3 Masalah Kesehatan bagi Seseorang yang Sering Terbang serta Cara Mengatasinya
Bepergian dengan cara terbang bisa membuat seseorang mengalami sejumlah masalah kesehatan berikut ini:
Perjalanan udara, terutama yang berlangsung dalam waktu lama atau dilakukan secara rutin, sering kali membawa dampak bagi kesehatan. Bagi sebagian orang yang kerap bepergian, dampak ini mungkin terasa sepele, namun jika diabaikan, bisa berujung pada masalah kesehatan serius.
Salah satu dampak negatif yang paling umum dialami karena perjalanan udara adalah jet lag. Hal ini terjadi ketika seseorang berpindah ke tempat dengan zona waktu berbeda, sehingga ritme sirkadian tubuh dan jam internal berubah. Efek yang muncul dari jet lag ini termasuk sulit tidur serta rasa lelah. Seseorang juga mungkin mengalami kecemasan, sakit kepala, mual, dan masalah perut.
-
Apa dampak penerbangan luar angkasa terhadap tubuh? Dampak ini meliputi perubahan dalam ekspresi gen yang terkait dengan peradangan, penuaan, dan homeostasis otot yang menunjukkan adaptasi tubuh terhadap lingkungan antigravitasi dan radiasi di luar angkasa.
-
Gimana traveling bisa jaga kesehatan? Dengan mengikuti beberapa tips tertentu, traveling bahkan bisa menjadi investasi untuk umur panjang.
-
Apa saja tips mengatasi takut naik pesawat? Berikut ini beberapa di antaranya yang bisa Anda terapkan.
-
Bagaimana cara mengatasi telinga sakit saat naik pesawat? Cara mengatasi telinga sakit saat naik pesawat perlu diperhatikan. Sebab, kondisi ini seringkali dialami oleh penumpang ketika melakukan perjalanan via transportasi udara.
-
Kenapa banyak orang takut naik pesawat? Menurut para pakar dan psikoterapis, takut naik pesawat terbang bukan jenis kecemasan yang tak mungkin diatasi.
-
Kenapa telinga sakit saat naik pesawat? Telinga sakit ketika naik pesawat dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara antara bagian dalam telinga dan luar tubuh.
Walau begitu, masalah kesehatan yang mungkin dialami tidak hanya jetlag saja. Berikut adalah tiga masalah kesehatan yang umum dialami oleh penumpang pesawat, beserta cara-cara untuk mengatasinya.
1. Trombosis Vena dalam (Deep Vein Thrombosis, DVT)
Salah satu risiko kesehatan utama bagi penumpang yang sering melakukan perjalanan panjang adalah trombosis vena dalam atau DVT. DVT adalah penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh vena, umumnya di kaki. Ketika duduk dalam jangka waktu lama di kursi yang sempit tanpa banyak bergerak, sirkulasi darah dapat terganggu dan risiko penggumpalan meningkat. Hal ini diperparah dengan dehidrasi akibat udara kering di dalam pesawat yang membuat darah menjadi lebih kental.
Gejala DVT meliputi nyeri, pembengkakan, dan rasa berat di area kaki, terutama di betis. Kondisi ini sangat berbahaya jika bekuan darah bergerak ke organ vital seperti paru-paru, yang bisa menyebabkan emboli paru.
Cara Mengatasi DVT: Untuk mencegah risiko DVT, penting bagi penumpang untuk melakukan peregangan dan berjalan-jalan di lorong pesawat setiap satu hingga dua jam. Memutar pergelangan kaki dan menggerakkan jari-jari kaki juga membantu menjaga sirkulasi. Selain itu, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum air secara teratur dan hindari minuman berkafein atau beralkohol yang bisa memperparah dehidrasi.
2. Infeksi Virus
Pesawat merupakan ruang tertutup yang memperbesar risiko penularan infeksi virus, terutama flu atau demam. Penumpang di ruang sempit ini saling berbagi udara yang bersirkulasi, sehingga risiko paparan virus meningkat. Virus dapat menyebar melalui batuk, bersin, atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi seperti sandaran tangan dan meja makan.
Menurut sebuah laporan, “Penumpang bisa menyebarkan virus ini melalui batuk, bersin, atau sentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi seperti armrest atau meja.” Situasi ini membuat infeksi virus lebih mudah menular dan menjangkiti orang yang berada di dekatnya, khususnya dalam penerbangan penuh.
Cara Mencegah Infeksi Virus: Untuk mencegah infeksi virus, gunakan masker selama penerbangan, terutama dalam kondisi padat penumpang. Hand sanitizer atau tisu pembersih juga berguna untuk membersihkan tangan dan permukaan yang sering disentuh. Menghindari menyentuh wajah dan rutin mencuci tangan adalah langkah penting lainnya untuk mengurangi risiko tertular virus.
3. Stres dan Kecemasan
Selain masalah fisik, stres dan kecemasan sering menjadi masalah bagi mereka yang sering bepergian. Penumpang sering kali merasa tertekan oleh suasana bandara yang ramai, kursi yang sempit, durasi penerbangan yang panjang, dan suara bising di sekitar. Perubahan tekanan udara saat pesawat lepas landas dan mendarat juga bisa memperburuk tingkat stres.
Perubahan tekanan udara yang terjadi ketika landing dan takeoff juga bisa menjadi penyebab stres. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu rasa cemas yang berlebihan serta mengganggu pengalaman penerbangan.
Cara Mengatasi Stres dan Kecemasan: Ada beberapa cara untuk mengurangi stres saat terbang. Mendengarkan musik yang menenangkan atau meditasi singkat sebelum dan selama penerbangan dapat membantu tubuh merasa lebih rileks. Memanfaatkan waktu untuk tidur atau membaca juga bisa membantu mengalihkan perhatian dari lingkungan yang tidak nyaman. Jika Anda merasa stres saat berada di ketinggian, mengatur napas dalam dan perlahan bisa meredakan ketegangan.
Ketiga masalah ini dapat berdampak signifikan bagi mereka yang sering melakukan perjalanan udara, namun dapat diantisipasi dengan beberapa langkah sederhana. Memperhatikan kondisi kesehatan tubuh dan menerapkan cara-cara di atas akan membuat perjalanan lebih nyaman dan aman. Jangan biarkan masalah kesehatan ini merusak pengalaman penerbangan Anda—kenali risikonya dan cegah sebelum terjadi.