resolusi tinggi.
Selain uracil dan niacin, tim juga menemukan beberapa molekul penting lainnya, termasuk asam amino, amina, dan asam karboksilat, yang ditemukan dalam protein dan berperan penting dalam metabolisme makhluk hidup.
Para peneliti mengatakan, senyawa tersebut kemungkinan terbentuk dari molekul yang lebih sederhana seperti amonia, formaldehida, dan hidrogen sianida, yang semuanya umumnya ditemukan di es komet.
Temuan ini menambah kepercayaan lebih lanjut pada teori panspermia – hipotesis bahwa blok bangunan penting bagi kehidupan diciptakan di luar angkasa dan dapat dibawa ke Bumi oleh meteorit.
"Penemuan urasil dalam sampel dari Ryugu memperkuat teori terkini mengenai sumber nukleobasa di Bumi awal (Bumi dalam satu miliar tahun pertama)," kata Oba.
"Misi OSIRIS-REx oleh NASA akan mengembalikan sampel dari asteroid Bennu tahun ini, dan studi perbandingan komposisi asteroid ini akan memberikan data lebih lanjut untuk membangun teori-teori ini," pungkasnya.
(mdk/pan)