Petugas Kesehatan di Alaska Alami Reaksi Alergi Setelah Divaksin Covid-19
Seorang petugas kesehatan di Alaska, AS, mengalami reaksi alergi parah setelah disuntik vaksin Pfizer pekan ini, seperti dilaporkan The New York Times.
Seorang petugas kesehatan di Alaska, AS, mengalami reaksi alergi parah setelah disuntik vaksin Pfizer pekan ini, seperti dilaporkan The New York Times.
Petugas ini dilaporkan berada di rumah sakit pada Rabu untuk menjalani pemeriksaan terkait reaksi tersebut. Demikian disampaikan tiga orang sumber yang mengetahui masalah kesehatan petugas kesehatan ini.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Mengapa Amerika Serikat disebut sebagai negara serikat? Struktur pemerintahan AS adalah contoh federasi yang baik. Konstitusi AS menetapkan sistem federalisme di mana kekuasaan dibagi antara pemerintah pusat di Washington, DC, dan pemerintah dari 50 negara bagian.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Apa yang dilakukan Cinta Kuya di Amerika Serikat? Saat ini, Cinta Kuya sedang menempuh kuliah di Amerika Serikat. Ia telah berkembang menjadi seorang remaja yang cantik dan mandiri, dan juga memiliki seorang pacar bule.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
Dikutip dari The Independent, Kamis (17/12), petugas ini tak memiliki riwayat alergi obat-obatan, tapi belum diketahui apakah dia mengalami alergi parah lainnya.
"Kami belum memiliki semua rincian laporan dari Alaska terkait potensi reaksi alergi parah tapi kami secara aktif bekerja sama dengan otoritas kesehatan lokal untuk memeriksa. Kami akan memantau secara dekat semua laporan reaksi alergi parah menyusul vaksinasi," jelas Pfizer dalam pernyataannya kepada The Independent.
Pfizer menambahkan, vaksin diluncurkan dengan "peringatan yang jelas" bahwa "perawatan medis yang tepat dan pengawasan harus selalu tersedia jika terjadi peristiwa anafilaksis yang jarang terjadi setelah pemberian vaksin".
Pekan lalu, dua warga Inggris juga mengalami reaksi alergi yang sama setelah divaksin, berdasarkan laporan Layanan Kesehatan Nasional (NHS). Temuan ini mendorong regulator obat Badan Regulator Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) merekomendasikan orang dengan riwayat reaksi alergi "serius" untuk menghindari vaksinasi untuk sementara.
Jutaan warga Amerika alergi
MHRA memperbarui rekomendasinya, mengatakan siapa saja yang pernah mengalami reaksi anafilaksis terhadap makanan, obat-obatan, atau vaksin untuk menghindari vaksinasi, yang merupakan reaksi "sangat langka" di kalangan masyarakat.
Pada Kamis, sebelum Pfizer menerima otorisasi penggunaan darurat vaksinnya dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau FDA, beberapa ahli selama panel independen menyatakan keprihatinan terkait laporan reaksi alergi ini jika vaksin itu diluncurkan.
Pejabat Pfizer mengatakan mereka tidak melihat reaksi alergi yang serius di antara sukarelawan yang menerima vaksin dalam uji klinis perusahaan ketika berdiskusi dengan Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait FDA - sebuah panel independen yang ditugaskan untuk mendiskusikan dan memberikan suara apakah mereka akan mendukung otorisasi penggunaan darurat vaksin.
"Di antara 44.000 subjek, kami tidak melihat reaksi alergi yang serius terhadap vaksin," kata Dr William Gruber, wakil presiden senior penelitian dan pengembangan klinis vaksin di Pfizer.
"Dalam uji klinis kami sebenarnya belum melihat bukti yang menunjukkan sinyal terkait reaksi alergi terhadap vaksin," tambahnya.
Direktur Pusat Pendidikan Vaksin Rumah Sakit Anak Philadelphia, Dr Paul Offit mengatakan khawatir dengan informasi ini karena jutaan orang Amerika menderita alergi parah.
"Ada puluhan juta orang di negara ini yang mengidap EpiPens - karena mereka memiliki alergi pada kacang tanah, alergi telur - yang meyakini mereka tidak bisa mendapatkan vaksin ini," ujarnya.
Harus dipantau
FDA telah meminta Pfizer untuk meningkatkan pemantauan anafilaksis dan melaporkan data yang masuk selama distribusi vaksin di tengah laporan reaksi alergi.
"FDA menanggapi dengan serius laporan dari setiap efek samping dan meminta Pfizer dan penyelenggara vaksinasi untuk melaporkan efek samping yang serius, antara lain, ke Sistem Pelaporan Kejadian Merugikan Vaksin (VAERS)," jelas FDA dalam sebuah pernyataan kepada The Independent.
Penyedia layanan kesehatan yang memberikan vaksin juga diminta menyediakan perawatan medis yang sesuai untuk "setiap individu jika terjadi reaksi anafilaksis akut."
"Badan kami akan terus bekerja dengan CDC dan Pfizer untuk lebih memahami apa yang terjadi," tambahnya.
Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, mereka yang mengalami reaksi parah dapat divaksinasi, tetapi mereka harus dipantau selama 30 menit setelah menerima vaksin.
Reaksi alergi dan efek samping merugikan lainnya menjadi perhatian pada vaksin dan obat-obatan, yang sering kali disertai dengan label peringatan. Reaksi ini jarang terjadi, dan anafilaksis setelah pemberian vaksin jarang terjadi.
(mdk/pan)